Match?
---
"Hari ini aku ada latih tanding-nanodayo."
Ucap Midorima sesaat setelah ia meneguk minuman kaleng dengan gambar kacang merah.
Ayane menyimpan kotak makannya ke dalam tas. Kemudian meminum susu kotak berperisa coklat.
"Oi Ayane, kau mendengarku?"
Ayane terus saja menyeruput susu kotaknya, mengabaikan Midorima.
Suara berupa 'sruut-sruut' akibat minuman yang masih dihisap oleh Ayane walau sudah kandas mengusik Midorima.
"Oi! Jangan mengabaikanku! Lagipula cara minummu itu tidak sopan-nanodayo!" Midori kesal, tentu saja.
"Oi!" seru Midorima lagi.
"Hehehe," Ayane cengar-cengir tidak jelas. Membuat kesal atau menyusahkan Midorima adalah salah satu bagian dari hobinya.
Membenarkan letak kacamatanya Midorima memandang Ayane sembari menghela napas. "Mattaku, kau dengar tidak sih apa yang aku ucapkan tadi?"
"Iya," jawab Ayane singkat sembari memakan sebuah wafer coklat. Padahal mereka baru makan siang, tapi Ayane sudah ngemil lagi.
"Ck, kau sebenarnya paham tidak sih, Ayane?" Midorima ulang bertanya.
"Nani?"
"Latih tandingnya setelah pulang sekolah, jadi aku tidak bisa pulang bersamamu."
Ayane yang hampir menyuap potongan terakhir dari wafernya mendadak berhenti.
"Eh?" Benar juga kalimat Midorima. Batinnya. Tapi setelah berpikir-pikir bahwa ia juga akan ikut andil secara 'tidak langsung' dengan latih tanding tersebut, Ayane jadi bersikap biasa saja.
"Haah~, aku memberi tahumu bukan berarti aku khawatir kau pulang sendirian atau menghilang seperti waktu itu-nanodayo." Elak Midorima.
"Katakan saja kalau khawatir, dasar tuan tsun," ejek Ayane.
"Aku tidak tsundere-nanodayo!"
"Tidak tsundere apanya! Apa sebegitu khawatirnya Frère sampai lupa kalau Neur-san bisa menjemputku tanpa harus pulang bersama Frère?"
"Ia masih ada di Prancis."
"Apa Frère lupa kalau tadi malam dikasih Neur-san, oleh-oleh dari Prancis?"
Midorima diam, memalingkan wajah sambil membenarkan kacamata. Lain dengan Ayane yang duduk disebelahnya, tersenyum usil. Ah, menggoda orang tsundere memang menyenangkan.
---
"Baiklah anak-anak, kerjakan lima soal berikut, rumusnya seperti yang tadi bapak jelaskan. Siapa yang sudah selesai boleh keluar."
Desahan kecewa menguar sepenjuru kelas saat seorang sensei berkepala botak nan licin menugaskan lima soal matematika aljabar.
Mungkin saking kerasnya berpikir matematika, rambut sensei dihadapan mereka jadi rontok sampai benar-benar botak.
Pikir murid-murid disana.
Setelah seisi kelas hampir kosong, hanya menyisakan sensei, Midorima, Akashi dan Ayane, barulah gadis berambut salju itu mengumpulkan tugasnya di depan.
"Aku duluan, jangan khawatir yah," Ayane menggumamkan sepatah dua patah kata kala melewati Midorima sesaat setelah ia mengambil tasnya. Sempat-sempatnya juga ia menghoda sepupunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Story Graphia (KnB Fan-fiction)
FanfictionApa basket bisa membuatku merasakan pertemanan? Tidak! Semua sama saja! Pada akhirnya mereka akan terpecah belah dan mengabaikan kata 'teman'. --- #Up kemungkinan besar sebulan sekali. #Cerita ini orisinil dari ide-ide saya, cuma bagian plot sama se...