Never Too Late - 7

3.9K 399 36
                                    

Taehyung POV
 
 
Sebentar lagi ujian tengah semester, tak terasa dua bulan berlalu begitu saja. Sore ini ada rapat himpunan maka aku meninggalkan kamarku menuju gedung utama sekolah.

Saat melewati aula besar, aku dapat mendengar suara bola basket memantul pada lantai, tentunya tim basket sedang mempersiapkan diri untuk liga persahabatan dengan High School di daerah kami.

Dari kejauhan aku mendengar beberapa kali nama Jungkook disebut oleh Coach. Aku jadi penasaran dan menuju aula besar. Tampak olehku Coach sedang memberikan banyak arahan pada Jungkook.

Aku bangga pada akhirnya Jungkook dapat menjadi anggota tim basket. Bisa dibilang dulu aku yang memaksanya mengikuti kegiatan ini. Jungkook seorang yang sangat tertutup dan pemalu, namun aku yakin dia banyak menyembunyi potensi dalam dirinya. Seperti pada saat lomba estafet terdahulu.

Seharusnya aku menuju ke ruang Himpunan Siswa dimana rapat akan dimulai sebentar lagi, namun justru kaki ku melangkah ke arah sebaliknya, menuju lorong sekolah tempat Display Cooler dan membeli air mineral.

Saat kembali ke aula besar, anggota tim basket sedang beristirahat. Aku melihat Jungkook duduk sedikit menjauh dari teman-temannya. Aku menghampiri dirinya yang terduduk menutup wajah dengan handuk. Kutempelkan minuman dingin yang kupegang di pipinya, sontak ia terkejut.

“Maaf mengagetkan mu. Ini untuk mu.” kujulurkan botol minuman ke arah Jungkook yang berterima kasih, meraih botol dan meminumnya.

“Kapan pertandingannya?“ tanyaku kemudian.

“Sabtu depan Hyung.”

“Aku datang untuk menonton mu ya.. Fighting!” aku memberikan gerakan memberi semangat dan pergi tanpa mendengarkan jawaban.
  

  
  
Jungkook POV
  
  
Hari ini pertandingan perdana ku sebagai bagian dari tim basket. Progress latihanku meningkat sejak Taehyung mengatakan akan datang menonton pertandingku, bahkan aku dipilih menjadi pemain inti.

Namun aku begitu gugup sekaligus khawatir. Sejak siang tadi saat kami berangkat ke sekolah lawan, Taehyung tidak membalas chat ku, bahkan dibaca saja belum. Apakah dia tidak akan datang? Namun belum pernah sebelumnya Taehyung ingkar janji. Tiba-tiba perasaan yang sudah lama tidak kurasakan mulai menyerangku kembali.

Babak pertama kulalui dengan sangat payah. Keringat dingin berkali-kali mengucur di sekujur tubuhku, aku tidak dapat men-dribble bola dengan baik, beberapa kali tembakan ku meleset. Sungguh sangat mengecewakan.

Berkali-kali mataku melihat kearah kerumunan penonton, namun belum juga menemukan sosok Taehyung. Terdengar suara peliut menandakan break. Aku dan anggota lain segera menepi untuk melepas lelah. Coach memberikan arahan-arahan selama kami menghidrasi tubuh kami.

Sebentar lagi babak kedua dimulai, beberapa anggota telah bangkit dari kursi dan menuju ke lapangan. Rasanya aku ingin lari menjauh dari sini namun saat itu aku mendengar suara derap kaki orang berlari. Aku menoleh kearah sumber suara, disana Taehyung berlari dengan napas tersegal mendekatiku.

“Fighting” ujarnya sambil mengepalkan tangan. Aku tersenyum lebar kepadanya dan memasuki lapangan dengan penuh semangat.

Kehadiran Taehyung merubah performance ku di babak kedua ini. Aku dapat fokus mengikuti pertandingan, bola-bola yang kulempar tidak pernah meleset, umpan dari kawan selalu dapat ku eksekusi dengan manis, tim kami dapat menyusul skor.

Bahkan aku mendapati diriku dijaga ketat oleh pemain lawan. Namun hal itu tidak terlalu menghalangi langkah ku, justru semakin membakar semangatku. Dan kami memenangkan pertandingan dengan skor yang cukup jauh pada akhir pertandingan.

Pada saat peluit ditiup, aku segera berlari kearah penonton dimana Taehyung berada bersama Hoseok. Aku ingin mengucapkan terima kasih dia sudah datang.

Ketika aku mendekat, Taehyung beranjak dari kursi penonton dan menghampiriku. Berada di balkon penonton yang lebih tinggi ia menepuk pucuk kepalaku mengucapkan selamat, membuatku kehilangan kosakata.

Terdengar teman-teman memanggilku, memintaku segera menyusul ke ruang ganti. Maka aku menundukkan kepala berpamitan kepada Taehyung dan berlari menyusul teman-teman.

Aku sedang berganti pakaian saat coach mengumumkan akan mentraktir kami malam ini. Kemudian kami pun beramai-ramai meninggalkan ruangan menuju bus. Kaki ku terhenti saat melihat sosok Taehyung yang menunggu di luar pintu.

"Jungkook, maaf aku terlambat. Tadi aku ada keperluan untuk Himpunan di downtown. Ponselku habis baterai dan Hoseok tidak punya nomor mu jadi tidak bisa menghubungimu."

"Tidak apa-apa Hyung. Terima kasih sudah datang."

"Kamu sudah ditunggu teman-teman mu. Selamat sekali lagi."

Kemudian aku bergabung dengan teman-teman di dalam bus, menuju perayaan kemenangan kami.

Di dalam bus baru kusadari, bahwa downtown berlawan arah dengan lokasi tanding kami. Aku merasa hangat merebak di dadaku.


-tbc-

mundur dikit bisa?tampannya kebangetan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

mundur dikit bisa?
tampannya kebangetan

💜

I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang