Tahun 2017,
"Ji, kamu gak pulang? mendung nih."
Aku pun tersenyum simpul kepada seseorang yang senantiasa selalu peduli dengan ku bagaikan seorang saudara. Dia adalah sahabat ku sendiri, Sean.
"Duluan aja gih, gue nunggu Jae."
Saat itu aku sedang berbohong, aku hanya tidak ingin merepotkan teman ku yang satu itu karena ia telah membantuku begitu banyak.
Terkadang aku kesal dengan fakta bahwa Sean lebih memperdulikan aku dibanding dirinya sendiri. Aku begitu bersyukur memiliki teman yang begitu tulus seperti dia, tapi tetap saja— aku tidak suka jika dia mengabaikan dirinya karena aku.
"Yakin?"
"Yakin, mending lo cepet pulang dari pada nanti kejebak hujan." Ujar ku dengan nada sedikit memerintah.
Ia menatap ku sejenak, aku bisa melihat ada tatapan ragu yang tersirat dikedua kelopak matanya itu.
Sean pun menghembuskan nafas berat, lalu ia memberi ku sebuah payung kecil berwarna hitam, "Buat jaga-jaga, kalau kamu kelamaan nunggu Jaemin dan tiba-tiba hujan— pakai ini" Katanya sambil memberi ku sebuah payung kecil.
Aku terkekeh sekaligus heran,"Gue bisa neduh kok, lo lebih perlu itu payung dibanding gue." Jawab ku menolak tawarannya.
"Udah sana lo pulang, kejebak hujan tau rasa." Lalu aku pun langsung mendorong tubuh kurus gadis itu dengan agak memaksa agar ia segera bergegas untuk pulang.
Gadis itu pun akhirnya berlarian kecil menuju halte bus dan sebelum ia masuk kedalam ia menyempatkan diri untuk menoleh ke arah ku lalu melambaikan tangannya.
"Dadahh!" Ucap ku juga membalas melambaikan tangan ke arahnya.
Aku pun tersenyum ke arah bus tersebut, memandangi Sean yang masih menatap ku dari arah jendela. Lalu senyum ku pun lambat laun memudar ketika bus itu telah menghilang dari pandanganku.
Kemudia aku pun langsung beranjak pergi dari gerbang kampus dan memutuskan untuk pulang seorang diri. Sebenarnya aku bisa saja menghubungi Jaemin dan memintanya untuk mengantarku pulang, tetapi aku tidak enak hati merepotkan lelaki itu di sela-sela kesibukannya. Iya, sebentar lagi Jaemin akan sidang skripsi dan aku paham betul sesibuk apa lelaki itu sekarang.
Tapi FYI,
Jaemin sama sekali tidak pernah menolak keinginanku. Ia selalu mengabulkannya, bahkan aku pernah menantangi Jae untuk melompat ke sungai han dan tentu saja aku bercanda. Tapi apa kalian tahu? ia hampir melakukannya dengan alasan untuk membuktikan bahwa ia tulus kepadaku.
Terdengar sangat bodoh tapi itulah Jaemin, sebesar itu cintanya kepada ku. Menurut kalian ia pasti terdengar seperti bucin, namun menurutku tidak karena ia memiliki cara tersendiri untuk membuktikan bahwa ia benar-benar mencintai ku.
Terlalu asik menjelaskan bagaimana sosok Jaemin, kini rintik hujan pun tiba-tiba saja turun dari langit yang terlihat mendung sedari tadi. Sebelum hujan bertambah deras aku memutuskan untuk berteduh di sebuah cafe dekat kampus.
Sembari menunggu hujan reda, aku memutuskan untuk memesan secangkir kopi hangat. Perihal kopi, tiba-tiba saja aku menjadi teringat dengan sesosok lelaki yang memarahi ku jika aku mengkonsumsi kopi terlalu banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
FanfictionKamu telah membuat ku jatuh cinta, namun kamu juga yang membuat ku jatuh kedasar jurang yang paling dalam. Bukan, semua ini bukan salahmu. Semesta hanya sedang tidak ingin melihat kita menjadi satu. - Hwang Yeji, 2017