Terkadang tuhan sangat tidak adil, pikir Yeji saat itu. Ketika dirinya ingin menghindari masalah yang bertubi-tubi datang, pasti ada saja yang melemahkannya. Contohnya itu adalah saat ini, ia malah dipertemukan dengan seseorang yang belakangan ini sangat ia hindari.
"Lu- lucas?" Katanya dengan tubuh gemetar.
Lelaki itu pun tertawa sarkas lalu menyondongkan sedikit tubuhnya kedepan, "Jangan takut, gue bukan hantu."
Yeji pun tetap diam ditempat sama sekali tidak berkutik sambil mengucapkan sumpah serapah di dalam benaknya.
"Lama gak ketemu," Katanya sok manis.
"Oh iya, mana Jaehyun kakak ang—"
Spontan, Yeji pun segera membungkam bibir Lucas dengan kedua telapak tangannya. Ia tidak ingin murid-murid yang melintas di sekitar mereka mendengar perkataan lelaki itu.
Lucas pun langsung menghempaskan tangan gadis tersebut secara kasar, "Apa sih lo?!" Bentaknya.
"Kalau lo emang benci gue, oke gapapa. Tapi please, jangan bawa-bawa Jaehyun." Ucap Yeji dengan nada memohon.
—————
Setelah beberapa mata pelajaran telah usai, Yeji memutuskan untuk pergi ke perpustakaan sembari menunggu kelas berikutnya.
Namun ketika hendak mengeluarkan segala kegelisahannya, tiba-tiba saja Yeji teringat akan sosok lelaki yang kini memenuhi seisi ruang didalam pikirannya. Lelaki yang kini menjadi ancaman terbesarnya dan lelaki yang kapan pun bisa membunuh Yeji tanpa harus menyentuhnya.
Ia pun mengerang frustasi lalu memasuki area perpustakaan dengan hentakkan kaki yang terdengar cukup berisik. Beberapa murid yang berada didalam perpustakaan pun agak terganggu karenanya, terutama dengan lelaki yang sedari tadi terus memandanginya.
Duduk di dekat jendela sambil menghela nafas, gadis itu pun melipat kedua tangannya di atas meja lalu menenggelamkan seluruh wajahnya.
"Yeji?" Gadis itu pun mendongak ketika seseorang memanggil namanya.
Yeji mengernyitkan dahinya ketika melihat seorang gadis yang kini berdiri tepat di depannya sambil tersenyum lebar.
Gadis itu pun terkekeh, "Oh Sean, panggil Sean." Ujarnya sangat ramah.
Karena Yeji terlihat kebingungan, tanpa pikir panjang Sean pun langsung membuka suara, "Aku temen sekelasmu, kita kan satu bangku. Lupa ya?"
Bagaimana bisa Yeji sebodoh itu? Bahkan teman sebangkunya pun ia sama sekali tidak ingat. Gadis itu pun tersenyum kikuk sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Y- ya sorry."
Sean pun langsung duduk tepat di hadapan Yeji, "Kamu enggak makan?"
Yeji menoleh, "Ya? ah, gue gak laper." Jawabnya, padahal sebetulnya pikiran gadis tersebut sedang kacau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
FanfictionKamu telah membuat ku jatuh cinta, namun kamu juga yang membuat ku jatuh kedasar jurang yang paling dalam. Bukan, semua ini bukan salahmu. Semesta hanya sedang tidak ingin melihat kita menjadi satu. - Hwang Yeji, 2017