Chapter 16 : Wherever You Are

685 125 8
                                    

Il Hwa menghela nafas ketika mengintip ke kamar Yoona dan –lagi-lagi– menemukan Yoona sedang melamun seraya mengelus-elus perut besarnya dengan gerakan memutar. Tatapannya memandang kosong ujung tempat tidurnya, sementara punggungnya yang berada di tengah-tengah ia sandarkan ke punggung tempat tidur.

Dengan sebuah gelas berisi susu hangat di tangan kanannya, Il Hwa perlahan masuk dan duduk di sebelah Yoona. Dengan penuh sayang, ia usapkan tangan penuh kasihnya ke pucuk kepala Yoona –membuat sang anak menoleh.

“Yoongie. Minum susu ya?”

Masih mengelus perut besarnya, Yoona menggeleng pelan seraya menerawang ke depan –lagi. Il Hwa memijit keningnya lelah. Sudah seminggu lebih sejak Siwon pergi ke medan perang dan menitipkan Yoona padanya. Dan selama itu pula Yoona berubah seperti zombie. Ia tidak mau makan, malas melakukan apapun, bahkan tidak selera mengonsumsi apapun –meskipun Il Hwa mati-matian membujuknya dengan alasan untuk kesehatan bayinya.

Namun Yoona tetap menggeleng. Seperti tadi. Mengingatkan Il Hwa pada kenangannya dulu –saat ia melahirkan Yoona tanpa Jung Jae. Luar biasa menyeramkan.

Menyerah, Il Hwa akhirnya menaruh gelas itu di samping tempat tidur dan perlahan memeluk tubuh anaknya dari samping. Yoona sama sekali tidak membalas pelukannya, namun yeoja cantik nan manis itu menekuk dan menyandarkan kepalanya pada pundak Il Hwa. Sang ibu tersenyum dan mengusap kepala anaknya.

“Yoongie… Kau bisa cerita apa saja pada umma… Apa yang kau pikirkan saat ini, apa yang kau inginkan saat ini, apa yang kau rasakan saat ini, nee?”

Yoona tetap menggeleng. Ia lalu melepas pelukan Il Hwa dan duduk di tepi tempat tidur.

“Yoongie?” tanya Il Hwa bingung. Ia sungguh sama sekali tidak bisa membaca apa yang ingin dilakukan Yoona. Yoona berubah menjadi sangat pendiam setelah seminggu ditinggal Siwon. Tidak banyak bicara.

“Umma… Apa Siwon akan ada disini ya, kalau anak ini lahir…?” lirih Yoona pelan. Ia mengelus kandungannya yang berusia tujuh bulan dan menunduk. Iba, Il Hwa merangkak ke samping Yoona dan merangkul yeoja cantik itu.

Tiba-tiba sebuah ide terlintas di benak Il Hwa. “Yoongie, umma mau pergi ke suatu tempat sekarang. Kau mau ikut?”

“Hah?” Yoona mengernyit bingung.

Il Hwa tersenyum manis dan menggamit lengan anaknya. “Pokoknya Yoongie sekarang siap-siap ya!”

.

.

.

“I-ini dimana, umma?” tanya Yoona bingung saat ia dan Il Hwa sampai di depan pintu sebuah studio rekaman. Ia semakin mengerjap heran saat Il Hwa hanya tersenyum dan membuka pintu. Terpampanglah sebuah studio besar dengan setting seperti panggung orchestra. Tangga besar, lebar, dan berundak-undak dengan setiap lantai yang dipenuhi alat musik yang berbeda. Di bagian lantai, ada banyak biola dan kertas musik yang ditaruh berjejer. Di tangga pertama, ada biola lain yang berukuran lebih besar dan juga kertas musik berjejer. Begitu seterusnya hingga di tangga paling tinggi yang terdapat sebuah harpa dan seperangkat drum.

‘Tempat apa ini?’ batin Yoona takjub.

Ia semakin takjub ketika melihat ke arah lain dan menemukan sebuah tempat tinggi dengan microphone hitam berjejer banyak dari depan hingga belakang, tidak lupa dengan headphone dan script musik di tiang penyangganya. Ini… Studio rekaman? Tapi, kenapa Il Hwa mengajaknya kesini?

The Military Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang