Park Jisung as Adek Kelas
"eh, btw itu adek kelas yang namanya Jisung Jisung kece juga ya?" kamu menyikut Suhyun, sahabat dekatmu. kalian berdua memang terpilih menjadi panitia untuk MOS tahun ini. dan sekarang semua murid baru sedang berbaris rapih mendengarkan intruksi dari Ketua Osis.
semua murid baru diperintahkan untuk membuat name tag dengan karton biru ukuran 20×20, disertai foto 3 R dan tulisan nama lengkap, nama panggilan, tempat tanggal lahir, asal sekolah, dan juga asal tinggal. lalu dikumpulkan terlebih dahulu kepada panitia sebelum nanti semuanya akan dipanggil maju kedepan untuk mengambil name tagnya masing-masing.
kebetulan kamu dan Suhyun adalah penanggung jawab bagian tersebut. sehingga kamu bisa dengan leluasa melihat satu persatu orang-orang yang akan menjadi adik kelasmu nantinya.
saat melihat name tag bernamakan, Park Jisung. perhatianmu langsung tertarik penuh pada satu name tag itu saja.
foto lelaki yang ada di name tag itu terlihat sangat dewasa dan imut dalam waktu yang bersamaan. kamu tidak bisa berhenti memandangi name tag atas nama 'Park Jisung' itu.
"Kak, maaf"
kamu yang mendengar suara seseorang langsung tersadar dari lamunanmu. kamu menengadah dan mendapati orang yang sedang kamu pandangi nametagnya itu sekarang berada benar-benar dihadapanmu.
"e-eh, maaf dek. gimana? ada keperluan apa? ada yang bisa kakak bantu?" tanyamu beruntun sedikit gelagap karena gugup.
Jisung terkekeh kecil, "saya mau ambil nametag, kak" jawabnya.
"e-eh, iya. i-ini.." kamu langsung memberikan nametag itu pada Jisung sambil tersenyum kikuk.
Jisung mengangguk dan mengambil nametag pemberianmu sambil tersenyum manis.
kamu yang melihat senyuman manis pria yang berumur lebih muda darimu itu langsung mematung. berbunga-bunga didalam hati.
"makasih, kak. nanti kalau saya perlu bantuan saya minta bantuan sama kakak boleh kan ya?"
Suhyun menyikutmu, kamu yang baru tersadar otomatis meng-iyakan.
"i-iya, dek. semangat yaa" jawabmu linglung.
Jisung kembali terkekeh sambil pergi kembali menuju ke lapangan sekolah, kamu menatap punggungnya yang mulai menjauh.
senyuman tidak bisa terlepas dari bibirmu. Suhyun yang melihat itu semua langsung menggelengkan kepala, prihatin.