Author pov
..
.
"Kemana sih tu anak?adiknya lagi dirumah sakit dia malah nemuin cewek gila itu!" Kesal Beby saat jam sudah menunjukkan pukul 10 malam Shani belum juga kembali
Kini hanya Beby, Kinal dan Viny yang menjaga Nabilah dan berharap agar gadis bergingsul itu tersadar dan siuman tapi nihil,hingga sekarang Nabilah masih juga belum siuman
"Perasaan Gue gak enak Beb.." Ujar Viny mendadak merasa cemas pada keadaan Shani sekarang
"Gue juga" Timpal Kinal"Gue takut terjadi sesuatu sama dia.."Lanjutnya pelan lalu beranjak dari duduknya
"Gimana kalo Gue aja yang nyari Shani sama Viny,dan lo jaga Nabilah disini.gakpapa kan?" Beby mengangguk setuju,meski begitu Shani tetaplah sahabatnya dan ia pun merasakan hal yang sama seperti yang dirasa Viny dan Kinal tentang Shani
Setelah kedua sahabatnya itu pergi Beby pun yang hendak keluar sejenak mendapat telpon dari anak buahnya yang di khususkan menjaga Bank yang didirikan kakeknya
"Hallo ada apa Rino?"
"Maaf boss,kami baru saja terkena musibah.brangkas penyimpanan uang baru saja di bobol maling!"
Deg
..
.
Dengan nafas terengah-engah Shani dan Gracia berlari menjauh dari bank dengan sekantong uang berisi Jutaan uang.keduanya pun berlari memasuki sebuah gang dimana gang itu akan langsung nembus menuju rumah Gracia
Setelah melakukan suatu kejahatan dengan mencuri uang brankas bank dengan akal cerdiknya yang berhasil menyelinap masuk kedalam ruang rahasia dimana brankas tersebut disimpan.
Shani tau ini salah,terlebih bank yang ia curi itu adalah bank milik keluarga sahabatnya Beby dan sekarang dia tidak tau harus bagaimana lagi karna pikirannya terus tertuju pada Nabilah.
Sesampainya dirumah,Gracia langsung mengunci pintu rumahnya dan menutup segala jendela agar tidak ada orang yang mengetahuinya"Makasih!"Seru Gracia memeluk erat Shani
Shani tersenyum lirih membalas pelukan Gracia "sama-sama sayang.." Balas Shani pelan dengan perasaan gelisah yang terus menyelimuti hatinya
"Tapi.." Shani menghentikan ucapannya lalu meraba kalung yang berinsial 'S' yang selalu di pakainya itu tidak berada pada dirinya"Kalung aku ketinggalan disana.."Cemas Shani,karna seingatnya kalung itu selalu bergantung indah di lehernya karna kalung itu adalah pemberian kedua orang tuanya
"Kamu tenang aja lagian kalung itu gak cukup bagi mereka buat dijadiin bukti kan?" Ucap Gracia lembut lali mengusap lembut pipi Shani
"Maaf ya,gara-gara aku kamu harus lakuin sesuatu yang gak seharusnya dilakukan.." Ujar Gracia menangkup kedua pipi Shani dan mengusapnya lembut
Shani tersenyum tipis"Gakpapa kok asal kamu selalu ada di samping aku.."Ujar Shani pelan lalu memeluk erat Gracia yang kini tersenyum puas
"Dasar bodoh" batinnya menyeringai
"Nabilah!" Seolah teringat,Shani langsung melepaskan pelukanya dan melirik jam di tangannya"Aku harus kerumah sakit lagi buat nemuin Nabilah.."
Mendengar nya Gracia pun tersenyum kecil dan mengangguk"Aku ikut ya.."Pintanya
Shani mengernyitkan dahinya sejenak"Kamu yakin?"Tanyanya karna setaunya Nabilah mulai tidak menyukai keberadaan Gracia
Gracia mengangguk yakin diiringi senyum manisnya"Iya,yuk!"Ajak Gracia langsung menarik tangan Shani untuk keluar dari rumahnya
.
