Syafa berjalan sendirian, menaiki tangga menuju ke Rooftop sekolah untuk menyusul ketujuh sahabatnya.Penampilannya kini terlihat sangat berantakan, baju yang keluar, rambut yang sedikit acak-acakan, tak sedikit yang menatap aneh ke arahnya.
Syafa tak menghiraukan mereka, ia tetap berjalan tanpa menoleh sedikit pun ke arah siswa yang memandang aneh di sekitarnya, gadis itu memang tidak pernah memperdulikan tatapan orang lain di sekitarnya.
Sesampainya di Rooftop, Syafa melihat Dyana, Siella, Juna, dan Reihan yang sedang asik bermain monopoli di kursi yang terletak di bagian tengah Rooftop. Mereka memang menaruh beberapa mainan seperti monopoli dan kartu UNO di Rooftop ini untuk sekedar menghilangkan bosan.
Lain halnya dengan mereka berempat, Nathan sendiri tengah menyandarkan tubuhnya di pinggir Rooftop, sepertinya ia sedang berfokus memainkan game online di ponselnya. Juga Andra yang sedang sibuk berdebat dengan Rara, entah apa yang mereka debatkan, hanya mereka berdua yang mengerti.
Syafa hanya memutar bola matanya jengah saat pandangannya mulai terkunci pada Andra dan Rara yang sering bertengkar seperti kucing dan anjing.
"Astaga, Syafa!!!" Teriak Siella histeris, membuat Syafa dan yang lainnya menoleh ke arahnya dan Syafa secara bergantian.
"Hahaha.. lo baru disuruh bersihin toilet aja udah kaya disuruh bersihin kandang ayam" ucap Reihan sambil tertawa ketika melihat penampilan Syafa yang berantakan bak kucing kecebur selokan.
"Lo ngebersihin toilet pake kain pel atau pake baju lo si? Berantakan banget penampilan lo" Ucap Andra yang mulai berhenti menjahili Rara.
Rara menatap bingung kearah Syafa, "Punya otak tuh dipake, Sya! Disana ada kain pel, ngapain lo pake baju lo buat ngepel?"
Para sahabatnya pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala karena mendengar omongan Rara barusan, padahal Andra hanya mengibaratkannya saja. Memang dasarnya otak Rara yang cetek untuk mengerti hal sepele saja sangat lemot.
Berbeda halnya dengan mereka, Syafa berjalan menghampiri Rara dan menarik telinga kanannya dengan sangat keras.
"Aduuhh!! Sakit woi, lepasin. Nanti kuping gue copot" teriak Rara yang kesakitan karena tarikan Syafa yang cukup kuat pada telinga kanannya.
"Enak aja lo bilang gue ga pake otak, lo tuh yang ada otak. Mana mungkin gue bersihin toilet pake baju gue. Fix lo cocok dipanggil otak udang!" Kesal Syafa sembari terus menarik telinga kanan Rara.
Para sahabatnya pun hanya tertawa melihat kedua orang itu. Syafa dan Rara memang sangat sering bertengkar, maka bukan hal aneh lagi bagi mereka mendengar celotehan dan teriakan dari mulut Syafa dan Rara.
"Itu tadi Andra yang bilang gitu, jangan salahin gue dong, Sya. Tarik aja noh kupingnya Andra, sampe putus juga nggak apa-apa, gue ikhlas lahir dan batin" ucap Rara sambil mengelus elus telinga kanannya yang terasa panas setelah Syafa melepaskan tangan dari telinganya.
"Dih, kok jadi gue yang disalahin. Lo tuh yang salah. Punya otak kok lemot banget" ledek Andra tak mau kalah.
"Ehh, gue tuh..." baru saja Rara ingin membalas omongan Andra, Syafa dengan segera mendaratkan tangan kanannya membekap mulut Rara.
"Diem!! Berisik tau nggak!" Ucap Syafa sambil melepaskan tangannya dari mulut Rara. Rara pun hanya memasang ekspresi kesal lalu menjulurkan lidahnya ke arah Andra yang hanya tertawa.
Syafa lalu merapikan pakaian serta rambutnya yang mereka bilang berantakan, lalu mulai mendudukkan diri disebelah Siella yang masih fokus dengan monopolinya.
"Nah gitu kan enak diliatnya kalo rapih. Tadi mah udah kayak orang mau mulung" ucapan Rara mampu membuat mereka semua tertawa.
Syafa mendelik kearah Rara, "Heh! Otaknya dipake kalo mau ngomong. Gue mah tetep cantik walau berantakan"
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ACE GANG
Novela Juvenil[Friendship] 'The Ace Gang' sebutan bagi mereka, anak-anak yang sangat terkenal di sekolah ini. Jika kalian berpikir bahwa 'The Ace Gang' adalah sekumpulan anak-anak nakal pembuat onar, maka kalian salah. Mereka adalah anak-anak yang memiliki citra...