Chapter 10 : Special Moment

1.2K 144 29
                                    

"Siwon oppa, kurasa aku sudah tidak muat memakai gaun ini..." sahut Yoona muram seraya mengangkat sebuah gaun berwarna merah. Tentu saja tidak akan muat. Gaun itu dikenakan Yoona terakhir kali saat prom night semasa SMA. Saat itu badannya langsing. Berbeda sekali dengan keadaannya yang sekarang -perut yang membuncit karena kandungan yang berumur enam bulan dan pinggulnya yang membengkak.

"Tidak adakah gaun lain? Yang lebih besar? Seingatku, kita pernah membelinya, Yoong." sahut Siwon. Ia tidak berhenti hilir mudik dari lemari dan tempat tidurnya untuk mengepak. Sebuah koper besar yang berisi beberapa baju Siwon dan Yoona terbuka lebar di salah satu sisi tempat tidur. "Apa lagi ya..." gumam Siwon. Namja itu mendadak teringat sesuatu dan menyambar sebuah dasi kupu-kupu dari sebuah lemari baju yang juga terbuka lebar.

Yoona merengut ketika melihat suaminya sibuk sendiri. Ia meraih salah satu gaun berwarna pastel lembut dari sekian gaun yag berserakan di tempat tidurnya. Yeoja itu lalu mematut diri di kaca, dan bibirnya kembali mengerucut ketika melihat gaun itu terlalu kecil untuk tubuhnya yang besar sekarang ini. "Oppa..." rengeknya.

Siwon menghela nafas dan berjalan mendekati Yoona. Tubuhnya yang tinggi memeluk istrinya dari belakang. "Waeyo, Yoongie chagiyaaaaaa?" goda Siwon pelan seraya mengusap pipi bulat Yoona. "Gaunku tidak ada yang muat! Gaun-gaun itu kan untuk yeoja langsing, bukan untuk yeoja gendut sepertiku!" sahut Yoona kesal.

Wow?

Siwon mengernyitkan alisnya. Yoona tidak pernah bicara sekasar ini. "Di mataku, kau masih langsing, sayang. Jangan permasalahkan itu. Bagaimana kalau nanti malam kita beli gaun yang ukurannya lebih besar?"

Giliran Yoona yang mengernyit. "Memangnya sempat? Kita berangkat besok, oppa! Lagipula -Aw, sshh..." ringis Yoona ketika perutnya ditendang lumayan kuat dari dalam rahim. Seolah menyuruh Yoona diam karena omelannya yang tiada henti. Yoona mengelus perutnya, sesekali mengusapnya dengan gerakan memutar. Namun bayinya tidak juga bisa diam. "Jangan nakal, aegya, sshh..." ringisnya lagi.

Siwon tersenyum khawatir. Jemarinya ia usapkan ke perut dan terutama abdomen Yoona. Ketika istrinya merasakan gerakan bayinya menjadi pasif karena sentuhan lembut ayahnya, Siwon tersenyum. "Huh! Aegya gak sayang sama umma ya? Kok aegya gak mau sih, sama umma?" tanya Yoona dengan mata berkaca-kaca. Ya ampun...

Suami Yoona segera membopong Yoona dengan gaya pengantin, membuat Yoona memekik kecil. Siwon tersenyum dan mencium puncak kepala Yoona penuh sayang. "Anak kita sayang kok sama kita berdua. Mungkin saja ia sedang ingin bermain denganku, makanya hanya merespon gerakan tanganku." sahut Siwon -berusaha menenangkan Yoona. Mendengar jawaban suaminya, Yoona cemberut dan mengalungkan kedua tangannya di leher Siwon. "Tapi kan..."

"Lebih baik sekarang kau istirahat saja sebelum kita belanja nanti malam, oke?" Siwon meletakkan tubuh Yoona perlahan di atas tempat tidur. Yoona mau tidak mau tersenyum. Ia serasa melayang ke langit ke tujuh karena perlakuan Siwon yang membuat dirinya merasa seperti ratu. Sangat memanjanya. "Siwon oppa..." panggilnya pelan seraya menjulurkan tangannya pada Siwon yang sibuk memberesi selimut.

"Hm?" jawab Siwon. Ia condongkan tubuhnya ke arah Yoona, dan sebuah kejutan kecil menyambar dirinya.

Yoona mengelus pipi Siwon dan mencium bibirnya lembut. "Saranghae..." sahut Yoona malu-malu ketika ia melepas tautan bibirnya dengan suaminya. Siwon tersenyum gemas. Istrinya selalu kelihatan cantik kalau malu-malu. Pipi bulatnya merona -membuatnya kelihatan cute.

"Nado saranghae, Choi Yoona..." sahut Siwon seraya mencium kening istrinya lembut namun lama. Penuh afeksi dan kasih sayang. Membuat Yoona merasa sangaaaaaat bahagia. Yoona tersenyum.

Siwon membelai rambut Yoona sebelum ia meraih sebuah iPod hitam dengan headphone besar. Tangannya yang tegap merentangkan headphone itu dilingkar perut Yoona, lalu ia memutar sebuah lagu klasik lembut. Dentingan piano halus samar-samar terdengar. Siwon dan Yoona pernah membaca di sebuah artikel, bahwa musik klasik bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak bayi, bahkan sejak masih di dalam kandungan. Siwon ingin anaknya pintar seperti dirinya atau jenius seperti Yoona. Cerdas. Dan calon appa itu benar-benar tidak sabar untuk melihat bayinya.

Yoona mengeluarkan smile maut-nya dan memegang tangan Siwon erat. Suami-istri itu saling melempar senyum. Siwon mengecup pipi Yoona. "Tidurlah, Yoong."

"Bolehkah aku tidak bangun dalam waktu yang lama, seperti Putri Salju?" goda Yoona.

Siwon tertawa. "Boleh saja. Toh, aku tahu cara membangunkanmu, Yoong."

Yoona ikut tertawa. "Nee." Ia menutup matanya. Musik klasik yang samar-samar ditangkap kupingnya benar-benar membuatnya rileks dan tenang. Dan sebelum ia pergi ke alam mimpi, Yoona mengucap syukurnya dalam hati. Berterimakasih kepada Tuhan karena telah memberi seorang Choi Siwon sebagai suaminya, pendamping hidupnya.

Siwon tersenyum ketika bola mata Yoona tidak bergerak, menandakkan ia sudah terlelap. Ia mengecup kening Yoona lagi, mengusap rambut Yoona yang jatuh di hidungnya, dan kembali melanjutkan aktivitasnya yang tertunda -mengepak keperluannya dengan Yoona untuk tinggal di Afsel selama kurang lebih seminggu. Dengan suara pelan, tentunya.

.

.

.

.

"Wow!"

Hanya satu kata yang dapat terucap dari bibir Siwon ketika Yoona keluar dari kamar pas. "Bagaimana? Bagus?" tanya Yoona tersipu-sipu.

Siwon berkedip. Istrinya... Cantik sekali! Gaun berwarna cream lembut terlihat sangat pas membalut tubuh putih Yoona. Model lehernya yang berbentuk V namun tidak cukup rendah untuk memperlihatkan belahan dada Yoona, membuat leher jenjangnya terpampang sempurna. Model lengannya yang berenda membuat lengan mulus Yoona memamerkan pesonanya. Perut besar Yoona sama sekali tidak menghalangi kecantikannya. Justru membuatnya terlihat semakin imut.

Siwon berkedip sekali lagi. Poni Yoona yang ditahan oleh sebuah jepitan dengan manik kupu-kupu putih menyamarkan umurnya yang hampur menginjak 27. Kibum lebih terlihat seperti anak remaja berumur 19 tahun. Tidak bisa Siwon pungkiri kalau mungkin saja Yoona masih ingin terlihat lebih muda. Dan itu membuatnya semakin manis. Terlebih, dengan rambut bergelombang Yoona yang terjuntai lemas di dadanya.

"Siwon oppa?" panggil Yoona ketika Siwon hanya melongo.

Siwon memandangi istrinya dari atas hingga ke bawah, kemudian ia berdiri dan mendekati istrinya. Ia mencium hidung Yoona lembut -membuatnya merona. "Perfect! Do you believe me if i say that you're the most beautiful woman i ever know?" sahut Siwon.

Wajah Yoona semakin memerah.

Dipukulnya dada Siwon pelan. "G-gombaaaal!"

Siwon tertawa, lalu ia mengelus perut Yoona dan mengajak anaknya berbicara. "Aegya, kamu harus lihat, sekarang umma cantik sekali loh!"

.

.

.


To Be Continued


Hiiii.... saya kembali, maaf terlalu singkat untuk chapter ini.

SO... LEAVE A VOTE & COMMENT, PLEASE! 🙏🙏🙏

The Military Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang