24

971 115 8
                                    

Seminggu telah berlalu, Mina sudah diperbolehkan pulang dari rumah sakit sekitar 3 hari yang lalu.

"Kau tidak pergi bekerja lagi?" tanya Mina dengan mata memicing ke arah Jeongyeon.

"Kau belum sepenuhnya sembuh sayang" jawab Jeongyeon sambil menyiapkan peralatan untuk mengganti perban pada luka Mina.

"Lagipula aku kan CEO nya jadi tidak masalah kalau aku tidak masuk beberapa hari" lanjut Jeongyeon sambil tersenyum ke arah Mina.

"Ck..terserah kau saja!" Mina menghela nafas kasar.

Jeongyeon lagi-lagi tersenyum melihat Mina yang nampaknya sedikit kesal padanya.

Kekesalan Mina berawal saat Jeongyeon memaksa dirinya untuk tinggal di rumah pria itu semenjak keluar dari rumah sakit.

"Selesai" pekik Jeongyeon pelan membuyarkan lamunan Mina.

"Lukamu sudah kering dan sepertinya beberapa hari lagi akan benar-benar sembuh" kata Jeongyeon duduk di sebelah Mina.

Mina terdiam dan menatap Jeongyeon.

"Gomawo Jeong, maafkan aku merepotkanmu" kata Mina dengan tulus.

"Apa maksudmu merepotkan? Ini sudah jadi tanggung jawabku sebagai calon suamimu" balas Jeongyeon.

Mina tersenyum mendengar ucapan Jeongyeon tentang 'calon suami' itu. Namun wajah Mina berubah sedikit murung sekarang.

"Kenapa dengan wajah sedih ini?" tanya Jeongyeon sambil mengelus pipi Mina.

Mina menggeleng pelan "Apa menurutmu luka ini tidak berakibat buruk bagiku kedepannya Jeong?"

Pertanyaan Mina membuat Jeongyeon terdiam dan kembali mengingat perkataan dokter mengenai Mina seminggu yang lalu bahwa Mina mungkin tidak dapat mengandung seperti wanita lainnya. Jeongyeon belum memberi tahu Mina lebih tepatnya dia tidak ingin Mina semakin terluka mendengar hal itu.

"Kenapa berpikir begitu? Lukamu pasti sembuh sayang jadi jangan terlalu khawatir ya" Jeongyeon menyunggingkan senyum ke arah Mina.

Mina membalas senyuman Jeongyeon lalu memeluk pria itu dengan cukup erat.

_____

"Jeongyeon tidak datang ke kantor?"

"Iya sajangnim, sudah tiga hari ini Jeongyeon tidak masuk kerja" jawab seorang kepercayaan sekaligus mata-mata Tuan Yoo ayah Jeongyeon.

"Apa kau tau alasannya?"

"Kudengar dari sekretarisnya dia tidak masuk karena merawat kekasihnya yang sedang sakit"

"Sudah kuduga. Baiklah sekarang kau boleh kembali bekerja"

Sepeninggalan orang kepercayaannya tadi Tuan Yoo membuka laci di meja kerjanya dan mengambil sebuah amplop cokelat yang terletak di sana.

"Mari kita lihat apakah kamu bisa mempertahankan wanita itu Nak" kata Tuan Yoo dengan sedikit menyeringai.
.
.
.

Suara dentingan piano yang indah terdengar di indera pendengaran Mina. Gadis itu mencari sumber suara tersebut dan ternyata Jeongyeon lah yang saat ini memainkan piano tersebut.

Mina mendekat dan mendudukkan bokongnya di samping pria itu. Menatap wajah Jeongyeon dari samping yang sedang fokus mematikan piano dengan mata tertutup membuat senyum di bibir Mina tercipta. Jeongyeon belum sadar hingga suara tepukan tangan saat dirinya selesai memainkan lagu tadi membuatnya segera menoleh ke arah gadis tercintanya ternyata saat ini duduk di sampingnya dengan senyum manis beserta gummy smilenya yang imut.

BACK TO YOU ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang