BAB 1

22 2 0
                                    

Klik 🌟 kalau kalian suka cerita ini.
HAPPY READING
.
.
.
.
.

🐋🐋🐋🐋

“Apakah kita dipertemukan untuk saling melengkapi? Atau hanya saling sapa lalu pergi begitu saja meninggalkan kenangan belaka.”

..........

“Tok tok tok.... Bang Rangga, gue pinjem earphone lo dong.”
Kayla Azura, gadis manis dengan potongan rambut sebahu dilengkapi sepasang mata cokelat bulat, dan juga gayanya yang sedikit tomboy tersebut mengetuk-ketuk pintu kamar abangnya.

Tak kunjung mendapat jawaban, Kayla  langsung masuk ke kamar Rangga yang ternyata tidak dikunci. Dicarinya earphone Rangga kesana kemari, namun tidak ada di mana-mana. Lalu Kayla mencoba mencari di dalam tas Rangga yang tergeletak di atas kasur.

Namun yang ditemukannya bukan earphone tetapi brosur komunitas sispala (siswa pecinta alam) yang membuatnya tertarik. Brosur itu berisikan acara camping ground di Gunung Prau, Dieng. Lalu Kayla membaca brosur itu dan melupakan niat awalnya untuk mencari earphone.

“Kay, lo ngapain ke kamar gue?” tanya Rangga yang baru keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah karena keramas.
Alih-alih menjawab, Kayla malah balik bertanya. “Bang, lo mau muncak ya? Ikut dong. Boleh ya? boleh ya?” Kayla mengangkat brosur yang tadi dibacanya.

“Ogah! Lagian ngapain lo masuk ke kamar orang tanpa ijin? Udah gitu berantakin kamar gue lagi.” Rangga berjalan ke arah Kayla dan merebut brosur di itu.

“Iihh pelit banget sih lo, bang. Gue tuh tadi mau minjem earphone lo.”

“Biarin pelit, lagian lo tuh nyusahin.” Ucap Rangga yang sedang membereskan kamarnya akibat ulah Kayla.

Kayla mendengus kesal lalu membaringkan dirinya di kasur Rangga. “Lo udah janji katanya mau ngajakin gue muncak. Gue bilangin papa kalo lo sering ngambil duit jajan gue baru tau rasa.”

Sebenarnya bukan masalah jika Rangga sering meminta uang jajannya, namun dia menggunakan alasan itu untuk mengancam Rangga agar mau menuruti keinginannya. Jika sudah begitu maka Rangga akan menuruti keiinginannya. karena jika papanya tau Rangga sering meminta uang jajan Kayla, maka uang jajannya akan dikurangi.

Mendegar ancaman dari Kayla, Rangga menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Kayla yang sekarang sedang tertawa atas kemenanganya. “Curang lo, Kay. Punya adek satu kok gini amat dah kelakuannya.”

“Jadi gimana Bang, ijinin gue ikut gak ni?” Kayla bangkit dari kasur dan menatap Rangga dengan senyum yang merekah. Mau tidak mau Rangga mengiyakan petanyaan Kayla. Rangga menghampiri Kayla lalu mengacak-acak rambut adik kesayanganya itu.

“Dasar adek durhaka, udah sana balik ke kamar.”

“Aduh, Bang berantakan nih rambut gue. Pake ngusir lagi, tapi makasih ya abangku sayang.” Ucap Kayla lalu memeluk Rangga. “gue kekamar dulu ya bang. Jangan kangen lagi,”

“idih apaan sih lo. Jijik gue. Udah sono pergi.”

Setelah kembali ke kamar, Kayla mengambil ponselnya yang ada diatas nakas dan membuka wattsap. Kayla berniat memberitahu pacarnya kevin yang sekarang tinggal di Jakarta. Kevin adalah pacar pertama Kayla, mereka harus menjalani Long Distance Relation ship atau bahasa gaulnya LDR. Ayah Kevin dimutasi ke Jakarta yang mengharuskan Kevin ikut pindah juga.

Tapi akhir-akhir ini Kevin susah untuk dihubungin, jangankan mengangkat telfon pesan chat dari Kayla saja jarang dibalasnya. Kesal karena Kevin tidak bisa dihubungi, Kayla akhirnya memutuskan untuk menelfon Icha salah satu sahabat sekaligus teman curhatnya.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang