11

88 6 6
                                    

tok tok tok

Kao yang mendengar suara ketukan pintu langsung keluar dan membukanya. Ia terkejut karena yang datang adalah pujaan hatinya.

"Pagi, sayang!" sapa Koki.

"Gausah sayang-sayang! Jijik tau!"

"Yah emang kenapa? Kan kita udah jadi pacar."

"Ya kan kamu tau sendiri kalo aku ngga suka dipanggil 'sayang'."

"Iya deh. Gimana? Udah siap?"

Kao hanya membalas anggukan dan senyuman yang terukir di bibirnya.

"Ma! Kao berangkat, ya!" teriak Kao.

"Ya!" jawab mamanya yang juga teriak dari dapur.

Akhirnya mereka berangkat. Selama di perjalanan, mereka tidak ngobrol. Entah kenapa tapi tiba-tiba rasanya menjadi canggung.

"Kao!" ucap Koki membuka pembicaraan.

"Hm?" Kao menoleh ke arah Koki.

"M-maafin aku, ya."

"Buat?"

"Yang kemarin. Serius aku ngga ada maksud buat nyakitin kamu. Aku cuma disuruh sama Rin. Maaf."

"Owh itu, i-iya gapapa, kok. Asalkan kamu janji jangan ngelakuin hal itu lagi."

"Iya, aku janji."

Akhirnya mereka bercanda ria selama di perjalanan hingga akhirnya mereka sampai di sekolah.

"Sebenarnya pacar Koki tuh siapa sih. Apa mereka berdua sama-sama pacar Koki? Atau dia selingkuh?"

"Kok mau ya, diduain sama cowo kayak dia."

"Ya jelas maulah, kan cowonya ganteng, terkenal satu sekolahan lagi."

Terdengar bisikan-bisikan goib /g, yang membuat telinga Koki panas.

Kao yang menyadari Koki hampir kehilangan kesabaran langsung menahannya agar tidak melakukan hal-hal yang tidak baik.

"Tahan, Ki!" bisik Kao kepada Koki sambil menarik tangannya untuk diajak ke kelas.

"Hm."

"Kao! Koki!" sapa Hyoma.

"Hai, Yom!"

"Selamat, ya bro! Udah balikan lagi sama Kao!" ucap Hyoma kepada Koki dengan senyuman cerianya. Padahal hatinya hancur berkeping-keping.

"Makasih."

"Kalo gitu kita ke kelas duluan, ya, Yom!" ucap Kao sambil melambaikan tangannya kepada Hyoma.

Hyoma membalas lambaian tangan Kao sambil tersenyum.

'Aku bahagia kok kalo kamu bahagia.'

Hyoma pun berjalan ke kelasnya.

.

Bel istirahat pun berbunyi, Kao dan Koki ke kantin berdua.

"Mau pesen apa?" tanya Koki.

"Nasi goreng aja deh."

"Yaudah kupesenin dulu." Koki pun memesan makanan.

Saat Kao sedang melihat sekeliling kantin, arah matanya berhenti ke salah satu meja makan.

'Hah?!'

Kao memastikan apa yang ia lihat itu tidak salah. Ia mengucek matanya berkali-kali dan menyipitkan matanya agar ia bisa melihat dengan jelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengorbanan Tak Sia-Sia [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang