Aku kembali dari rumah sakit dengan perasaan sesak. Suamiku dipeluk oleh wanita lain dan itu adalah mantannya. Orang yang kini mungkin masih bermukim dihati mas Rizki.
Sesampainya dirumah aku langsung masuk kekamar dan menumpahkan semua rasa sesakku.
"Hikss... Ya Allah kenapa begitu sakit. " Ucapku mengadu sembari meremas kerudung yang aku kenakan.Sesaat kemudian pintu terbuka dan memperlihatkan sosok mas Rizki. Aku hanya diam.
Ia nampak menghampiriku.
"Aku bisa jelaskan. " Ucapnya membuka mulut dengan nada pelan."Apa yang ingin mas Rizki jelaskan, aku melihatnya mas, wanita itu memeluk mas. " Jawabku menangis dengan suara agak meninggi.
"Dengarkan dulu, dia memang memintaku untuk bertemu, dia hanya bilang jika ia ingin sedikit bercerita tentang masalahnya pada mas, awalnya mas sudah menolak, tapi dia memohon. " Jelasnya dengan wajah gusar.
"Berarti yang tadi pagi menelpon itu dia kan mas. " Jawabku menatapnya tajam.
"Iya, memang Diandra yang menelpon tadi. " Jawabnya tertunduk lesu.
"Lalu kenapa mas bohong, kenapa mas tidak jujur dari awal. " Cecarku yang masih menangis.
"Itu karena mas tak ingin menyakiti hatimu. " Jawabnya lembut.
"Tak ingin melukai hatiku? Lalu tadi itu apa mas apa? Kebohongan mas justru membuat hatiku semakin sakit.Mas masih mencintainya bukan, lalu kenapa mas masih mempertahankan aku. " Ucapku menatapnya tajam.
"Mas tau aku sakit saat mas tak ingin aku layani, tapi aku lebih sakit karena mengetahui fakta jika hati suamiku bukan untukku. " Sambungku sedikit tinggu mencurahkan sesak yang ada didadaku.
"Memang mas masih mencintainya, tapi mas masih waras untuk tidak merusak rumah tangganya. "Jawabnya yang kini sedikit meninggi.
"Kau tahu, mas sendiri pun tersiksa dengan keadaan ini, keadaan dimana seharusnya mas mencintai istri mas, tapi mas justru mencintai wanita lain. " Sambungnya.
"Mas juga tersiksa Lesti, kamu pikir selama ini mas tak berusaha membuka hati untukmu, kamu salah, selama ini mas berusaha untuk mencintaimu namun lagi-lagi hati mas selalu masih terbayang akan sosok Diandra. " Jawabnya lagi.
"Jika mas masih menginginkannya maka aku ikhlas jika mas melepasku, lebih baik aku hidup sendiri daripada bersuami tapi suamiku mencintai wanita lain. " Jawabku pasrah akan takdirku.
"Berhenti bicara omong kosong, takdirku dan takdirnya berbeda Lesti, aku mungkin belum mencintaimu namun aku tidak akan melepaskanmu,tekatku itu satu, aku tidak akan menghianati atau menduakan istriku. " Jawabnya sedikit membentak.
"Jika mas tidak ingin menghianati istri mas, lalu tadi apa? " Tanyaku sedikit meninggi.
"Sudah aku bilang, kau salah paham terhadapku, dia memang memelukku, tapi kemudian aku melepaskan pelukannya, kau hanya melihat saat ia memelukku saja bukan, lalu kau berlari dari ruangan ku. " Jelasnya mencoba membuatku percaya.
"Demi Allah Lesti mas tak ada niatan untuk kembali merajut kasih bersamanya. " Ucapnya melemah memegang tanganku untuk pertama kali.
"Maaf jika kejadian tadi menyakiti hatimu, tapi sungguh mas tak ada niatan untuk itu, bahkan mas tak mengira jika dia bisa seberani itu memeluk mas. "Ucapnya lagi kini dengan lembut.
Aku masih menagis, hatiku masih sakit melihat kejadian tadi.
" Mas mohon percayalah, Diandra itu hanya masalalu mas, dan tak akan bisa menjadi masa depan mas. "Ucapnya menggenggam tanganku.Aku semakin menumpahkan air mataku.
" Maafkan mas, mas janji tak akan menemuinya lagi, apapun alasannya itu. "Ucapnya sembari mengusap kepalaku yang terbalut hijab.Setelah aku sudah sedikit tenang ia kini membawaku untuk duduk di ranjang.
" Sepertinya kita harus introspeksi diri masing-masing terlebih dahulu mas, saling menguatkan hati masing-masing, saling memantapkan hati masing-masing. "Ucapku menatapnya."Maksud kamu? " Tanya Rizki.
"Kita berpisah untuk sementara, sampai kita yakin akan kelanjutan rumah tangga kita. " Jawabku menitikkan airmata.
"Nggak, aku nggak setuju, aku yang akan mengalah, aku yang akan belajar lebih untuk mencintaimu. " Jawab Rizki menggeleng kuat.
"Mas belajar tapi dihati Mas masih ada nama Diandra itu sama saja Mas, kita harus berpisah untuk sementara hingga kita yakin dengan perasaan masing-masing, Lesti tidak bisa hidup dalam rumah tangga yang seperti ini Mas, maaf. " Ucapku yang telah menangis.
"Biarkan Mas yang mengalah, dan memperbaiki semuanya. " Pintanya.
"Maaf mas, tapi Lesti memang butuh waktu sendiri, Lesti butuh waktu untuk mempertimbangkan nasib rumah tangga kita nanti,Lesti harap mas mengerti dan mengizinkan Lesti. " Jawabku lemah sembari tertunduk.
"Apa kau tak mencintai Mas? "Tanya nya menatapku.
" Lesti mencintai Mas, bahkan sangat mencintai, tapi Lesti juga manusia biasa, Lesti bisa kecewa saat suami Lesti masih mencintai wanita masalalunya. "Ucapku menatapnya dalam.
"Maaf karena selama dua bulan ini mas hanya bisa mengecewakanmu, tapi mas mohon, tetaplah bersamaku, aku janji akan berusaha melupakannya dan mencintaimu. " Pintanya memohon dengan mata berkaca.
Aku hanya diam sembari menangis.
"Baiklah jika itu keputusanmu, maafkan mas jika selama dua bulan ini hanya ada kecewa dan rasa sakit dalam rumah tangga kita, mas akan menjemputmu saat kamu yakin akan kelanjutan rumah tangga kita, dan mas akan selalu belajar untuk mencintaimu. " Ucapnya mengalah."Datanglah jika mas sudah benar-benar mencintaiku. " Jawabku.
"Mas akan segera menjemputmu nanti. " Ucapnya lalu memelukku untuk pertama kali.
Jujur pelukan ini membuatku nyaman, tak ingin rasanya jika pelukan ini terlepas. Aku pun sedikit menangis dalam pelukannya.
"Mas berjanji, sekembalinya kamu nanti, mas akan berusaha untuk selalu mengukir kebahagiaan dalam hidupmu. " Bisiknya."Jangan berjanji, aku tak suka itu, cukup bukti saja yang menjadi saksi. " Jawabku.
"Kamu mau pulang ke rumah mbah? " Tanya mas Rizki setelah melepas pelukannya.
"Aku tak ingin menjadi beban untuk mereka. " Jawabku.
"Mas tak perlu tau dimana aku tinggal, jika mas ada sesuatu hal penting yang ingin disampaikan, mas bisa menemuiku di kampus. " Jawabku.
"Apa artinya mas tak boleh mengantarmu untuk pergi menenangkan hati? " Tanya Rizki sendu.
"Aku beejanji bisa menjaga diri. " Jawab Rizki seolah mengiyakan pertanyaan Rizki.
"Apa ini hukuman untuk mas? " Tanya Rizki lagi.
"Jangan anggap ini hukuman, aku tak ingin mas tahu dan nanti akan terlalu sering menemuiku. " Jawabku lagi.
"Mas tak kembali bekerja? " Tanyaku.
"Apa kau menambah hukuman ku dengan mengusirku? " Tanya Rizki.
"Aku tak menghukummu mas, mas punya tanggung jawab terhadap mereka. " Jawabku mencoba tersenyum.
"Baiklah, aku akan segera kembali setelah semua selesai ku tangani, aku harap kamu tidak dulu pergi. Aku sudah membebaskanmu untuk sendiri dulu, tapi aku tak mengizinkanmu untuk langsung pergi. " Jawab mas Rizki.
"Aku akan menunggumu. "Jawabku tersenyum.
Ia pun kembali berdiri kemudian keluar dari kamar.
" Kami memang butuh waktu sendiri, semoga keputusan ini tak salah. "Batinku.
Hai author comeback again with " Never Love"
Semoga masih pada suka.
Happy Reading.
Salam sayang dari author.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Love.
RomancePernikahan paksa yang membuatku jatuh dalam lubang sakit hati. Dia tak mencintaiku tak pernah.