28

1K 75 14
                                    

"Lo kenapa baru dateng? Kenapa ngejauhin gue belakangan ini? Kesel tau gak!?" Teriak Jae tapi tidak terlalu keras, memangnya mau tetangga datang unuk melihat apa yang terjadi?

"Maaf maaf maaf." Ucap Jungkook berkali kali, Jae jadi nangis gak karuan. "Maafin gue udah ngejauhin lo tanpa ngomong baik baik, gue cuma salah paham."

"Kasi gue alasan kenapa gue harus maafin lo." Kata Jae, kata katanya bergetar. Entah kenapa dia pengen nangis.

"Pertama biar gue kasi alasan kenapa gue ngejauhin lo, waktu lo lomba gue ngeliat lo ciuman sama Eun Sik di deket toiletnya. Gue kira lo menikmati, maafin gue ya. Gue tau semuanya waktu Yugyeom sepupu ter aneh lo ngajak gue ke kantor polisi buat jeblosin Eun Sik ke penjara."

"Yang kedua, alasan lo harus maafin gue. Gue takut lo jauh jauh dari gue, gue sayang sama lo."

"Fyi aja nih, Yugyeom ternyata kakak kandung gue." Jungkook kaget bukan main, apa tidak aneh saat orang gila itu menjadi kakak iparnya nanti. Jae menceritakan semuanya, dari awal.

"Pernyataan gue tadi, gak dibales?" Tanya Jungkook, Jae tentunya bingung apa maksud orang itu. "Gue tadi nyatain perasaan gue, gak peka banget sih. Jadi gimana? Lo sayang gak sama gue?" Pipi Jae bersemu merah, bahkan seluruh wajahnya memerah.

Jae menabrakkan tubuhnya ke tubuh Jungkook, lalu memeluknya erat. Jae menganggukkan kepalanya, "gue sayang sama lo." Ucapnya dengan suara yang teredam.

"Pacaran ya kita," Jae menampilkan senyuman manisnya saat Jungkook berbicara, benar benar tidak menyangka. "Untung gue belum ngeiyain pernyataan nya Jin Seok heheh."

Kali ini Jungkook memberanikan diri untuk mencium Jae, di pipi kanannya. "Untuk ngehapus jejaknya Eun Sik."

***

Diatas motor, Jungkook mengelus tangan Jae yang dimasukkan kedalam kantong jaketnya. "Ais masih gak nyangka aja," ucap Jungkook.

"Tau ih, malu." Jae menurunkan kaca helm nya karena Jungkook tidak henti hentinya menatap wajahnya lewat spion, kalau mereka kecelakaan gimana?

Jae berpikir keras saat Jungkook berhenti di depan florist, entah dia akan membelikan bunga untuk siapa. Jae berusaha agar tidak terlalu percaya diri, siapa tau bunga untuk Mama nya kan?

Jungkook melarangnya untuk ikut masuk ke dalam, sehingga Jae terdiam diatas motor Jungkook sendirian. Dia kesal bukan main, ditambah tukang parkir yang tidak henti menggoda dirinya.

"Neng, nengok sini dong. Jutek amat." Saat ini Jae sangat ingin meninju kedua tukang parkir itu, tapi nyatanya Jae tidak senekat itu. Beruntung Jungkook buru buru datang dengan bucket bunga lily di tangannya, Jae jadi pengen.

"Pegangin, bukan buat kamu." Oke tahan Jae, tahan. Jangan tanya seberapa kesal Jae saat ini, ingin marah tapi mereka baru 1 jam jadian.

Jungkook mengantarnya pulang, sebelum benar benar pergi dia meminta Jae salim seperti anak sd yang pamit kepada orang tuanya. "Nih bunganya, mau tidur."

"Buat kamu, bercanda doang aku nya. Masak nembak cewek gak pake bunga sih." Jae melipat bibirnya guna menahan senyuman, apalagi Jungkook mengelus halus rambutnya.

"Sana tidur, selamat malem sayang." Detik itu juga, pipi Jae memerah.

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang