19

1.9K 165 5
                                    


Sepulang dari kampus naeun berhenti disalah satu supermarket, kebetulan kulkas sudah kosong, jadi naeun berencana untuk memenuhi kulkas, troli naeun sudah penuh, sekarang saatnya bayar belanjaannya.

Pada saat naeun sedang menunggu belanjaannya di hitung mbak mbak kasir, tiba tiba ada yang menepuk pundak naeun dari belakang

“mbak naeun” katanya, naeun menoleh, dan terkejud siapa yang memanggilnya

“siyeon” itu siyeon guys,  mantannya renjun dan gebetannya jisung

“hehe iya mbak” naeun menggaruk tengkuknya yang jadi gatal “mbak apa kabar”

“mbak baik, kamu apa kab-“ “mbak totalnya 200 ribu” omongan naeun tiba tiba dipotong oleh mbak mbak kasirnya, naeun memberikan memberikan uang lembaran 100 dua lembar pada mbak mbak kasirnya, dan mengambil plastik belanjaannya.

Naeun menunggu siyeon sampai selesai melakukan pembayaran belanjaannya, kan gak sopan langsung ninggalin siyeon gitu aja, walaupun siyeon udah putus sama renjun, dan putusnya itu secara gak enak, tapi naeun tetap menjaga hubungan antara mereka, semua juga gitu kok, mantannya jeno aja, masih suka curhat sama naeun.

Setelah selesai membayar minuman nya, siyeon menghampiri naeun.

“kamu tinggal disekitaran sini” Tanya naeun saat siyeon udah ada didepan dia

“nggak mbak, kebetulan aku lagi cari kerjaan disekitaran sini” kata siyeon

“kita kerumah mbak aja yuk, kebetulan rumah mbak deket sini, biar enak ceritanya” kata naeun menawarkan, karena sebetulnya dia ingin tau banyak tentang naeun, apa lagi mendengar penjelasan jeno kemaren di kafe, ditambah fakta yang diungkapkan chenle, siyeon menyetujui ajakan naeun, mereka berdua berjalan ketempat mobil naeun parkir.

…..

Disinilah mereka sekarang dirumah naeun, duduk disofa dengan dua jus jeruk didepan mereka, setelah sampai rumah tadi naeun meletakkan belanjaannya didapur dan membuatkan dua jus jeruk untuknya dan siyeon.

“Jadi gimana, tadi katanya nyari kerja, udah dapat belum” kata neun membuka percakapan

“udah mbak, jadi pelayan kafe dekat supermarket yang tadi” kata siyeon sambil meminum jus jeruknya

“maaf ni ya, mbak dengar orangtua kamu hampir bangkrut ya” kata naeun ragu ragu, takut ucapannya menyakiti orang lain.

"iya mbak, makanya sekarang aku kerja, untuk kebutuhan aku sama tambahan uang kuliah” kata siyeon

“orang tua kamu” Tanya Naeun lagi

“setelah usaha yang ada disini anjlok, papa jual rumah yang disini untuk nutupi sebagian hutang perusahaan, sekarang mereka udah pindah ke padang, untuk mulai usaha baru” kata siyeon lagi

“terus kamu tinggal dimana”

“sekarang aku tinggal di apartemen  kecil, lumayanlah bisa tempat neduh, makanya aku harus kerja mbak untuk kebutuhan aku disini, minta ke papa mama gak mungkin, mereka juga lagi krisis ekonomi, berhenti kuliah juga sayang, aku masih pengen kuliah mbak” kata siyeon panjang lebar
Sebenarnya mendengar kisah siyeon, membuat naeun sedikit iba, tapi dia tidak boleh melupakan satu fakta tentang cewek seperti apa siyeon sebebenarnya

“mbak turut prihatin ya, sama semua yang terjadi” siyeon mengangguk sambil tersenyum mendengar naeun

“emang, mbak gak benci sama siyeon” Tanyanya

“eh, benci kenapa”

“siyeon kan udah putus  sama renjun, dan itu karena siyeon-” siyeon menggantungkan ucapannya, dia yakin tanpa dia kasi taupun naeun pasti sudah tau, karena renjun selalu bercerita pada naeun.

“itukan dulu, sekarang ya sekarang, lagian itukan permasalahan remaja”

“siyeon minta maaf ya mbak” kata siyeon mengambil tangan naeun untuk digenggam

“jangan minta maaf sama mbak, minta maaf sama renjun, kan ini masalah siyeon sama renjun” kata naeun tersenyum teduh sambil mengelus punggung tangan siyeon.

Naeun menghela nafas “tapi ingat, siapapun nanti yang akan jadi pacar siyeon, jangan kaya gitu lagi ya” kata naeun memandang mata siyeon

Siyeon mengangguk tersenyum dan memeluk naeun “mbak adalah orang yang paling baik. Yang pernah siyeon temui” katanya, sambil melepaskan pelukannya pada naeun, naeun tersenyum, dia mengatakan itu hanya karena naeun tidak ingin dikisah cinta pertamanya, jisung menjadi pihak yang tersakiti.

“mbak, siyeon mau pulang dulu ya, udah hampir sore” kata siyeon sambil berdiri, naeun ikut berdiri dan mengantar siyeon kepintu depan, pada saat naeun dan siyeon ingin membuka pintu, tiba tiba pintu terbuka dan menampakkan siluet jisung, yang masih memakai pakaian sekolahnya

Jisung dan siyeon sama sama terkejut “loh jisung kok disini” kata siyeon

“kak siyeon, kok bisa” kata jisung menatap naeun meminta jawaban

“tadi mbak kebetulan ketemu disupermarket, yaudah sekalian mbak ajak kesini” jelas naeun pada jisung

“sejak orangtua jisung udah gak ada, jisung memang tinggal disini, biar ada yang ngurusin jisung karena mbak sama jisung juga udah-” naeun sengaja menggantung ucapannya dan melihat reaksi jisung, jisung terlihat gugup sekarang, matanya menatap naeun seolah mengatakan -jangan katakan jangan katakan- “adik kakak” naeun masih manatap jisung dan wajah jisung berubah, entahlah naeun tidak bisa mendeskripsikannya, dan beralih menatap siyeon “aku dan jisung sudah seperti adik kakak, orangtua mbak juga udah anggap jisung sebagai anaknya sendiri, makanya jisung tinggal disini” ucap naeun tersenyum, siyeon mengangguk tanda mengerti.

Sedangkan jisung mendengar penjelasan naeun, ada rasa sedih dan ada rasa senang, jisung juga tidak mengerti mengapa dia merasa sedih ketika naeun mengatakan mereka hanya adik kakak, tapi rasa sedihnya tergantikan rasa bahagia karena siyeon tidak tau hubungan mereka yang sebenarnya, jadi jisung bisa melangsungkan acara mari -berpedekate-nya.

“kak siyeon mau pulangkan, jisung anter ya” katanya pada siyeon

“tapi ji, kamu baru sampai, tadi katanya abis latihan basket, istirahat dulu, mbak bisa minta tolong pak kim antar siyeon” kata naeun

“gak papa kok mbak, bentar doang ya, abis itu ji langsung pulang, gak kemana mana lagi, boleh ya mbak” bujuk jisung agar diijinkan mengantar siyeon, siyeon mah gak nanggepin apa apa, karena sebenarnya dia senang jika jisung yang mengantarnya, lumayanlah irit ongkos.

“yaudah, boleh”

“ye, makasih mbak” saking senangnya jisung, jisung tanpa sadar mengecup pipi naeun didepan siyeon. Didepan gebetan coi, lo ngecup pipi perempuan lain, bukan hanya itu dari tadi jisung merengek pada naeun di depan siyeon, sekali lagi dia merengek di depan gebetannya pada kakaknya, ya begini kalau bayi terlalu cepat suka sama perempuan gak jaga imeg depan gebetan.

“yu kak” ajak jisung pada siyeon, yang langsung diangguki siyeon

“mbak,  siyeon pulang dulu ya”

“iya” jawab naeun, naeun mengantar siyeon dan jisung sampai depan, pada saat jisung dan siyeon udah mau pergi, naeun melambaikan tangannya pada siyeon

“hati-hati, jangan ngebut ji” naeun memperingati jisung.

…………tbc……………….

My Life X Jisung ParkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang