" sudah 10 menit berlalu tetapi anak itu belum juga kembali?" gumam mu kesal seraya melirik kesana kemari mencari keberadaan wonjin.
Kamu pun memutuskan untuk berjalan menuju halte bus yang lumayan dekat dengan posisimu saat ini, Persetan dengan pria bernama ham wonjin itu.
Kini kamu pun hanya berdiam diri di halte, seraya memasang earphone di telingahmu.
Kamu menundukan kepala untuk melihat genangan air yang sedikit membuat sepatumu tenggelam di sana, kamu percikkan sedikit demi sedikit Genangan air guna sepatu mu untuk menghilangkan rasa jenuh di dirimu.
Tapi tanpa kamu sengaja percikkan air tersebut mengenai sepatu hitam putih milik seseorang yang baru saja berdiri di hadapan mu.Sontak kamu mendoangakkan kepalamu terkejut dan hendak meminta maaf, tetapi setelah tau siapa orang itu kamu pun menatapnya sinis lalu membuang muka begitu saja seraya melepas earphone di telingahmu.
"Hei, sudah ku bilang bukan? Tunggu aku di kursi depan gramedia, mengapa kau malah pergi begitu saja?" ucap wonjin dengan sedikit emosi.
"Hei! Seharusnya aku yang marah!, kau pergi begitu saja tanpa mengajak ku! Ku pikir kau sudah pulang, maka dari itu aku berjalan sampai sini" balasmu dengan nada kesal.
"Mana mungkin aku meninggalkan mu dalam keadaan seperti ini?" ucap wonjin seraya melepas jaketnya dan memakaikannya padamu.
Kamu terkejut bukan main, dan kini kamu menatapnya heran.
"Baju mu basah, orang-orang akan melihat pakaian dalam mu" ucap wonjin yang sepertinya mengerti apa maksud dari tatapanmu itu.
"Ah satu lagi, ini pakailah untuk pulang. Karna aku tidak bisa mengantarkan mu. Aku sudah terlambat les" ucap wonjin seraya memberikan sebuah payung padamu.
"Bagaimana kau bisa--"
"Aku membelinya tadi untukmu" wonjin pun meletakan payungnya di samping tempat dudukmu.
Hai hai aku kembali!
Ada yang kangen gak sama cerita ini?
Mumpung aku udah update jangan lupa di baca ya!!Votmennya jangan lupa guys!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan • Ham Wonjin [HIATUS SEMENTARA]
Teen FictionSetiap perpisahan selalu saja menimbulkan rasa rindu untuk berharap pertemuan itu kembali datang