7.Malam dan Surat.

804 95 29
                                    

Kini Lesti juga Rizki tengah berada dikamar setelah acara makan malam selesai.
Kami hanya duduk diatas ranjang sembari saling pandang dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Apa kau benar-benar akan pergi? " Tanya Rizki.

"Jangan membuatku semakin berat meninggalkanmu mas. " Jawab Lesti.

Kami kembali terdiam dan kembali saling tatap, Lesti ingin puas memandangi wajah teduhnya sebelum ia tak bisa lagi melihatnya entah sampai kapan.

"Kapan kamu akan berangkat? " Tanya Rizki sendu.

"Mungkin disaat semua masih terlelap. " Jawab Lesti tersenyum tipis.

"Apa aku benar-benar tidak bisa mengantarmu? " Tanya nya lagi.

"Aku mohon mas mengerti. " Jawab Lesti.

"Ini sudah larut malam, apa mas tak ingin istrahat? " Tanya Lesti.

"Apa kau tak ingin menghabiskan malam ini sebelum kita berpisah untuk sementara waktu. " Jawab Rizki.

Lesti hanya tersenyum.
"Mas butuh istirahat, aku tahu mas besok harus kerja pagi. " Balasku.

"Bahkan sebelum kau meninggalkanku pun kau masih sedetail itu memperhatikanku. " Jawab Rizki.

"Aku juga akan selalu memperhatikanmu dari jauh walau kita terpisah jarak. "Jawab Lesti.

" Aku masih mempunyai kewajiban untuk memperhatikan apa yang mas butuhkan. "Jawab Lesti.

" Mungkin aku tak bisa memperhatikan dalam bentuk nyata dan dalam jarak yang dekat, tapi aku akan selalu memperhatikan mas lewat pesan. "Jawab Lesti.

" Aku memang belum tau kelanjutan rumah tangga kita setelah nya nanti, tapi selama belum ada kata talaq dalam pernikahan kita aku masih punya kewajiban untuk itu. "Sambungnya.

" Dan aku tak akan pernah mengucapkan itu, cepatlah kembali dan izinkan aku untuk memenuhi kewajibanku atas mu. "Ucap Rizki.

"Izinkan mas untuk menebus dosa mas selama 2 bulan ini. " Sambung Rizki.

"Insya'Allah." Jawab Lesti singkat lalu tersenyum.

"Sekarang tidurlah mas, apa mas mau tak bisa fokus memeriksa dan salah mendiagnosa, aku tak ingin suamiku ini dipenjarakan karena kelalaian mendiagnosa. " Jawab Lesti sedikit becanda.

"Apa kau mendo'akanku agar dipenjara? " Tanya nya tersenyum.

"Kalau mas dipenjara, siapa yang menjemputku untuk kembali kesini nanti? " Jawab Lesti tersenyum.

"Maka dari itu, istirahatlah mas. " Pinta Lesti tersenyum.

"Aku pun sudah lelah. " Sambung Lesti berbohong agar ia segera tidur.

"Baiklah." Ucapnya lalu berbaring.

Aku pun ikut berbaring disampingnya dan saat aku hendak mengambil guling sebagai pembatas, mas Rizki mencekal pergelangan tanganku.
"Biarkan malam ini tidak ada jarak diantara kita. " Ucapnya menatap Lesti yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Lesti.

"Tidurlah." Ucap Rizki mengusap kepala Lesti yang terbalut hijab.

Lalu segera Lesti menutup matanya.

***

Lesti Pov.

Pukul 2 dinihari aku terbangun, dengan hati-hati aku melepaskan pelukan mas Rizki.Akupun segera kekamar mandi sekedar mencuci muka lalu merapikan barang -barangku yang akan aku bawa, aku memang sengaja pergi sepagi ini agar tidak ada yang tahu. Sebelum pergi aku terlebih dahulu menyempatkan diri untuk menulis surat untuk mas Rizki.

Never Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang