4-Kemakam Ayah Bunda

935 97 28
                                    

Lesti pov
Usia pernikahanku juga Mas Rizki sudah hampir satu bulan, namun tak ada yang berubah, ia belum bisa menerimaku sepenuhnya.

Setelah acara sarapan selesai dan aku selesai membereskan meja makan kini aku pergi kekamar.
Kulihat mas Rizki tengah fokus membaca.
"Mas, mas hari ini liburkan. " Tanyaku yang duduk disampingnya yang tengah membaca buku tentang kedokteran.

"Hmm." Jawabnya menggumam dan tetap fokus.

"Mas mau ikut aku, ke makam Ayah bunda? " Tanyaku sedikit takut.

Ia nampak berpikir sembari menatapku.
"Sekarang? " Tanyanya kemudian.

"Sebisanya mas aja, kalo ga bisa sekarang ya nanti sore gapapa." Jawabku tersenyum.

"Baiklah, bersiap-siaplah. " Jawabnya datar yang kemudian kembali fokus pada bukunya itu.

Aku pun segera bersiap-siap dengan mengganti baju serta sedikit membubuhkan bedak pada wajahku.
"Mas, Lesti sudah siap. " Ucapku padanya.

Ia pun segera menutup bukunya lalu berdiri.
"Yaudah ayo berangkat, pamit ke umi dulu. " Jawab Rizki.

Mas Rizki berjalan didepanku menghampiri Umi yang ternyata tengah berada diruang tamu.
"Mi, iki sama Lesti pamit keluar dulu yah mi, mau ke makam ayah bunda nya Lesti, mungkin nanti sekalian ke mbah kung. " Pamit Rizki.

"Iya, hati-hati, salam buat mbah ya. " Jawab Umi tersenyum

"Iyah mi, kami permisi dulu, Assalamu'alaikum. " Ucap Mas Rizki menyalami punggung tangan Umi.

"Lesti pamit dulu yah mi, assalamu'alaikum. " Ucapku kemudian mencium punggung tangannya.

Setelahnya aku dan Mas Rizki pun segera keluar dan langsung masuk ke mobil Mas Rizki.
"Nanti ke rumah mbah kung juga? " Tanya Mas Rizki sedikit menatapku.

"Iyah Mas, gapapakan, Lesti kemarin ngga mampir soalnya. " Jawabku.

"Iyah." Jawabnya singkat lalu mulai menjalankan mobilnya.

***

Author pov.
Kini Lesti juga Rizki telah sampai di TPU tempat ayah dan bunda Lesti dimakamkan setelah 1 jam dijalan.

Merekapun segera turun dan Rizki berjalan dibelakang Lesti, mengikuti.
Sesampainya dipusara ayah dan bunda mereka segera duduk dan Rizki pun segera memimpin tahlil juga do'a.

Setelah selesai seperti biasa Lesti selalu bercerita kepada ayah dan bunda.
"Assalamu'alaikum yah, bund. "Ucap Lesti tersenyum.

" Sesuai janji Lesti, Lesti hari ini datang lagi, namun Lesti ga sendiri, Lesti kesini bersama suami Lesti, Mas Rizki. "Ucapnya mengusap pusara orangtuanya.

" Assalamu'alaikum yah, bund saya Rizki suami Lesti. "Ucap Rizki.

"Do'akan kami ya yah bund, semoga bisa selalu kuat seperti ayah dan bunda, dan semoga kami bisa setia sehidup semati seperti ayah bunda. "Ucap Lesti tersenyum sembari sedikit menitikan air mata.

" Do'akan apapaun nanti cobaan dalam rumah tangga kami, semoga kami bisa melewatinya bersama -sama. "Sambungnya.

Jujur itu sendiri seperti sebuah sindiran bagi Rizki, ia merasa bahwa Lesti ingin Rizki menanggalkan rasanya pada sang mantan.

" Yah, bund, Rizki memang bukan lelaki baik, dan jujur Rizki memang belum bisa menerima Lesti dihati Rizki, tapi Rizki janji Rizki akan berusaha menjaga Lesti semampu Rizki "Ucap Rizki tersenyum tulus.

Never Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang