With You - 8

3.9K 397 49
                                    

Taehyung POV
 
 
"Taehyung.. adik kesayangan mu jadi idola tu" ujar Hoseok menunjuk ke kerumunan gadis yang menonton di pinggir lapangan basket.

"Aku ga sangka, dibalik sosoknya yang pendiam ternyata dia memiliki begitu banyak potensi." lanjut Hoseok dan aku masih diam. Sudah biasa diantara kami berdua, Hosoek lah yang menguasai percakapan. Bukannya aku pendiam, tapi Hoseok yang tidak bisa ngerem mulutnya.

"Tapi minggu lalu kamu beneran ngeselin lho. Pas kita masih di downtown, kamu ribut banget ngajakin cepat-cepat pergi ke lokasi pertandingan. Kalau aku bukan teman mu, pasti sudah aku tinggal dirimu. Dari downtown kesana kan jauh." Hoseok seperti bermonolog daritadi.

.
 

⏭️

.
 

Malam ini aku sedang belajar di perpustakaan mempersiapkan ujian akhir semester ketika ponsel ku berdering dan menampilkan nama Jungkook. Segera kugeser tombol hijau, mendekatkan ponsel ke telinga saat suara kalut terdengar diujung sana.

"Hyung, tolong aku" ratap Jungkook begitu putus asa.

"Kook, kamu di--" dan sambungan terputus. Aku segera mencoba menelpon nya kembali namun tidak diangkat olehnya.

Dengan cepat aku bangkit meninggalkan perpustakaan. Sepanjang lorong sekolah aku berfikir keras, kira-kira Jungkook ada dimana.

Masih sambil terus menelpon nya, aku berlari ke aula besar. Hari ini adalah jadwal rutin tim basket berlatih. Namun aula besar sudah kosong. Maka aku kembali berlari deretan ruang klub dan menuju ruang klub basket.

Didalam ruangan aku bertemu dengan Seulgi, manager basket. Aku bertanya kepada nya dimana Jungkook dan dia berkata terakhir kali melihat Jungkook sedang mengembalikan peralatan ke gudang penyimpanan.

Teringat kemarin kami menerima pengaduan, bahwa pintu gudang penyimpanan rusak tidak bisa dibuka dari dalam. Kami sedang memanggil tukang untuk memperbaiki. Kecurigaan ku membawaku lari semakin cepat.

Masih tiada henti menelpon Jungkook, aku membuka pintu gudang dan mengganjalnya agar tidak tertutup. Aku dapat mendengar suara dering telpon, kulangkahkan kaki menuju sumber suara sambil memanggil nama Jungkook.

Hatiku mencelos melihat Jungkook yang meringkuk di sudut ruangan. Ponselnya berbunyi nyaring tergeletak di lantai namun sama sekali tidak menarik atensi empunya.

Dari tempatku berdiri, aku tau Jungkook menangis. Terlihat dari bahu nya yang bergetar. Kumatikan sambungan telpon dan mendekatinya perlahan. Aku duduk di sebelahnya.

"Jungkook, ini aku Taehyung. Sudah tidak apa-apa.. ada aku disini" tidak ada reaksi dari Jungkook.

Oleh karena itu aku meraihnya dalam dekapan, menepuk-nepuk punggungnya sembari tiada henti mengucapkan kalimat menenangkan.

Jungkook masih terus menangis, air matanya membasahi baju depan ku. Entah berapa lama kita bertahan pada posisi ini sampai akhirnya tangisan Jungkook reda.

"Mau kembali ke dorm sekarang?" pertanyaan ku dijawab anggukan lemah.

Aku memapahnya berdiri, ponsel Jungkook sudah aku bawa. Sepertinya Jungkook cukup kuat untuk berjalan sendiri. Maka aku lepaskan rangkulan ku dan berjalan bersisian dengan nya.

Aku mengantarnya hingga mencapai kamar nya dan membantu membuka pintu, ternyata kamar kosong.

"Hyung temani aku" pinta Jungkook.

Maka aku pun masuk ke dalam kamarnya. Jungkook segera meringkuk di atas kasur. Aku duduk di tepi kasur menghadapnya. Refleks tanganku membelai surai kelam nya.

"Kook, sudah makan?" yang ditanya menggeleng sebagai jawaban.

"Aku bawakan ya."

"Jangan kemana-mana Hyung, temani aku."

"Tapi kamu belum makan, aku ga mau kamu sakit" aku tidak tau berapa lama Jungkook terjebak di dalam gudang yang dingin. Jika Jungkook tidak makan, akan berbahaya untuk kesehatannya.

Aku memancing ponsel dan mengirim pesan pada Hoseok, berharap ia mau berbaik hati membelikan makanan di kantin dan membawakan kesini.

Tak lama kemudian pintu kamar diketuk, aku bangkit membuka pintu tampak Hoseok sudah datang membawa kantong plastik.

"For your little love" kemudian dia berbalik setelah memberikan cengiran lebar.

Aku kembali ke sisi Jungkook, menyibak rambut dan membelai pipinya.

"Kook, makan dulu ya" Jungkook masih menggeleng.

"Sedikit saja, aku suapin" kemudian aku menarik tubuhnya hingga terduduk.

"Aaa.. makan ya Kook" aku menyuapkan sesendok makanan, beruntung Jungkook mau melahapnya.

Separuh porsi nyaris habis saat Jungkook menggelengkan kepala, aku berikan ia air minum.

"Hyung, temani aku sampai terlelap ya" Jungkook menatapku penuh harap.

Kemudian ia berbaring dan segera kuselimuti tubuhnya. Aku mendekatkan wajahku ke telinga nya memberikan kata menenangkan saat kudengar suara pintu terbuka namun kembali tertutup tanpa ada orang yang masuk ke dalam.
 
 
 
 

   
 
.
 

  
.

   

 
.
 

 
    
 
Yoongi POV
 
 
Aku ngantuk. Menggerutu kasar sepanjang jalan menuju kamar. Kenapa kamar ku ada di ujung sih. Kubuka pintu kamar dan terkejut.

Sialan! Aku melihat Taehyung dan Jungkook berciuman. Menodai mata ku saja. Aku jadi malas masuk kamar, daripada cuma jadi kambing conge sedangkan mereka enak-enakan.

Taehyung menjajah kamarku, kalau gitu aku tidur saja di kamar dia. Dorm 1 kamar nomor.. 312 ! Kuseret kaki ku menuju kamarnya.

Saat kubuka pintu kamar itu, bukannya Namjoon yang kutemui, justru sepupu Taehyung yang berisik.

"Sunbae cari siapa?" tanya Jimin.

"Terusir dari kamar, mereka lagi ciuman."

"Hah? Jungkook sama siapa? Jangan bilang..." Jimin tidak melanjutkan ucapannya namun matanya membelalak dan cepat-cepat menutup mulut dengan tangannya sendiri.

"Sudah resmi ya?" ditanya seperti itu aku hanya mengendikkan bahu dan berjalan menuju kasur yang kosong. Kasur Taehyung mungkin. Aku tidak peduli. Yang penting aku bisa tidur malam ini.

"Yoongi Sunbae..."

"Apa? Aku mau tidur."

Menutup mata dan langsung melangkah ke dunia mimpi. Meninggalkan suara Jimin menjadi sayup-sayup yang makin tidak terdengar.

 

-tbc-

-tbc-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💜

I'm with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang