18. Belajar

985 41 0
                                    

Aku lagi belajar keras.
Belajar menjadi sempurna dalam mencintai kamu.

📖📖📖

Hari ini adalah hari yang dikhususkan OSIS SMA Nusa Bangsa untuk melaksanakan upacara bendera dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Indonesia. Setelah itu, akan dilaksanakan lomba-lomba di area sekolah. Oleh karena itu, kegiatan belajar-mengajar tidak dilaksanakan.

Ketika upacara bendera selesai, Rahel dan Mira memutuskan untuk pergi ke kantin sesuai ajakan Tasya. Tasya sudah berjanji sebelumnya untuk mentraktir Rahel, tapi Mira justru ikutan.

"Gue bubur ayam aja, Sya," kata Rahel.

"Mir, lo apa?" tanya Tasya sambil menatap ke arah Mira.

Mira berpikir sebelum menjawab, "Cilok sama es teh manis."

Tasya mengangguk, lalu pergi untuk memesan makanan. Tidak hanya memesan makanan, Tasya juga menghidangkan makanan pesanan mereka di atas meja.

"Udah cocok jadi pelayan lo, Sya," kata Mira yang membuat Rahel tertawa, sedangkan Tasya memanyunkan bibirnya kesal.

"Udah gue beliin, pesenin, hidangin pula. Masih juga dihina. Gak dua kali gue traktir lo, Mir." Tasya duduk di samping Rahel dan menatap Mira jengkel.

"Eh, jangan gitu, dong. Gue kan cuma becanda. Masa gitu doang tersinggung, sih. Lo kan most wanted girl di sekolah, jadi gak cocoklah jadi pelayan."

"Jangan mengalihkan pembicaraan." Tasya menatap Mira sekilas, kemudian menyeruput orange jus pesanannya.

"Gue gak mengalihkan pembicaraan. Gue cuma meluruskan pembicaraan supaya lo gak salah paham."

Rahel tertawa kecil mendengar pertengkaran ringan dari kedua sahabatnya itu. Ia kemudian menyantap bubur ayam pesanannya, karena tidak ingin ikut campur dengan urusan mereka berdua.

"Udah, gak usah dilanjutin. Mending kita makan," kata Tasya yang akhirnya mengalah.

"Oh, ya. Hel, Revan gak masuk? Hari ini gue gak lihat batang hidungnya," kata Mira sambil mengunyah cilok pesanannya.

Rahel juga baru sadar bahwa hari ini ia belum melihat Revan. Tadi pagi ia memang diantar oleh ayahnya, berhubung ayahnya sedang tidak sibuk. Dan, sejak kemarin ia tidak mendapat kabar dari Revan.

"Iya juga, ya. Dari kemarin, sih, dia gak ada kabar."

"Dan lo gak ada niat buat cari tahu, gitu?" Tasya menatap Rahel dengan tatapan mengintimidasi. "Kalau gue, sehari aja Deva gak ada kabar gue cari sampai ke rumahnya."

"Emang harus gitu, ya?" tanya Rahel dengan polosnya.

"Ya, harus lah!" tegas Mira dan Tasya bersamaan.

"Gimana lo bisa tahu kabar pacar lo kalau gak dicariin?" lanjut Tasya.

Rahel berpikir sejenak. "Maksud gue gini, loh. Pacaran itu gak harus sama-sama tiap hari atau kasih kabar tiap jam. Kita kan punya kesibukan masing-masing. Saling percaya dan saling mengerti menurut gue udah cukup."

"Pantas aja lo sama Revan dikit-dikit berantem, dikit-dikit marahan, dikit-dikit salah paham. Ternyata kalian jarang kasih kabar?" tanya Tasya.

She is RahelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang