1

273 22 1
                                    

Liburan kenaikan kelas sudah berlalu, ajaran baru akan dimulai. Semua orang beramai-ramai ke sekolah barunya dengan wajah yang ceria, berharap akan segera mendapatkan teman baru, tetapi tidak dengan perempuan yang satu ini. Ia dengan muka lesu berangkat ke sekolah, tidak ada rasa semangat pada dirinya dan tidak ada rasa tak sabar untuk mendapatkan teman baru. Dia memang terkenal dengan perempuan yang cuek, judes, bahkan sering dibilang sombong oleh teman-temannya sejak ia menginjak SMP, dan ketika orang-orang berbicara dengannya, jika mereka tidak terbiasa pasti akan sakit hati ketika mendengar kata-kata yang dilontarkan olehnya, karena ketika berbicara, dia memang blak-blakan, bahkan tidak disaring dulu ataupun dipikirkan apakah kata-katanya menyinggung orang lain atau tidak. Itulah salah satu alasan yang membuatnya sulit untuk mendapatkan teman dekat.

.

Saat dia berjalan untuk menuju ke kelasnya, tak disangka banyak sorotan mata yang tidak mengenakkan mengarah padanya. Namun, dia mencoba untuk mengabaikannya.

"Apaan cewe kok roknya pendek banget."

"Ko seragamnya ketat gitu sih."

"Ih tu cewe sok kecantikan banget deh."

"Murid baru kok udah belagu."

Seperti itulah kata-kata yang dilontarkan oleh orang-orang yang tak sengaja berpapasan dengannya, baik itu teman seangkatannya maupun kakak kelas. Sebenarnya masih banyak kata-kata yang dilontarkan oleh orang-orang, tetapi dia tak mau mempedulikan omongan mereka.

Saat dia sudah sampai kelas, teman-teman barunya pun memandanginya dengan sorotan mata yang sama seperti tadi, banyak bisikan-bisikan yang terdengar dari suara teman-temannya. Tetap saja, dia tidak mempedulikan semua itu. Dia dengan cueknya tetap berjalan menuju tempat duduk, ia duduk di dekat jendela nomer 2 dari belakang.

Dia termenung sambil memandang keluar jendela, ketika dia sedang melamun, tiba-tiba lamunannya terbuyarkan saat teman-temannya berteriak histeris ketika ada seorang cowok yang datang, cowok tersebut sangat tampan, tinggi, dan cool, ia berjalan masuk ke kelas dan duduk di belakang bangkunya. Saat cowok tersebut lewat di sampingnya dan duduk di belakang bangkunya, entah kenapa ia malah merasa bodoamat kepada si cowo tersebut. Sedangkan anak perempuan lainnya sibuk iri dengannya. Banyak pula yang menyuruh anak lelaki itu pindah tempat duduk di dekat mereka, tetapi ia tak mau pindah tempat.

'Cih, cowok kek gitu doang diributin,' batinnya sambil merasa kesal.

Spontan dia berdiri dan memukul meja, "Diem! Cowo kayak gini aja diributin!"

Seketika teman-temannya diam dan semua mata tertuju padanya.

"Eh? Maaf!" lalu ia berniat untuk lari keluar kelas.

Saat sudah dekat dengan pintu, tiba-tiba ia ditahan oleh anak-anak cowok lainnya. "E–eh? Kenapa?" tanyanya.

"Apakah kau tak menyukai lelaki itu?" tanya salah satu teman lelakinya.

"Memangnya kenapa kalo aku ngga suka? Bukannya dia biasa aja?"

"Hahaha! Hanya kau yang tak terpesona pada lelaki itu!" ucap mereka pada perempuan ini.

Ia hanya memandangi segerombolan lelaki ini dengan tatapan aneh.

"Memangnya kenapa?" tanyanya lagi.

"Kau adalah teman kami!"

'Teman?'

"Apakah kau tak tau jika dia adalah orang yang terkenal?"

Ia hanya terdiam sambil kebingungan. "Eh? Maksudnya? Memangnya dia siapa?" tanyanya dengan penuh kebingungan pada segerombolan lelaki itu.

"Nama dia itu Tanaka, dia itu model sejak ia SMP! Tak heran jika semua anak perempuan disini senang melihatnya bisa sekelas dengan mereka. Dan kami bersyukur ada satu perempuan yang tak terpesona bahkan tak tau siapa itu Tanaka, apakah kau benar-benar tak tau?" jelas panjang lebar dari salah satu temannya itu.

Pengorbanan Tak Sia-Sia [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang