09 • Following

77 20 10
                                    

Seora berdiri di dekat halte dan menunggu bus yang datang. Matanya terfokus pada ponselnya. Ia sedang sibuk membalas pesan dari Yeonjun.

 Ia sedang sibuk membalas pesan dari Yeonjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pfft

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pfft.."

Seora menahan tawanya saat saling mengirim pesan dengan Yeonjun.

"Woi.. ga mau naik?"

Seseorang membuat Seora mendongkakkan kepalanya.

"Huh.. that's annoying guy.." gumam Seora sembari naik ke bus dengan berat hati.

"Gimana hari pertama di sekolah? Kim Seora?" tanya pria yang tak lain adalah Soobin itu.

Soobin memilih untuk berdiri berdampingan Seora, membuat perbedaan tinggi antara keduanya terlihat cukup jelas.

     

"Ih.. itu ulzzang couple ya?"

"Kayaknya iya.."

"Imut banget sih mereka.. yang satu tinggi gitu yang satu pendek."

"Keliatan bener bedanya wkwkwk.."

"Sumpah gue gereget loh!!"

     

Begitulah bunyi bisikan yang terdengar jelas oleh Soobin dan Seora.

"Berdiri jauh-jauh dari gue atau duduk aja bisa?" bisik Seora dengan nada penuh penekanan.

"Gue ga mau tuh," tolak Soobin.

"Hmph!!"

    
    
 
 
 
 
 
 
 
  
     

TTEEEEETT

    

Seora memencet bel kecil yang tersedia di bus dan berhenti di halte terdekat.

"Cowok nyebelin!" gerutu Seora sebelum turun dari bus.

  

    

Seora memilih untuk berjalan kaki, kembali ke rumahnya. Jarak dari tempat Seora bertapak cukup jauh dari tempatnya tinggal.

"..."

"Bisa ngga? Ngga usah ngikutin gue?"

Seora berbalik dengan cepat saat tiba di tepi jalan di depan zebra cross, membuat Soobin yang sendari tadi mengikutinya dalam diam terperanjat dan mengelus dada.

"Kaget anjir gue!" batin Soobin dalam hati.

"Gue ga ngikutin lo, lo ya kegeeran," sahut Soobin membuat Seora berdecak sebal.

"This fucking boy like a shi---."

"Woi santai.. mau mati?"

Soobin menarik Seora ke sisinya ketika gadis itu melangkah maju hendak menyeberangi jalan melalui zebra cross saat lampu penyeberangan masih merah.

"Apaan sih pegang-pegang?! Mesum ya?!" ketus Seora sambil melepaskan tangan Soobin dari lengannya.

"Udah diselamatin juga," gerutu Soobin.

"Gue harus bilang gomawo, thanks, arigato, danke, merci, gracias, dank je, grazie, syukron, xie xie, sas efharisto, danyavad, salamat, kap khun, terima kasih gitu, ngga kan?"

Seora berkata ketus kemudian berlari ke seberang jalan saat lampu penyeberang berwarna hijau, meninggalkan Soobin yang terdiam di seberang jalan.

"She's unique.."

     

   

to be continued.

Maaf diriku lama up book ini, sibuk banget soalnya, tugas numpuk, presentasi numpuk, masalah numpuk, masih mabim juga, jadi maaf banget ya ㅠㅠㅠ

netijen : pendek banget thor!! turunkan author!!

miannnnnnnnnnn

ngomong-ngomong soal part Following ini, kalian bisa follow ig aku wkwkwk unamenya erptr_

Tinggi • SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang