Author pov
"Nabilah..dia kritis Shan!"
Dengan peluh membasahi wajahnya Shani berlari bersama Gracia melewati beberapa orang di koridor rumah sakit dengan jantung yang tak bisa berhenti saat ketakutan terus melanda dirinya
Tepat di depan kamar vip 03 Shani pun langsung membuka pintu dan menghampiri Nabilah yang sedang terbaring dengan wajah pucatnya juga selang yang terpasang di dekat mulut dan hidungnya
"K-kakak..." Lirihannya membuat sesak di dada Shani semakin menjadi.dengan mata berkaca-kaca mendekati Nabilah lalu duduk di tepi ranjang yang Nabilah tempati
"Maafin kakak dek,kakak selaku gak ada disaat kamu membutuhkan kakak.." Nabilah menggeleng mendengar ucapan kakaknya itu sedangkan Beby yang ada diantara mereka sejak tadi terdiam dan melirik sekilas Gracia yang hanya diam di depan pintu
"Kakak gak salah kok,maafin aku ya udah buat kakak khawatir.." Ucap Nabilah lalu tersenyum menunjukkan gingsulnya seolah ia baik-baik saja
Beby berdeham pelan lalu berjalan mendekati Gracia"Gre ikut Gue yuk,ada yang mau Gue bicarain sama lo..."
Gracia melirik bingung Beby yang tampak berbicara dingin padanya namun sedetik kemudian dia mengangguk lalu mengikuti langkah Beby meninggalkan Shani dan Nabilah yang masih terlihat ingin bersama membicarakan sesuatu
Beby menghentikan langkahnya tepat di basement rumah sakit ini dimana banyak mobil terpakir rapi disini membuat Gracia semakin bingung
"Kita ngapain kesini?" Bingung Gracia
Beby tersenyum tipis lalu menyandar pada dashboard mobilnya dan menatap datar Gracia"Shani,dia adalah sahabat yang udah Gue anggap sebagai adek Gue sendiri.."Ujar Beby membuka suaranya menatap Gracia yang ada di depannya
"Nabilah,Shani mereka adalah keluarga Gue.." entah mengapa tatapannya pun menajam pada Gracia
"Dan gak akan pernah Gue biarin seseorang merusak kebahagiaan adik Gue termasuk lo Gracia!"
Deg
Gracia membulatkan matanya,degub jantungnya berdetak kencang,wajahnya lun memucat.dengan gugup dia pun bertanya
"M-maksuk kamu..?"
Beby tersenyum miring"Gak pake pasang topeng lagi deh Gracia, selama ini Gue selalu pikir lo itu yang terbaik buat Gracia tapi sekarang Gue berubah pikiran setelah Gue tau kebusukan lo.."
Gracia mengepalkan tangannya erat"maksud kamu apa sih hah?!"kesalnya semakin membuat Beby tertawa miris
"Dendam,lo bukan mencintai tapi lo membenci Shani karna dendam yang belum tentu benar.."
Kali ini Gracia terdiam mendengar kata demi kata yang dikeluarkan Beby padanya"Kematian bokap lo itu bukan kesalahan Shani,Shania Gracia Alexander!"
Deg
Alih-alin Gracia terkejut namun mendadak dia tersenyum miring dengan tatapan yang meremehkan pada Beby yang kini menatapnya tajam
"Ternyata lo lebih cepat dan peka ya Beb,haha.." tawanya dengan wajah yang sulit diartikan
"Lo gila!lo bakal menyesal karna sudah mempermainkan cinta tulus Shani hanya karna dendam dan benci gak beralas--"
"KEBENCIAN GUE BERALASAN!DIA YANG BUAT KELUARGA GUE HANCUR!DIA BUAT BOKAP GUE MENINGGAL DAN DIA YANG BUAT NYOKAP GUE JADI STRESS,SEANDAINYA DIA DAN KELUARGANYA GAK MAKSA PAPAH BUAT KERUMAHNYA MUNGKIN KEBAKARAN ITU GAK AKAN PERNAH NGERENGGUT NYAWA DAN KEDAMAIAN KELUARGA GUE!"
