"jangan-jangan, sebenarnya lo suka ya sama Andra" tanya Siella penuh selidik.Brakk
Mereka semua tersentak kaget, menatap orang yang menggebrak meja. Mengerutkan dahi bingung, terlihat wajah Nathan yang mengeras, tatapan nya menajam, dan mengepalkan tangan nya kuat.
"Lo kenapa, Than?" tanya Dyana menghampiri Nathan, wajahnya menatap Nathan dengan tatapan heran.
Dengan segera Nathan menarik tangannya dari atas meja, "Apa? enggak, ini gue kalah main game" jawab Nathan santai lalu fokus kembali ke ponselnya.
Dyana memukul lengan Nathan pelan, ia kesal, "Bego! Gue kira ada apa!"
Rara tertawa melihatnya "Ternyata masih ada yang lebih bego daripada gue" ucap Rara pelan sambil mengelus dadanya sendiri dan meredakan tawanya.
"Peringkat pertama lemot diantara kita berdelapan masih jatuh ditangan lo, Ra" ucap Syafa dengan santainya.
"Ra, jawab pertanyaan gue!" Siella yang mengingat pertanyaan yang belum dijawab Rara pun kembali mendesak sahabatnya itu untuk mengaku.
Rara menatap Siella bingung "Pertanyaan yang mana?" tanyanya sambil memasang wajah polos.
"Lo suka ya sama Andra?! Heran gue, punya temen otaknya cetek banget" pekik Syafa kesal.
"Eh, apaan? Nggak ya!" balas Rara.
"Masa??" tanya Siella dengan nada jahilnya sembali menyenggol bahu kanan Rara.
"Ih nggak, beneran dah, percaya sama gue" ucap Rara sambil menatap mata Siella lekat lekat.
Siella menatap datar kearah Rara, lalu segera duduk menjauh darinya, "Ngapain? percaya sama lo mah musyrik!"
.
.
.
.Beberapa jam kemudian...
'kringg!!'
Terdengar suara bel pulang sekolah yang amat nyaring ditelinga ke-8 siswa dan siswi yang masih berada di rooftop itu, siapa lagi kalau bukan Andra dan kawan-kawan.
"Akhirnya bel juga" ucap Dyana pelan.
Rara, yang sedari tadi menekuk wajahnya pun tiba-tiba merubah raut wajahnya senang, "Ayo pulang, sumpah daritadi gue bosen banget nggak ngapa ngapain, mana batere hp gue abis" ucapnya dengan nada memelas yang dibuat-buat.
Mereka semua mengangguk dan berjalan keluar dari rooftop, menuju kelas untuk mengambil tas mereka.
Sesampainya di area parkir, Nathan dengan segera mengambil helmnya lalu memberikannya kepada Siella "Ayo naik" ajaknya.
"Eh, kita nggak nungguin yang lain dulu, Than?" tanya Siella sambil mengambil helm dari tangan Nathan.
"Gue ngantuk, mau tidur, udah ayo buruan!" perintah Nathan dengan segera sambil menarik tangan Siella untuk menaiki motornya.
Siella, gadis itu sempat menatap bingung kearah Nathan, tapi pada akhirnya ia hanya menurut dan melambaikan tangannya ke arah para sahabat nya yang lain, "Gue duluan, guys!" pamitnya.
"Gue duluan" ucap Nathan tanpa menoleh sedikitpun kearah para sahabatnya lalu mulai menjalankan motornya.
Keenam sahabatnya pun hanya terdiam sambil menatap bingung keduanya. Nathan seperti menghindari mereka tadi.
"Woii!!" pekik Reihan sambil memukul punggung Andra membuyarkan pikiran mereka.
"Rusuh lo dateng dateng!" ucap Dyana kesal sambil memukul lengan Reihan.
"Lo dari mana aja sih, Rei?" tanya Rara.
"Kantin" jawab Reihan asal sambil memasang cengiran khasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE ACE GANG
Fiksi Remaja[Friendship] 'The Ace Gang' sebutan bagi mereka, anak-anak yang sangat terkenal di sekolah ini. Jika kalian berpikir bahwa 'The Ace Gang' adalah sekumpulan anak-anak nakal pembuat onar, maka kalian salah. Mereka adalah anak-anak yang memiliki citra...