18

3.3K 282 37
                                    

"Tunggu!" Naruto berpaling dari Kiba dan mengernyit kearah ketiga orang tua itu. "Apa maksud kalian dengan cucu?!"

"IDIOOOOT!" sang hanabero bangkit.

.

.

.

.

"DASAR BOCAH BODOH! KEMARI KAU SEKARANG! BIAR KU BELAI KEPALA BODOH MU ITU", teriakan membahana dari istri panglima perang jendral Namikaze menggema memenuhi ruangan.

"Ya ampun kushi-chan! Tenangkan dirimu!" Andaikan mantan kaisar fugaku dan ibu suri tidak menahannya. Mungkin kushina sudah memukuli kepala anaknya itu, karena sepertinya ia merasa jika anaknya itu butuh sedikit guncangan di kepala supaya keidiotnya sedikit berkurang, kalau bisa sih sampai hilang. Tetapi dengan kemungkinan makin idiotnya lebih tinggi, maka pasangan tetua Uchiha memilih untuk tak ambil resiko.

"Sebenarnya ada apa, sih? Serius aku bingung!?"

"AAAAARGHH.... BIAR KU GOROK LIDAHNYA ITU!"

"kushi-chaaaaan! Demi apapun! Kemarahanmu bisa membuat calon cucu kita lenyaaap!" Kali ini ibu suri menggunakan sedikit tenaga untuk memperingati sang habanero. Manik jelaga se kelam malam menatap sapphire indah yang menatap bingung akan situasi, mengisyaratkan 'nak! Tolong jangan buat ibumu semakin mengamuk'.

"Kau lihat sendiri kelakuan bocah itu, Mikoto! Benar-benar membuat ku kesal!"

"Sabaaaar! Sabaaaar kushina!" Kali ini uchiha senior yang mencoba menenangkannya.

"Aku hampir mati berdiri karena serangan jantung saat mendengar kabar kalau bocah idiot itu dalam keadaan hamil muda malah melawan satu batalyon pasukan!" Naruto hanya memandangi ibunya yang ngoceh panjang lebar tinggi (volume ruang kaliii). "Lalu sekarang dengan bodoh dan seenak jidatnya dia lompat dari kasur memakai tenaga kuda!"

"Ibu?!"
"Maksud ibu aku hamil?!"

"Ya", bukan kushina, bukan mikoto dan juga bukan fugaku. Suara barithone ini jelas-jelas milik sasuke. Sasuke baru saja datang bersama sang penasehat dan beberapa orang lainnya.

"APAAAAAA?!"
"TT...TI....TIDAK! INI TIDAK MUNGKIN! A..AKU?! BB..BAGAIMANA BISA?! AKU BELUM SIAP UNTUK MENJADI SEORANG IBU". Panik. Hanya itu yang ada dalam pikiran naruto. Panik, kalut dan bingung. Ia tak tahu bagaimana cara mengatasi hal ini.

"Naru-chan! Tenang lah! Tarik nafas panjang!" Ibu Suri berpalong dari sang sahabat dan mendekat ke arah menantu pirangnya mencoba menenangkan kepanikan yang datang tiba-tiba.

"NARUTO!" Bentak sasuke. "Apa maksudmu dengan 'kau belum siap menjadi seorang ibu'?! Apa maksudmu berkata begitu?!"

"Sasuke! Jangan menggunakan nada tinggi!" Tegur sang ibu yang masih memeluk menantu kesayangannya.

"Apa peduli mu, kaisar!?" Naruto hanya bertanya balik dengan nada datar dan dingin, ekspresinya yang tak tertebak oleh siapapun. Dilepasnya pelukan wanita paruh baya yang menjadi ibu mertuanya seraya beranjak pergi. Namun, sebuah tangan besar begitu cepat menggapainya, menggenggam pergelangan tangan ramping pemuda pirang matahari itu.

Akhirnya semua orang pun terabaikan. Bak dunia milik berdua.

Naruto pov

"NARUTO!" Bentak sasuke. "Apa maksudmu dengan 'kau belum siap menjadi seorang ibu'?! Apa maksudmu berkata begitu?!" Sasuke menahan ku, memegang kedua bahuku agar aku menatap matanya.

You Are Mine! (you is mine revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang