10

902 72 1
                                    

Hari Minggu, Dimana Jungkook bilang mamanya sudah mulai pulih dan akhirnya kita melanjutkan rencana untuk pergi ke puncak. Sesuai ekspetasi, Jae dibonceng Jungkook naik modern vespa yang membuat kaki Jae pegal bukan main. Bisa dilihat dari cara meletakkan kaki yang sangat jauh mengingat kaki Jae yang pendek.

"Pegel gak?" Tanya Jungkook di sela sela obrolan mereka, sebenarnya susah didengar karena bercampur suara angin tetapi untungnya telinga Jae masih berfungsi dengan sangat baik. "Sedikit, jauh banget naruh kakinya." Ucap Jae yang disambut kekehan oleh Jungkook, karena kesal ditertawai Jae memukul lengan Jungkook lumayan keras.

"Maaf deh, harusnya gue gak bawa motor yang ini." Katanya setengah berteriak karena motor bersuara keras yang dibawa Yugyeom, Mingyu dan Eunwoo mulai mendekat ke arah mereka berdua. Jae menoleh dan mendapati Rena yang dibonceng Mingyu tengah menatapnya seakan siap melayangkan godaan.

Hani juga ikut bergabung bersama mereka, atas ijin keluarga dan Jinan tentunya. Dia menumpang di motor Yugyeom, atas paksaan Rena. Awalnya Hani ingin bersama Rena, tapi Rena malas membawa motor sehingga ingin dibonceng.

"Et dah mesra bener, udah kaya pasangan beneran kalo diliat dari belakang." Goda Mingyu yang memepet motornya dengan motor milik Jungkook. "Memang beda couple kita yang satu ini," lanjut Eunwoo. Yugyeom hanya diam karena Hani tidak membiarkannya bicara, harus fokus kepada jalanan didepan demi keselamatannya.

Akhirnya mereka mulai memasuki kawasan dataran tinggi yang mulai bersuhu dingin setelah menempuh waktu dua jam dan melalui jalanan yang macet panjang. Mereka semua merasa bersyukur karena berangkat menggunakan motor, kalau dengan mobil sudah bisa dibayangkan jam berapa mereka akan sampai.

"Astaga segernya," kata Jae, dia menghirup udara gunung yang membuat hatinya menjadi lebih tenang. "Makin seger kalo liatnya bareng gue," celetuk Jungkook yang tertawa setelah melemparkan leluconnya.

Mereka mulai menyusun tempat untuk berpiknik, Jae hanya bisa membantu menyiapkan makanan karena yang lain adalah tugas laki laki. Jae membuka tasnya yang penuh dengan makanan ringan, karena dia kebagian tugas untuk membawa camilan.

Jae memperhatikan Jungkook yang sibuk berfoto sembari menyelesaikan tugasnya, terlalu larut sehingga suara Rena menyadarkannya. "Oi cepet!"

Sambil tertawa, Jae berlari menuju Rena dan Hani dengan kedua tangannya yang penuh dengan makanan ringan hingga menutupi wajahnya. "Biar aku bantu," ucap seseorang. Jae menoleh dan mendapati Lisa sedang menatapnya dengan senyuman. Tanpa perlu ijin, Lisa mengambil alih sebagian makanan ringan ke tangannya.

"Thanks," ucap Jae. Lisa hanya mengangguk kecil lalu mengeluarkan sesuatu dari tasnya, dia juga membawa beberapa makanan ringan khas Thailand.

Lisa juga datang bersama Bambam, namun beda rombongan karena mereka berangkat dari villa sekitar sini untuk liburan. Bambam mulai terlihat bergabung bersama dengan teman laki-laki yang lain. Kedatangan Bambam disambut meriah oleh mereka semua, senang melihat mereka seperti itu.

Setelah tugas perempuan selesai, mereka berempat memutuskan untuk pergi ke Jembatan diatas sungai yang masih jernih. "Bentar ya, gue sama Rena mau foto ke sana." Pamit Hani sebelum ditarik Rena menuju suatu spot foto, alhasil hanya tersisa Jae dan Lisa di jembatan ini.

"Jagain Jungkook ya, Jae. Gue tau lo orang yang baik." Kata Lisa tiba tiba, Jae menoleh dan mendapati Lisa sedang tersenyum tipis. "Seharusnya dulu gue peka sama perasaan Jungkook, tapi gue udah terlanjur suka sama Bambam yang berstatus suami gue sekarang." Lanjutnya. Tanpa berniat menyela, Jae sepenuhnya mendengarkan apa yang dikatakan Lisa.

"Gue tau lo orang yang pas, lo pasti bisa jadi sandarannya kalo dia lagi sedih. Percaya sama gue, sejujurnya Jungkook itu orangnya rapuh." Ucapnya setelah terjeda sekitar dua menit, Jae hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

Obrolan mereka terhenti karena tiba-tiba Hani dan Rena datang dengan wajah paniknya, Jae menoleh ke arah jari Rena yang bercucuran darah. Memang tidak banyak, tapi cukup membuat Jae bergidik ngeri.

"Ah gue ada plester luka," ucap Lisa. Dia mengobrak abrik isi tasnya untuk mencari benda itu, dan untungnya plester berwarna merah muda itu berhasil didapatkan. Dengan telaten, Lisa membalut luka Rena dengan plesternya. "Makasih banyak ya," kata Rena yang tiba tiba pandai berterimakasih.

Karena musibah yang menimpa Rena, mereka memutuskan untuk kembali. Sampainya disana, mereka melihat para laki-laki sedang menyiapka alat pancing yang entah mereka dapat darimana. Rena yang tadinya badmood, langsung seketika excited untuk bergabung bersama para laki-laki.

Jae duduk di sebelah Jungkook yang tentunya disambut dengan baik, Jungkook bahkan mengajari Jae cara memancing yang benar atau bahkan sesekali mereka bercanda.

"Lo jago banget kayanya mancing," kata Jae. Jungkook kali ini mengangguk antusian dan menjawab, "diajarin seseorang, dulu."

"Siapa? Papa lo?" Tanya Jae menebak, dan saat itu juga dia merasakan perubahan raut muka Jungkook. "Gue gapunya papa," sahutnya singkat. Jae yang tidak ingin suasana canggung seperti ini maka ingin mencoba untuk mencairkan suasana, "kalo gaada papa, lo gimana jadinya."

Jungkook menatap Jae sebelum benar benar meninggalkan tempat memancing itu, dan bisa Jae tebak bahwa Jungkook sedang terlibat masalah dengan Papa nya. Tidak ada seseorang yang sadar akan itu selain Lisa, "jangan bahas ayah kalo sama Jungkook." Ucapnya pelan berusaha memperingati Jae.

"Bentaran doang kok, entar juga baikan lagi." Bisik Lisa, Jae pikir Jungkook akan marah besar dengannya perihal masalah ini. Melihat ketidaknyamanan Jae membuat Lisa memberanikan diri untuk menepuk bahunya pelan.

with youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang