"Iya-iya sabar napa dah? nih gue lagi siap-siap,"
"Iya kampret bacot lo." Setelah perbincangan kecilnya dengan Sehun ditelpon, Jaehyun pun dengan segera melangkahkan kakinya menuruni beberapa buah anak tangga lalu mengambil kunci yang ia letakkan didalam laci meja ruang tamu. Lelaki itu terlihat sedang terburu-buru mengingat sehun yang mendesaknya segera datang untuk bermain game andalan mereka berdua.
Disaat ia akan menuju ke pintu apartemen, tiba-tiba saja Yeji datang dari arah luar membuka pintu dengan langkah gontai dan tatapan kosongnya. Jaehyun pun memandangi gadis itu dari ujung kepala hingga ujung kaki, pakaian yang ia kenakan juga basah dan lebih anehnya lagi, dimana barang belanjaannya?
Yeji sama sekali tidak sadar dengan keberadaan Jaehyun yang sedari tadi menatapnya penasaran, tatapan gadis itu masih kosong ketika ia menutup setengah pintu kamarnya. Gadis itu pun beranjak pergi ketempat tidur lalu meraih selimut dan menenggelamkan seluruh tubuhnya dibawah selimut tersebut. Masa bodoh dengan pakaian basahnya, saat ini pikiran Yeji sedang kacau.
Bukan, ini semua bukan tentang dia yang menyesal karena pernah menolak Lucas. Namun ia sangat menyesal karena dirinya— hidup seseorang menjadi hancur, karena perkataannya Lucas menjadi bahan olokan orang-orang. Gadis itu pun menangis didalam selimut sesenggukan.
Jaehyun yang mengikutinya sedari tadi semakin menjadi penasaran, belakangan ini Yeji terlihat begitu berbeda. Sudah lebih dari dua kali Jaehyun mendapati Yeji pulang dengan keadaan pakaiannya yang basah karena hujan, dan lelaki itu pun sama sekali tidak tahu penyebabnya.
"Ji?" Panggilnya begitu pelan sambil melangkah masuk kedalam kamar.
Yang dipanggil pun tidak menjawab, ia hanya beragumen sendiri lalu menyalahkan dirinya sendiri.
"Seharusnya gue mati aja, kenapa sih tuhan ngebiarin gue hidup didalam penderitaan yang kayak gini?!"
Setelah mendengar hal itu Jaehyun pun langsung menarik selimut Yeji dengan kasar, pasalnya Jaehyun sama sekali tidak suka dengan perkataan gadis itu. Ia ingin mati? Bodoh!
"Apa-apaan lo dek?!" Ucap Jaehyun dengan nada sedikit tinggi, yang dipanggil pun menoleh dengan kedua mata yang kini terlihat sembab.
"Kak, Yeji pingin sendiri— please keluar." Jawabnya parau lalu meminta Jaehyun untuk segera pergi, namun tidak semudah itu.
"Jelasin sama gue dulu lo ini kenapa? kenapa pakaian lo basah gini? terus mana belanjaannya?"
Yeji pun hanya diam tidak menjawab dan lebih memilih untuk terus menangis.
"Lo ini kenapa ha?!!" Bentak Jaehyun, lelaki itu sama sekali tidak bisa menetralkan emosinya. Ia merasa kesal melihat adik perempuannya yang akhir-akhir ini selalu pulang dengan keadaan menyedihkan.
"Ji, jangan diem aja. Jawab kakak!"
Yeji menatap nanar kearah Jaehyun, lelaki itu pun bisa melihat dengan jelas betapa putus asanya gadis didepannya sekarang. Tanpa perlu berbicara lebih banyak lagi, Jaehyun pun membawa Yeji kedalam pelukannya dan seketika tangisan gadis itu pecah sejadi-jadinya.
"A— aku jahat kak." Katanya menangis sesenggukan.
Jaehyun pun menggeleng setelah mendengar perkataan yang tidak benar itu, "Enggak, adik kakak gak jahat. Kamu baik, kakak tau kamu itu anak baik,"
"Ibu sama Ayah selalu ngajarin kita hal-hal yang baik Ji, gimana ceritanya kamu bisa jahat coba?"
Gadis itu pun masih menangis, "Tapi kenyataannya memang gitu kak, aku jahat."
Melepaskan pelukannya Jaehyun pun menatap kearah sorot mata Yeji, "Bilang sama kakak siapa yang udah ngatain kamu jahat? Biar kakak samperin tuh manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of You
FanfictionKamu telah membuat ku jatuh cinta, namun kamu juga yang membuat ku jatuh kedasar jurang yang paling dalam. Bukan, semua ini bukan salahmu. Semesta hanya sedang tidak ingin melihat kita menjadi satu. - Hwang Yeji, 2017