5-Diandra

733 90 36
                                    

Lesti pov.
Pagi ini mas Rizki harus berangkat pagi kerumah sakit karena dia harus menangani operasi pagi ini.
"Mas, sarapannya udah aku buatin, makan dirumah atau buat bekal? " Tanyaku yang masuk kamar sedikit tergesa.

"Sarapan dirumah gapapa, insya'Allah keburu. " Jawab Rizki yang sibuk menata alat kerjanya dalam tas.

"Yaudah Lesti siapin dulu ya mas. " Ucapku lalu berlalu.

Sesampainya dimeja makan aku langsung menyiapkan makanan ka Rizki sekaligus bekal untuknya.
"Loh mbak, kog udah nyuapin sarapan? "Tanya Shania.

" Iya nia, mas Rizki harus berangkat pagi banget karena ada operasi pagi ini. "Jawabku tersenyum.

" Oh gitu, yaudah kalo gitu nia kedapur dulu mbak, masak buat sarapan bareng nanti. "Balas Shania.

" Gausah nia, tadi aku sekalian masa buat sarapan nanti kog. "Jawab Lesti.

" Yah, maaf ya mbak tadi nia ga bantu, kalo gitu nia bersih-bersih rumah dulu ya. "Ucap Shania.

" Gapapa kog. "Jawabku tersenyum.

" Nia mau kemana? "Tanya mas Rizki yang kini berdiri dihadapan ku.

" Mau bersih-bersih rumah dulu mas. "Jawab Shania tersenyum lalu berlalu.

" Mau Lesti ambilin? Takutnya ntar baju mas kotor. "Ucapku menunduk.

" Boleh. "Jawabnya singkat.

Akupun tersenyum senang, pasalnya baru kali ini mas Rizki mengizinkanku melayaninya.
" Ini mas sarapannya. "Ucapku menyerahkan sepiring nasi beserta sayur sop dan ayam.

" Ini bekalnya yah mas, Lesti permisi ambil air minumnya dulu. "Ucapku yang hanya dijawab dengan anggukan.

Sekembalinya aku dari mengambilkan mas Rizki minum kini aku melihat ia tengah menerima telephone dan ia menjauh saat mengetahui kehadiranku.

"Siapa yang ditelphone nya. "Batinku bertanya

Rizki pov.
Hari ini aku ada jadwal operasi pagi. Sebelum berangkat aku menyempatkan untuk sarapan. Aku juga membiarkan Lesti menyiapkan makananku. Aku ingin belajar untuk mencintainya. Aku tak ingin menjadi egois dengan mengandalkan kata"Cinta akan tumbuh sendirinya. ".
Aku ingin mulai belajar menerima kehadirannya dalam hidupku.

Saat aku tengah menyantap masakan buatan Lesti tiba-tiba saja handphone ku berdering, tertera dilayar hanya nomor tak dikenal. Akupun mencoba untuk mengangkatnya,dan betapa terkejutnya aku saat mendengar suara disebrang sana, suara wanita yang amat aku kenal, yang saat ini masih mampu menguasai hatiku. Dan sesaat setelahnya, aku melihat Lesti tengah menatapku sembari berdiri agak jauh dari tempatku duduk kini. Akupun segera berdiri lalu berlalu dari ruang makan.

Sekembalinya aku dari menerima telephone tadi perasaanku campur aduk. Ia ingin bertemu kembali. Untuk apalagi? Bukankah dia sudah bahagia dengan pilihannya?

Akupun langsung mengambil jasku dan berpamitan pada Umi, sedangkan Lesti, ia mengantar ku hingga depan.
" Emm.. Tadi telfon dari siapa mas? "Tanya Lesti setelah menyalami tanganku.

" Dari rumah sakit, aku buru-buru Assalamu'alaikum. "Ucapku lalu bergegas masuk kedalam mobil.

" Wa'alaikumsalam Hati-Hati mas. "Jawab Lesti tersenyum.

***

Kini aku telah selesai dalam melaksanakan operasi pagi ini, dan alhamdulillah berjalan lancar. Akupun memutuskan untuk kembali ke ruanganku sembari menunggu jadwal untuk mengecek para pasien siang nanti.

Never Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang