Arogan, jika dikatakan bagaimana sikapnya ketika memandang manusia lain. Merasa seakan tak ada siapapun yang membuat kepalanya menunduk segan, beranggapan bahwa Ia lah si penantang penguasa alam.Membenci Roman, karena kenyataannya tak semua bocah sekolah menengah pertama tertarik akan bait-bait puisi apalagi kalimat-kalimat puitis yang mengocok perut. Menurutnya Roman terlalu kolot, gadis mana yang bisa kenyang hanya karena oraksi madunya.
Apalagi Dilan, selain menganggap karakter itu sok ganteng dan seakan punya kesempurnaan yang menyilaukan hati, Dilan tak lain halnya seperti seorang pemain wanita gadungan. Menebar sari pada setiap mahkota kembang yang ditemui seperti seekor lebah.
Pemuda jangkung yang kerap disapa Dana oleh banyak orang itu bergidik jijik, mengingat penggalan dialog antara Dilan terhadap Milea yang sempat membuat dunia gonjang-ganjing karena dianggap terlalu manis dan membuat siapapun yang mendengar akan meleleh layaknya es yang mencair.
Jika dari prespektif Dana, konotasi manis yang tepat mungkin adalah 'memuakkan'. Ya, si Dilan pemilik lagak paling memuakkan bagi Dana. Demi apapun Ia berjanji tidak akan pernah mengikuti jejak dua karakter film yang jadi idaman setiap Hawa.
Lupakan perkara ketidaksukaan Dana terhadap karakter tampan dan idaman diatas, beralih pada situasi yang kini tengah Dana nikmati diatas kapal, bersama Riyan. Keduanya duduk di dekat pembatas kapal, memandang jauh ke hamparan luas tak berujung yang ditutupi selimut malam, mengundang kecupan-kecupan yang diberikan angin laut, bintang-bintang yang menyapa dengan sinar yang bisa dikatakan cukup indah, malam itu.
"Masuk ke dalem aja, disini dingin." Dana berujar, membenarkan posisi kepala yang kini tengah bersandar di bahu nya, sedang di pemilik kini tengah memejamkan matanya, mencoba mengalihkan rasa pusing juga mual yang sejak tadi jadi sumber keluhannya.
Riyan mabuk perjalanan, Dana paham betul bahwa sahabat karibnya ini tidak punya bakat untuk jadi orang berada, kenyataannya saja sekarang mabuk hanya karena bau air conditioner dan bau bahan bakar solar. Riyan pernah berjanji jika Ia sukses nanti Ia tak akan pernah membeli mobil, apalagi memasang AC untuk rumahnya. Mengingat itu Dana terkekeh kecil, Riyan terlalu menggemaskan terkadang, Dana sering takjub akan pola pikir sang sahabat itu.
"Gak ah, gak kuat jalan gue. Takut tumbang." Suara lirih yang syarat akan lelah itu membuat Dana ikut meringis, tak tega melihat temannya yang terlihat sakit. Meski di sisi lain hatinya, Ia menyukai bagaimana keadaan mereka sekarang.
Riyan bersandar di bahunya, tangannya yang diam-diam merangkul pinggang Riyan dengan alibi tak mau sang sahabat jatuh, dihiasi dengan godaan udara malam yang dengan senang hati menyugar rambut keduanya. Ditambah dengan pemandangan laut malam yang bisa dibilang menarik, meski masih kalah indah dengan sang sahabat. Tentu saja.
Jangan sampai Riyan tahu bahwa Dana mensyukuri sakitnya Riyan.
"Ada gue. Gue bopong ke dalem, nanti kalo disini lo tambah sakit, masa mau liburan lo malah tepar." Dirasa kepala itu menggeleng pelan, menandakan usulan yang sebelumnya Ia ajukan ditolak untuk kesekian kalinya.
"Gak mau, gue disini aja sama lo. Tidur disini lebih nyaman." Riyan menepuk dada Dana pelan, kemudian kembali menyamankan kepalanya disana. Entah sengaja atau Ia tidak punya maksud apa-apa, tangan Dana yang bebas Ia genggam. Membuat sang pemilik menggumam kebingungan.
"Tangan lo anget." Ujar Riyan seakan mengerti bahwa sang sahabat meminta penjelasan, perjalanan selama kurang lebih satu jam itu akan Ia lewati dengan tidur dengan posisi itu, berharap dengan begitu Ia akan sembuh.
Dana tersenyum kecil, mengambil alih genggaman hangat itu. Makin mengeratkan rangkulannya pada pinggang Riyan, kemudian mengusap ibu jari Riyan yang Ia genggam, seakan dengan begitu kehangatan yang Ia punya akan tersalur dengan baik pada Riyan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[12]Petal Fortune 🌼 - Hyunjin x Changbin √
Fiksi Remaja[COMPLETE] Hampir seluruh dari anak cucu Adam dan Hawa sering terjebak dalam hubungan "friendzone". Klasik memang, dan mungkin terkesan mainstream dan membosankan. Tapi disetiap cerita punya masalah tersendiri, yang terkadang jarang sekali dialami...