"Hei! Mesra-mesraan terus kalian berdua!" ujar Elgio menyalip diantara Karel dan Aneska. Membuat genggaman Karel dan Aneska terlepas.
Karel mendengus sedangkan Aneska terkekeh.
"Kaya gak ada hal yang lebih penting aja selain menguntit kita berdua," gumam Karel.
Elgio tertawa keras. "Emang gak ada. Lagian kita tuh sahabatan. Di mana ada Karel dan Aneska, di situ ada Elgio!" cetus Elgio dengan senyum sumringah.
Karel geleng-geleng kepala. Tidak mengerti jalan pikiran adiknya. "Kita berdua butuh privasi, El."
"Jangan berduaan lah! Mau disemprot Arzan, Rel? Masing untung Elgio yang tampan ini berada di tengah-tengah kalian, menghindari hal-hal yang diinginkan Karel."
Alis Karel terangkat. "Maksudnya?"
"Cih! Pura-pura gak tau dia."
"Kalian gak bisa sehari aja gak adu mulut?" ucap Aneska menengahi perdebatan kecil Kakak beradik itu.
"Gak bisa!" seru keduanya sambil saling mendelik.
"Dia selalu ganggu kita, Sayang," rajuk Karel yang terlihat begitu menggemaskan di mata Aneska. Padahal wajah Karel masam.
Aneska menghembuskan nafas kasar. Wajahnya menatap Elgio sebentar sambil menampakkan senyum manis. "El, sekali ini aja. Besok-besok kita jalan berempat deh, sama Kak Arzan sekalian. Gimana?"
"Tapi ...."
Aneska memelas, "Sekali aja, ya?"
"Ya udah," jawab Elgio lesu. "Tapi janji ya besok?"
"Iya!"
Elgio akhirnya pergi setelah mengusap puncak kepala Aneska.
"Adik gak tau malu!" Desis Karel.
Aneska tertawa. Ia menggenggam tangan Karel dengan erat, membuat kekesalan pria itu menguap.
"Ayo lunch!"
"Anything for you, Aneska."
Disaksikan oleh alam semesta, sepasang kekasih itu bicara lewat isyarat mata. Mereka sangat bahagia.
"Aku kadang bersyukur aku gak punya kembaran kayak kamu, Sayang."
"Lho, kenapa memang?" tanya Aneska.
"Si pengacau Elgio itu kalau jadi kembaran aku, bisa-bisa keenakan. Aku takut kamu gak bisa bedain nantinya."
Aneska terdiam sejenak lalu tergelak. "Kamu bisa bedain aku sama Zara gak kalau misal pakaian kami sama?"
"Tentu bisa, hati aku tau mana gadis yang aku cintai."
Aneska menatap lekat mata yang selalu jadi favoritnya itu. "Begitupun aku, Karel. Mau seribu wajah pun yang mirip kamu, aku tetap tau kamu yang mana. Dan aku akan tetap milih kamu, ah maksudnya hati aku yang milih kamu."
Karel membawa Aneska ke pelukannya. "Aku cuma berharap kamu terus bersamaku hingga azal menjemput kita, Aneska."
🌹🌹🌹
Salam rindu dari Author.
Jangan lupa vote and comment ya biar ada suntikan semangat 😂
Sampai jumpa di tanggal genap selanjutnya.LenaKhoerunnisha01
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Penyempurna Agamaku
Spiritual🌹12 Juli 2019 - 08 November 2019🌹 Bisa dipesan di Shopee Jaksamedia [SUDAH TERBIT] Aku berada di jalan yang aku sendiri tak tahu bernama apa. Yang aku tahu hanya menapaki jalan itu selama masih mampu. Yang aku tahu hanya menguatkan diriku ketika a...