5. °Tragedi di kantin°

45 9 9
                                    

     Hari Senin merupakan bencana bagi setiap murid, mereka bangun pagi-pagi sekali dan harus mengikuti upacara yang begitu membuat mereka suntuk.

Akhirnya upacara selesai, seperti biasa semua murid-murid berhamburan dengan tidak santainya menuju kantin maupun kelas masing-masing.

Tamalia Kusuma, kini ia tengah duduk manis di keramaian kantin bersama Putri dan juga Yunita mereka tengah menikmati sarapan pagi ditemani dengan teh manis hangat. Namun pastinya berbeda dengan Lia, ia tak mungkin membeli minuman hangat tentu saja ia membeli es teh ekstra es batu.

"Eh Li kemaren pas kemah Lo pingsan? Pasti efek gak ada gue nih," seru Putri sambil mengunyah makanannya. Lia tidak menyahuti nya ia hanya memutar bola matanya malas.

"Si Erlangga keren banget pas gendong kamu Li, eleh-eleh udah kayak cerita wattpad." Jelas Yunita, sontak itu membuat Lia terkejut bukan main bahkan ia sampai menatap Yunita dengan tatapan iblis nya.

Demi apapun, Lia baru tahu sekarang bahwa yang mengotongnya ke UKS adalah Erlangga. Jika di ingat-ingat banyak sekali moment yang sangat manis saat persami kemarin, disaat ia kelelahan menyusun ranting kayu Erlangga membantunya bahkan membelikannya minuman, ia juga menyuruh dirinya membawa jaket saat jurit malam namun bodohnya dia malah terlupa. Dan pada saat jurit malam, Erlangga dengan baik hatinya meminjamkan jaketnya dan ia pingsan dan ternyata yang membawanya ke UKS adalah seorang Erlangga. Tidak bisa dipercaya, batin Lia.

"Boleh gabung gak?," Tanya seorang lelaki yang membuat lamunan Lia buyar.

Dan demi Tuhan, yang berbicara itu adalah Arga dan tentu saja ada Erlangga disana. Arga duduk tepat disamping putri yang tengah menahan diri agar tidak teriak, bagaimana bisa ia makan dengan tenang jika disampingnya adalah orang yang ia cintai. Dan Erlangga masih berdiri saja dihadapan mereka, ia tengah menatap tempat duduk itu haruskan ia duduk disamping Lia?.

"Duduk mah duduk aja lang! Gak usah gengsi," tutur Arga, terdengar helaan napas pasrah dari Erlangga ia pun duduk disampingnya Lia yang sudah meneruskan makannya.

Hanya cukup beberapa menit bagi mereka berlima, akhirnya mereka sudah menyelesaikan sarapan mereka. Kini mereka tengah beristirahat sambil menunggu bel masuk berbunyi, berbeda dengan Lia sedari tadi ia sibuk mengunyah es batu.

"Maneh teh enggak ngilu ngunyah es batu? Urang yang denger aja ngilu," tanya Yunita, memang sedari tadi ia cukup risih dengan Lia yang terus mengunyah es batu seperti tengah mengunyah kripik singkong.

"Engga biasanya, cobain deh Lo pasti suka." Saran Lia.

"Mbung! yang ada urang teh nyeri huntu." Tolak Yunita, dan Lia pun hanya manggut-manggut saja.

"Eh Li gue baca artikel di internet katanya sebagian cowok ilfil kalo denger cewek yang suka ngunyah es batu, gue gak begitu tau mereka ilfil karna apa, cuma Lo harus mikir cowok yang Lo suka itu bakal ilfil atau enggak kalo ceweknya itu suka ngunyah es batu." Jelas putri dan itu sukses membuat Lia berhenti dari aktivitasnya.

"Lo gak ilfil kan sama gue Lang?." Tanya Lia ia tengah menatap manik mata Erlangga yang juga menatapnya datar.

"Menurut Lo?," Tanya Erlangga.

"Engga, menurut gue Lo gak ilfeel sama gue, secara kemaren Lo perhatian banget sama gue." Jelas Lia dengan semangat.

Erlangga hanya diam, memang benar ia sama sekali tidak ilfeel dengan gadis konyol disampingnya itu. Namun ia cukup mendelik saat Lia menganggap dirinya perhatian padanya padahal ia melakukan itu semua hanya karna rasa kasian saja.

"Kepedean banget Lo, bisa jadi Erlangga cuma kasian sama Lo." Kata Arga yang ikut-ikutan masuk kedalam masalah sepele ini.

"Bilang ae lu sirik ewh," jawab Lia dengan nada alaynya.

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang