part 7

531 53 8
                                    

"Kamu memang hebat sayang.."

"Jelas dong,aku bahkan gak nyangka kalo dia secepat itu jatuh hati sama aku.."

tawa dan seringaian menghiasi keduanya,di dalam ruangan gelap yg hanya dihiasi satu sorot lampu membuat wajah mereka terlihat samar

"Tapi kita harus tetap berhati hati bocah satu itu sudah mulai curiga dengan kita berdua.."ujar sosok pria yg kini tersenyum licik

Sosok perempuan disebelahnya tertawa pelan"Kamu tenang aja sayang bocah itu gak akan pernah bisa menjadi penghalang rencana kita"

pria tersebut tersenyum miring sedangkan perempuan tadi menunjukkan ponselnya yang menunjukkan panggilan dari'seseorang' yg menjadi target mereka

"lihat orang yg sedang kita bicarakan sekarang lagi nelpon aku"ujarnya lagi menyeringai

"Kamu harus buat dia bertekuk lutut dihadapanmu karna aku yakin dengan itu semua balas dendam kita tuntas.."

Perempuan tersebut tersenyum penuh smirk lalu mengalungkab tangannya pada leher pria yg berstatus sebagai kekasihnya

"Setelah rencana kita selesai kita akhirnya akan hidup bahagia dan akan aku pastikan tawa bahagianya kini suatu saat akan menjadi tangisan yang mendalam.."

pria tersebut tersenyum puas lalu mengecup bibir kekasihnya itu"kamu angkat telponya dan lanjutkan rencana kita kembali.."ujarnya saat ponsel kekasihnya itu kembali berdering

perempuan tersebut menghela nafad berat"sebenarnya aku jijik setiap liat dia apalagi dekat dia tapi demi rencana ini aku terpaksa melakukanya.."

keluh perempuan tersebut lalu mengangkat telponnya
.

.

.

"Hallo Gre kamu dimana?"Tanya Shani saat akhirnya Gracia menjawab telponnya

"aku di taman belakang kampus kok,kenapa?"

"Tunggu disitu ya nanti aku kesana,aku hari ini mau ajak kamu kesuatu tempat mau kan..?"

"ciee mau ngajak ngedate hm?"

Shani tak bisa menahan senyumnya ketika mendengar ucapan Gracia yang berhasil mendebarkan kembali jantungnya

"Iya tapi kali ini ngedateku itu berbeda dari yang lain.."

"yaudah,aku tunggu ya jangan lama Shani sayang bye.."

Shani terdiam merasakan degub jantungnya berdegub kencang saat Gracia memanggilnya dengan sebutan 'Sayang'

"I-iya bye.."

Shani mengusap dadanya yang terus berdegub kencang bahkan tak bisa dipungkiri jika hatinya berbunga-bunga mendengar panggilan Gracia untuknya

"Kakak mau kemana?"Shani menoleh menatap ke arah Nabilah yang kini sedang duduk di sofa sambil meselonjorkan kakinya

Memang sudah dua hari ini Nabilah kembali kerumah karna dia tidak betah berada dirumah sakit yang notabenenya berbau obat itu

"Ke kampus,kamu gakpapa kan sendiri sebentar disini?soalnya kak Kinal sama Kak ve bakal datang jenguk Kamu.."

Nabilah mengernyitkan dahinya bingung"Ngapain kak?Ketemu kak Gre?"

Shani mengangguk diiringi senyum tipisnya membuat Nabilah seketika terdiam sedangkan Shani mengusap lembut kepala adiknya

"Kakak berangkat dulu ya,kalo ada apa-apa telpon kakak ya.."Ujarnya mencium kening Nabilah lalu berjalan keluar meninggalkan Nabilah yang masih terdiam

"Aku gak akan biarin kak Gre terus dekati kakak.."Gumam Nabilah menggapai Hpnya dan menelpon seseorang yang tak lain adalah Beby

"Hallo kak..."
.

.

.

"Maaf,nunggu lama ya?"

Gracia yang sedang duduk di taman pun menoleh kesamping dan tersenyum menatap Shani yang kini berdiri disampingnya dengan setangkai mawar yang disodorkan untuknya

"Gak kok"Jawab Gracia berdiri dari duduknya lalu menerima mawar yang diberikan Shani

"Kamu beli dimana bunga ini?"

"Nyuri di taman kelas pak yono"Mendengarnya Gracia mencubit pelan pinggang Shani

Shani tersenyum lebar lalu menggenggam tangan Gracia yang kini juga tengah menatapnya"Kamu tau gak?setiap aku ngeliat kamu jantung aku gak bisa berhenti ngedisco lho.."

Gracia terkekeh lalu mengelus pipi Shani lembut"Kalo gitu ayo kita berangkat sekarang"

Shani mengangguk lalu menarik pelan tangan Gracia untuk mengikutinya keluar dari kampus

"Kita naik sepeda gimana?"Tanya shani sedikit ragu membuat Gracia tersenyum lembut

"Ya gakpapa kok,asalkan sama kamu itu semua gak masalah bagiku.."Shani tersenyum lebar ia benar-benar merasa beruntung bisa memiliki Gracia sebagai kekasihnya

Shani pun mulai menggayuh sepedanya dengan membonceng Gracia,tak jarang mereka saling tertawa terutama Gracia yang tertawa ketika mendengar guyonan Shani yang konyol dan lucu

"Kamu tau gak Gre apa cita-citaku?"Tanya Shani disela-sela perjalanannya

"Apa?"

"Memiliki dan membahagia kan kamu"Ucapan Shani sukses membuat rona merah di pipi Gracia yang langsung memukul pelan bahu Shani

"Gombal banget sih kamu,tapi aku tanya serius cita-cita kamu itu apa?"Tanya Gracia sedikit berteriak karna suara bising motor dan mobil

Shani tersenyum simpul menatap jalanan dan menggowes sepedanya dengan cepat

"Jadi dokter supaya aku bisa ngobatin Nabilah dari penyakitnya,Soalnya aku Udah daftar tes beasiswa ke luar negeri jurusan kedokteran.."Jelas Shani membuat Gracia terdiam sejenak

"Itu berarti kamu bakal tinggalin aku sendiri..?

Shani terdiam,menghentikan Sepedanya di depan Gerbang menuju danau lalu menatap Gracia yang kino sudah turun dari sepeda dan juga tengah menatapnya dalam

Senyum simpul menghiasi wajahnya,tanpa berkata apapun Shani menggenggam tangan Gracia untuk ikut dengannya masuk kedalam

"Danau?"Gumam Gracia saat ia dan Shani sudah berada di tepi danau

Shani pun mendudukkan Gracia pada bangku yang ada di tepi danau dan menggenggam tangannya lembut

"Meski suatu saat kita berjauhan tapi kamu harus yakin dan percaya kalo aku gak akan pernah tinggalin kamu karna aku selalu ada di hati kamu.."Ujar Shani dengan manisnya membuat Gracia tak mampu menahan senyum malunya

"Kamu mau kan tunggu aku untuk masa depan kita berdua?"Tanya Shani lembut lalu mengecup lembut punggung tangan Gracia

Gracia tersenyum manis dan membalas genggaman tangan Shani yang menatapnya teduh"Apapun itu aku baka

Dendam &  CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang