10

4.9K 374 31
                                    

Sasuke pov...

Bodoh! Mengapa aku begitu bodoh?! Apa yang sudah ku katakan jelas-jelas melukai harga dirinya sebagai seorang laki-laki.

"Nona hyuuga! Ku harap kau berteman baik dengan istriku!" Pesan ku pada selir hyuuga yang langsung ditanggapi dengan sebuah anggukan mantap dari pemilik surai indigo itu. Untuk saat ini tak ada hal baik jika aku memaksakaan kehendak lagi.

Hyuuga hinata, dia adalah seorang gadis yang masuk ke dalam istana bukan sebagai selir. Melainkan, sebagai perwakilan klan dan pengawas para selir ku. Dikarenakan ia adalah pewaris utama dalam klan hyuuga, ayahnya hiashi hyuuga meminta perlindungan khusus untuk putrinya. Jadilah hyuuga hinata diangkat sebagai selir yang sama sekali tidak bertugas sebagai selir.

Sifat anggun dan berwibawa darinya, aku menghormatinya sebagai wanita yang tangguh. Terlebih lagi, dia harus menghadapi keempat selir bodoh itu.

"Naru....."

"Pergi!"
Belum selesai aku berbicara, tetapi sudah di usir. Aaaaah, dia pasti sangat marah.
-Sas plis klo ngomong tuh pake saringan!-

"Naru, kita perlu berbicara", ujar ku lembut.

"Yang Mulia, tak ada yang perlu kau bicarakan dengan boneka sepertiku. Berbicara hanya dilakukan oleh sesama manusia, bukan?!" Sarkasnya yang langsung menohok tepat di ulu hatiku. Sial. Aku benar-benar tak bisa menjaga kata-kataku.

Sasuke pov end...

.

.

.

Normal pov...

"Baiklah, aku pergi dulu".

"Pergilah, bukannya aku sudah mengusirmu!" Tandasku kesal. Usai mendengar kalimat ketusku, Sasuke sialan itu langsung angkat kaki dari pavilion perak.
"silahkan duduk kakak!" pinta ku sopan.
"kakak selir hyuuga, maaf karena sebagai yang lebih muda malah belum sempat mendatangi pavilion malam dan lagi kau datang ke pavilion ku tetapi pavilionku dalam keadaan kacau".

"Yang Rulia Ratu bisa memanggilku hanya dengan Hyuuga!" Mengapa pembicaraan di dalam istana selalu dimulai dengan basa-basi.

"Kakak selir, apakah remaja pria sepertiku pantas mendapatkan panggilan sebagai 'RATU'?! Bukankah kakak lihat sendiri jika itu hanya memperkeruh suasana?!" Sahutku santai.
"Bagaimana kalau kita buat kesepakatan, aku akan memanggil kakak dengan Hinata-nee-san. Dan Hinata-nee bisa memanggilku dengan Naruto?"

"baiklah Naruto-sama".

"hmm..... Yasudah, tak apa lah", guman naruto singkat.

"kenapa?"

"Hinata-nee-san tak perlu terlalu sungkan pada ku. Bagaimanapun juga status ku yang seorang laki-laki memiliki tahta sebagai ratu, itu sangat aneh bukan?! Jadi, tolong jangan terlalu formal", pinta ku pada wanita bermanik bulan.

"Aku tau siapa dan bagaimana anda, Naruto-sama. Jadi, mohon jangan samakan antara saya dengan keempat selir yang datang sebagai upeti", terang selir Hyuuga.

"Sepertinya Nee-san lebih tau banyak tentang ku?" tanya ku bingung sambil menggaruk kepala yang tak gatal. Wanita di hadapanku bukanlah wanita sembarangan.

"Aku putri Hyuuga, pewaris klan Hyuuga, aku memasuki istana dua tahun yang lalu sebagai perwakilan klan, sebenarnya aku ke istana adalah meninta suaka........."

"Baiklah Nee-san!" panggil ku menghentikan penjelasan sang pemilik mata lavender itu.
"Tolong permudah penjelasan mu, aku pusing".

"Hihihiiii...." Kikikan geli, tawa anggunnya begitu memesona. Andaikan aku lelaki sejati, mungkin aku akan jatuh cinta padanya.
"Benar kata ibu suri, Naruto-sama bukan tipe pemikir. Intinya aku masuk ke istana karena meminta perlindungan politik", sambungnya.

You Are Mine! (you is mine revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang