Apa?

11 2 0
                                    

Terik matahari menyengat.
Air mineral di saku tas jadi terasa hangat.
Tubuh mulai lelah di penuhi keringat.
Tapi kali ini, jangan dulu turunkan semangat.

Maju, kita tonggak suara
Untuk mereka yang tak bisa berbicara
Kita garis depan
Untuk mereka yang tak bisa berjalan.
Negerimu buka dagelan, bukan pula lahan perdagangan.
Negerimu perlindungan, untuk siapapun yang mengharap perdamaian.
Mereka ibumu, tetanggamu, kekasihmu,saudaramu, bahkan kamu.
Lantang, benar tegguh berpegang.

Lawan!
Bersama kita hadapi segala bentuk ketidakadilan.
Satukan energi, salurkan aspirasi.
Sadarkan wakil rakyat yang kehilangan akal sehat.
Atau jika perlu paksa turun dari apa yang di jabat.
Sebab tak lagi becus mengurusi rakyat.

Tumpas, sudah bukan waktunya kita diam
Rampas, sudah waktunya mengambil hak yang dibungkam
Mereka wakil rakyat
Bukan yang justru menyayat.
Mereka diberi kursi bukan untuk berdadan dengan dasi sembari berkoalisi bagaimana menyesap negeri.

Jangan ada lagi intimidasi.
Hukum bukan untuk di kerdili.
Rakyat butuh kebebasan berekspresi.
Bangunkan lagi semangat reformasi.
Rakyat memegang kekuasaan tertinggi di negeri yang katanya menganut sistem demokrasi.

—Rahmad Arisandi
Medan, 24 September 2019
—Arti Rabiyatul Adwiyah
Bima, 24 September 2019

Random WriteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang