Hari-hari berikutnya seperti biasa, Kao dan Hyoma berangkat bersama. Kao dibonceng Hyoma menggunakan sepeda.
Sampainya di sekolah, mereka langsung menuju kelas mereka masing-masing.
Saat bel masuk, Kao merasa ada sesuatu yang kurang dari kelasnya. Saat ia menengok ke belakang, ia baru sadar jika bangku yang biasa diduduki Koki kosong ... Koki tak masuk sekolah.
"Rin!"
"Hm?"
"Koki ngga berangkat, ya?"
"Iya."
"Kenapa?"
"Katanya sih pergi ke luar negeri."
'Hah? Keluar negeri?'
"Ngapain?"
"Ntah."
Sejak itu, Kao jadi sering ngelamun, Rin yang melihat Kao pun senyum-senyum sendiri, entah apa yang dipikirkan oleh Rin.
.
Bel pulang sekolah berbunyi, Kao dengan muka lesunya berjalan keluar gerbang, ia duduk di bangku taman dekat sekolah.
"Kao!"
Kao hanya menoleh ke sumber suara.
"Kamu ngga nengokin Koki?" ucapnya sambil ngos-ngosan.
"Koki?" tanya Kao bingung.
"Iya."
"Emangnya dia kenapa?"
"Loh kamu belum tau?"
"Tau apa?"
"Koki sakit."
"Hah?!"
'Koki sakit? Bukannya dia pergi ke luar negeri?' ia bingung.
"Heh! Malah ngelamun! Ayo ku anter ke rumah sakit."
"Eh—"
Hyoma langsung menarik tangan Kao dan berlari menuju rumah sakit tempat dirawatnya Koki.
.
"Koki, kamu harus makan, ku suapin deh."
"Gamau."
"Kenapa?"
"Aku ga nafsu makan."
"Tapi kamu harus makan, biar kamu cepet sembuh."
"Kenapa ga ada temen yang nengokin aku? Ga ada yang peduli? Masa cuma kamu yang peduli?" tanya Koki kesal.
"Yaa, aku kan emang selalu peduli sama kamu. Tapi kamunya kayak ngga nganggep aku gitu, haha."
"Eh maaf ya! Bukan maksudku ngga nganggep kamu."
"Haha, iya, aku bercanda doang kok."
"Tumben kamu ngga kesini bareng Kao?" tanya Koki tiba-tiba yang membuat muka Rin langsung berubah.
"Kao? Tadi aku udah ajak dia, tapi dia bilang kalo dia ngga peduli, dia mau jalan sama Hyoma," ucap Rin yang membuat Koki terdiam.
"Oh," raut wajah Koki berubah menjadi sedih.
"Kenapa sedih?"
"Eng–engga, ga, gapapa."
"Yaudah, ngga usah dipikirin."
"Dia beneran sama Hyoma, ya," gumam Koki, namun terdengar oleh Rin.
"Percuma aja kamu mikirin dia, Ki! Dia udah jadi milik orang lain! Dia ngga peduli sama kamu! Harusnya kamu sadar dong kalo ada seseorang yang selalu ada buat kamu! Tapi kamu ngga pernah mau peduli sama orang itu, Ki!" ucap Rin sambil mulai meneteskan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengorbanan Tak Sia-Sia [HIATUS]
Romance[HIATUS] Menceritakan kisah cinta seorang perempuan yang bersifat cuek dengan seorang lelaki yang bersifat dingin. Entah bagaimana bisa mereka menjalin hubungan cinta. Namun, hubungan itu tak bisa bertahan lama, karena ada suatu kesalahpahaman. Dan...