23. °gue suka sama lo°

24 2 0
                                    

     "Gue suka sama Lo."

Manik mata Lia membulat sempurna kala mendengar ucapan Daniel, apa ia bilang? Lelaki itu suka dengan dirinya? Hah gurauan macam apa itu?!

"Maksud Lo?" Tanya Lia, jujur ia tidak mengerti apa yang dimaksud Daniel.

"Gue suka sama Lo, gue cinta sama Lo." Ucap Daniel lagi, lelaki itu menatap manik mata Lia yang juga menatapnya dengan tatapan bingung.

"Cinta sebagai?"

"Seorang wanita." Jawab Daniel. Itu artinya, lelaki itu benar-benar mencintai Lia sebagai seorang wanita bukan sebagai saudarinya.

"Lo becanda? Gak lucu Niel. Lo tau kan gue suka sama siapa?" Tanya Lia, gadis itu berbicara sambil berjalan menuju kursi panjang yang tersedia disebuah taman yang lumayan sepi.

Ya, mereka tengah berada di taman. Niat awal mereka yaitu untuk olahraga bersama pagi ini, namun karena Daniel yang terlambat datang akhirnya mereka hanya berdiam diri di taman dengan diliputi rasa canggung. Namun setelah Daniel menyatakan perasaannya, atmosfer berubah menjadi sedikit tegang.

"Erlangga? Hah, hati dia itu terbuat dari batu! Sekuat apapun Lo deketin dia, dia gak bakal pernah peka sama Lo." Jawab Daniel disusul dengan kekehan kecil, seolah semua itu sebuah lelucon.

"Lo tau gak batu-batu besar yang ada dipantai? Mereka bisa hancur karena deburan ombak. Batu sama deburan ombak itu, kayak gue sama Erlangga. Gue akan berusaha buat terus bikin Erlangga suka sama gue," jelas Lia. Gadis itu menatap lurus ke depan dan Daniel duduk disampingnya sambil menatap dirinya.

Daniel menatap Lia dengan lekat, kata-katanya itu menyiratkan bahwa secara tidak langsung dirinya telah ditolak oleh wanita itu. Ini kali pertamanya Daniel merasakan hal tersebut, biasanya ia yang akan menolak cinta para wanita yang mengantri untuk menjadi pujaan hatinya.

"Sampai kapan lo bakal berusaha? Lo lupa, kalo Lo udah berjuang sendirian selama kurang lebih tiga tahun?" Lia yang mendengar pertanyaan Daniel pun menolehkan kepalanya kearah Daniel yang tengah menatapnya.

Gadis itu tersenyum miring. Sampai kapan dirinya akan terus berusaha? Entahlah mungkin sampai dirinya merasa lelah. Namun kapan itu? Sekarang saja ia malah semakin gencar mendekati Erlangga, diterima tau tidaknya itu urusan belakang yang terpenting baginya ia bisa menghabiskan waktu bersama Erlangga atau hanya sekedar menjadi teman baik lelaki itu.

Lia menghela napas berat, "Lo tau gue udah berjuang selama bertahun-tahun Niel, kalo gue berhenti ditengah jalan berarti semua perjuangan gue sia-sia gitu aja. Sorry Niel, Lo gak lebih dari seorang kakak bagi gue." Ucap Lia, gadis itu tersenyum haru begitupun Daniel lelaki itu langsung menggenggam kedua lengan Lia.

"Lo yakin si Erlangga itu bakal bales perasaan lo? Sedangkan disini ada gue yang cinta  sama Lo. APA LO YAKIN DIA BAKAL BALES PERASAAN LO HAH?!" Teriak Daniel, Lia sangat terkejut kala lelaki itu berteriak didepan wajahnya.

"Niel gue udah bilang gue gak bisa! Kenapa Lo se emosi ini hah?! Mana Daniel yang selalu ngertiin gue, mana Daniel yang selalu setuju sama semua keputusan gue, MANA HAH MANA?!" gadis itu bangkit dari duduknya dan menghempaskan genggam Daniel, ia tak habis pikir dengan sikap Daniel.

Daniel bangkit dari duduknya, lelaki itu memegang kuat kedua sisi pundak Lia. Lia yang mendapat perlakuan tersebut pun langsung berusaha berontak namun apa daya ia hanya seorang gadis kecil, tenaga nya tak cukup untuk melawan badan kekar Daniel ditambah tingginya hanya sebatas bahu bidang Daniel.

"LIA GUE SAYANG SAMA LO! GUE CINTA SAMA LO! LO HARUS SAMA GUE, GUE BAKAL BAHA--"

"DANIEL DENGERIN GUE!!!" teriak Lia, gadis itu memotong ucapan Daniel. Daniel langsung menatapnya, matanya terlihat sayu.

"Gue sayang sama Lo, gue sayang sama Lo sebagai seorang kakak yang selalu ngejaga gue, yang selalu perhatian sama gue. Daniel dengerin gue, diluar sana ada yang lebih baik dari gue, ada yang lebih pantes buat lo." pinta Lia, ia tak tau lagi harus bagaimana ia benar-benar tidak memiliki perasaan lebih terhadap Daniel. Ia hanya menyayangi lelaki itu sebagai seorang kakak, tidak lebih.

Daniel bungkam, lelaki itu dengan lemahnya melepaskan pegangannya di kedua sisi bahu Lia.

Daniel menunduk, menatap kedua sepatunya dengan sayu.

"Sorry Niel." Lirih Lia.

Terdengar helaan napas Daniel, lelaki itu mengangkat wajahnya dan menatap Lia dengan senyuman manisnya. Lelaki itu mengacak-acak rambut Lia pelan sehingga membuat gadis itu mengernyitkan dahinya.

"Gue minta maaf, gue tau gue salah. Tolong jangan jauhin gue, gue bakal jadi Abang Lo yang bakal jaga Lo setiap saat." Ucap Daniel, Lia mendengar perkataan tersebut tersenyum penuh arti. Gadis itu tanpa meminta izin langsung memeluk tubuh kekar Daniel.

Daniel membalas pelukan Lia, tubuh kecil gadis itu sangatlah nyaman dan hangat. Terdengar Isak tangis dari gadis tersebut, Daniel mempererat pelukan itu.

"Lo emang Abang gue Niel, gue sayang sama Lo." Kata Lia.

Daniel terkekeh mendengarnya, lelaki itu menepuk-nepuk punggung Lia pelan seraya menenangkan gadis itu.

Lia melepas pelukan tersebut, ia menghapus sisa air matanya lalu tersenyum lebar kepada Daniel.

"Ada satu lagi yang mau gue kasih tau ke lo..."

"Gue bakal lanjut kuliah di universitas Oxford, kampus impian gue." Lanjut Daniel.

To be continue...

Pendek y? Biarin biar kalian g bosen, lanjut di chapter berikutnya ya see u gais

Btw, vote ya komen jg dan jgn lupa follow akun WP ku biar pas aku up langsung dpt notif

Yg mau berteman di ige silahkan, kalo mau follback DM aja ya
@nrli2705

Stay HereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang