Ternyata Zeva sudah benar-benar menyerah, tak sanggup dengan semua perlakuan Yoga, berulang kali Zeva berusaha untuk menyudahi hubungannya, tapi Yoga selalu mengancam dan membuat Zeva ketakutan.
Sampai pada akhirnya, malam hari pukul 19:25 Yoga datang bersama keluarga besarnya untuk melamar Zeva.
Semua sudah berada di ruang tamu kedua belah pihak keluarga.
"Kedatangan saya kesini bersama keluarga untuk meminang putri bapak Zevanya, untuk dapat bersama dengan putra saya Prayoga" sambutan dari Ayah Yoga.
"Terima kasih atas kedatangannya, saya disini sebagai Ayah dari Zevanya, menyerahkan seluruhnya kepada putri saya Zevanya" sambung Ayah Zeva
"Bagaimana nak Zeva, apakah bersedia untuk menerima lamaran dari putra saya?" Tanya Ayah Yoga.
"Bismillah.. in sya Allah, saya menerima asalkan Ayah dan bunda ikhlas dan ridho" jawab Zeva yang sudah berada diantara mereka.
"Bagaimana Pak Bu?" Sambung Ayah Yoga.
"Bismillah.. in sya Allah saya Ridho" ucap ayah dan bunda Zeva.
Akhirnya mereka bertunangan, dan bertukar cincin.
Setelah pertunangan malam itu, perlakuan Yoga semakin menjadi dan semakin berani, bahkan karena merasa Zeva adalah tunangannya, dia selalu menjadikan alasan untuk mengajak Zeva berkunjung ke rumah saudara Yoga, padahal itu hanya alasan agar Yoga bisa melakukan hubungan seks tanpa diketahui oleh keluarga Zeva.
"Aku mohon.. hentikan semua ini, aku akan memberikan mu lagi nanti saat kita sudah resmi menikah" ucap Zeva
"Ya apa bedanya nanti dan sekarang, sama saja" jawab Yoga tetap memaksa.
Saat ini Zeva dan Yoga sedang menginap di rumah nenek Yoga dan malam ini kebetulan nenek Yoga sedang ada pengajian dan mereka di rumah hanya berdua.
"Aku ga mau.. ini rumah nenek kamu" mohon Zeva
"Ya kenapa" ucap Yoga sambil menarik Zeva.
Yoga menarik Zeva ke ruang tengah, dimana ruang tengah dan ruang tamu hanya dibatasi lemari.
Yoga mendorong Zeva ke tembok dan memaksa untuk tetap melayaninya, tak bisa menolak lagi mereka pun akhirnya melakukannya.
Tiba-tiba lampu mati dan terdengar suara dari pintu.
"Assalamualaikum.. Ka.." salam nenek Yoga
Yoga dan Zeva langsung bergegas dan Yoga menarik Zeva untuk lari ke kamar mandi sambil membawa pakaian dalam yang sudah terlepas.
"Iya nek.. saya lagi ambil korek di dapur" jawab Yoga sambil memakai celananya.
"Oh iya, ini lilinnya di depan ya" sambil neneknya duduk di ruang tamu.
"Dek Zeva dimana?" Tanya nenek kembali.
"Ini nek saya dikamar mandi" jawab Zeva berteriak.
Jantung Zeva sangat berdebar-debar, karena merasa ketakutan.
Zeva pun di jemput menggunakan lilin oleh Yoga dan mereka duduk di ruang tamu sambil menunggu listrik hidup kembali.
"Dek Zeva, malam ini tidur bersama nenek ya di kamar nenek" ucap nenek Yoga.
"Yoga biar di kamar sebelah atau dimana saja dia mau" sambung nenek
"Iya nek.." jawab Zeva.
Saat malam tiba, nenek sudah tidur lebih dulu.
Karena merasa hasratnya tadi belum tersalurkan penuh, lagi-lagi Yoga menarik Zeva saat hendak masuk kamar.
"Ayolah sayang" sambil menarik tangan Zeva.
"Kamu udah gila, tadi saja hampir ketahuan" jawab Zeva berbisik marah.
"Nenek udah tidur.. ayo ke kamar mandi" sambil menarik Zeva.
"Aku ga mau" Zeva membentak.
Tak menghiraukan Yoga tetap menarik sambil membawanya ke kamar mandi dan akhirnya Yoga pun menyalurkan seluruh hasratnya di kamar mandi.
Zeva sangat kesal dan sudah muak dengan semua ini, tapi Zeva tidak bisa berbuat apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ku Relakan Segalanya.!!
RomanceAku sudah jatuh cinta sejak pertama kita bertemu. Apakah itu pertanda kaulah jodohku. Entah..