02 • Kimbab and Cola

782 188 69
                                    


    
   
  
  
  
 
 
 
    
   
  

Seusai membersihkan diri, Seora keluar dari kamarnya sembari mengeringkan rambutnya dengan hairdryer listrik miliknya. Terlihat Yeonjun sedang duduk di ruang keluarga dengan mata yang terfokus pada ponselnya.

"Kak.." panggil Seora.

Yeonjun menoleh tanpa menyahut.

"Kenapa?" tanyanya kemudian.

"Itu kulkas isinya cuma minuman semua apa? Seriusan?" Seora menatap Yeonjun bingung.

"Ho oh.. kenapa? Lo mau makan?" tebak Yeonjun.

"Yas.. gue laper banget.." keluh Seora.

"Ya udah, pesen makanan aja sama koki yang ada di baw---."

"Ga usah," tolak Seora cepat.

"Tadi lo bilang laper, kenapa ngga usah?" heran Yeonjun.

"Gue ga mau ngerepotin orang, gue ke minimarket aja," ucap Seora sembari mengenakan sepatunya di beranda.

"Mau gue anterin?" tanya Yeonjun.

"Gue bisa sendiri, gue bukan anak kecil, ngerti?" Seora menatap Yeonjun tajam.

"Okay.. ngga usah melototin gue kek gitu juga, gue abang lo, ngerti?" Yeonjun balik menatap Seora tajam.

"..."

    

    

Seora berjalan menyusuri tempat khusus pejalan kaki dengan gontainya sembari menikmati keramaian kota Seoul.

Kakinya kemudian melangkah, membawanya naik menuju jembatan penyeberangan. Seora menuju ke daerah Seoul yang mulai agak renggang dari keramaian dan menemukan minimarket yang di depannya terdapat sebuah taman bermain kecil.

Seora masuk ke dalam minimarket tersebut dan berjalan menuju rak makanan ringan. Ia mengambil beberapa kimbab segitiga dan dua botol cola.

Setelah membayar belanjaannya, Seora berjalan menuju taman bermain yang ada di depan minimarket dan duduk di salah satu ayunan yang ada.

"..."

Seora memakan salah satu kimbab yang dibelinya tadi dalam diam, sampai pada saat seseorang menghampirinya dan berdiri di hadapannya.

Seora mendongkakkan kepalanya, menatap pria dengan tinggi tubuh yang melampaui tinggi tubuhnya itu.

"Maaf, tadi ini lo lupa ambil kembaliannya," ucapnya sopan.

"Ambil aja gapapa," jawab Seora tanpa menatap pria itu.

"Maaf, gue ga bisa nerima ini uang," tolaknya. Bagaimana tidak? Kembalian Seora tidak dalam jumlah yang sedikit.

Seora menatap pria itu lagi.

"Kasih aja ke yang membutuhkan, tunawisma misalnya.." ucap Seora lagi.

"Ah.. baiklah.. maaf udah ganggu.."

"Gue kembali kerja dulu," lanjutnya tanpa dapat respon dari Seora.

Tak berapa lama kemudian, ponsel Seora bergetar, seseorang menghubunginya.

"Nomor tak dikenal?" batin Seora dalam hati sembari mengangkat panggilan tersebut.

   
    
    

"Siapa?!" tanya Seora dengan nada ketus.

"Santuy.. ini gue, Yeonjun."

"Kak Yeonjun? Dapet nomor gue dari mana?!" tanya Seora dengan nada penuh selidik.

"Nyokap lo."

"Oh.. then, ada keperluan apa nelfonin gue?"

"Lo dimana?"

"... gatau.."

"Lah, lo jalan kok ga tau lo dimana?"

"Ya mana gue tau, gue asal jalan aja, lagian belom ada sehari gue di sini."

"Ck! Ntar lo ilang gue yang dimarahin bokap gue bocah.. ya udah, aktifin lokasi lo, ntar gue lacak pake nomor ponsel lo."

"Oke."

    
   
    

Seora menjawab singkat kemudian mengakhiri percakapannya dengan Yeonjun. Tak lupa ia mendengarkan kata Yeonjun untuk mengaktifkan lokasinya.

Setelah menunggu sekitar 15 menit lamanya, seorang pria dengan motor sport yang dikendarainya berhenti tepat di depan Seora. Pria itu membuka helm-nya dan membenarkan surainya.

"Jauh banget sih lo main, naik taksi?" tanya orang yang tak lain adalah Yeonjun itu.

"Jalan kaki," sahut Seora pelan.

"Lumayan savage juga ya lo, udah.. naik!" titah Yeonjun.

"Mau kemana?" tanya Seora.

"Cafe temen gue, sekalian katanya lo mau makan," jawab Yeonjun.

"... ya udah tunggu bentar."

Seora berlari kecil ke arah minimarket kemudian masuk ke dalamnya.

"Ada yang perlu saya ban---."

Pekerja paruh waktu itu tak jadi menyelesaikan kalimatnya.

"..."

Keduanya bertatap dalam diam.

"Gue ga bisa abisin belanjaan gue, ambil ini.." ucap Seora sembari menyerahkan dua buah kimbab segitiga dan sebotol cola.

"Apa? Tapi---."

"Gue cabut dulu.. semangat ya kerjanya."

Seora menunjukkan senyum khasnya yang begitu tulus untuk pertama kalinya setelah menapak di Seoul hari itu.

Pekerja paruh waktu itu menatap sekilas pemberian Seora kemudian menatap Seora yang sedang bercengkrama sebentar dengan Yeonjun sebelum naik ke bagian belakang motor sport tersebut.

"..."

"Ya! Alba! Berhenti melamun dan lanjutkan pekerjaanmu!" tegas pemilik minimarket.

"Ah, baik. Maaf.."

   

   

to be continued.

Hayo dia siapa hayoooo🙈🙈🙈🙄

Hayo dia siapa hayoooo🙈🙈🙈🙄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tinggi • SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang