The Military Wife Prolog

4.7K 281 19
                                    

Yoona terbangun oleh sinar matahari yang menusuk matanya. Ia meregangkan tubuhnya, guna melemaskan otot-otot yang kaku. Tak lama kemudian, ia membuka matanya dan memutar badannya kesamping.


"Selamat pagi, Si-"

Ungkapan selamat pagi yang terlontar dari bibir kecil itu terhenti. Ia mendesah mendapati orang yang dicintainya tidak ada disampingnya. Matanya kembali terpejam, memvisualisasikan bayangan seorang Choi Siwon. Yang tampan, yang tinggi, yang kekar. Yang selalu tersenyum lembut setiap melihatnya. Yang selalu tidur dengan memeluk istrinya setiap malam. Tapi tidak untuk saat ini ..

Yoona kembali mendesah. Ia semakin rapat memejamkan matanya, terselip di benaknya sebuah harapan, bahwa ketika ia membuka matanya, akan ada seorang Choi Siwon di depannya, yang akan memberikannya sebuah ciuman lembut dipipinya untuk membangunkannya. Tolong, Tuhan ..

Ia kembali mendesah kosong saat membuka matanya. Tangan kirinya bergerak menyusuri tempat tidur disampingnya. Tempat itu kosong, bersih, dan rapi. Tidak ada tanda-tanda bahwa seseorang beristirahat disitu. Yoona terduduk, lalu tertawa.

Kau tahu? Kau benar-benar membuatku gila, Choi Siwon ..

Yeoja cantik berambut panjang itu turun dari tempat tidurnya. Langkahnya terseok menuju kamar mandi. Ia mendongak menatap cermin di hadapannya, setelah sebelumnya mencuci muka. Menit berikutnya, ia menerawang kosong.

Apa yang akan dilakukan seorang Choi Siwon jika tidak ada dirinya?

Pasti ia akan menghancurkan rumah ini. Berkeliaran di rumah dengan hanya memakai boxer dan membawa kopi ditangannya. Menonton TV selama satu jam, dan tidak berhenti mendesah bosan selama 60 menit. Mematikan TV, dan menghancurkan dapur untuk membuat sepiring roti bakar. Membiarkan isi kulkas berantakan karena ia tidak tahu dimana Yoona menyimpan selai -dan mengacaknya. Membiarkan kompor kotor dengan saus dimana-mana. Dan jika ia menyerah untuk membuat satu tangkup roti, ia akan membuka lemari snack dan membiarkan remahan snack-nya bertaburan diruang keluarga mereka. Kacau.

Kembali Yoona tertawa mengingat itu semua.

Saat itu, adalah pertama kalinya ia meninggalkan Siwon sendirian dirumah setelah menikah. Ia berbelanja dengan umma-nya seharian, dan betapa terkejutnya ia ketika membuka pintu rumah. Barang-barang yang berantakan, CD yang berserakan disekitar Home Teather, snack dan cola yang terbuka di meja tengah, belum lagi tumpahan kopi berwarna coklat yang terlihat tergenang di tangga, dan Bugsy -anjing mereka-, yang sedang menggigit-gigit salah satu bantal sofa. Begitu melihat Yoona, sontak anjing itu lari kearah sofa, tempat dimana Siwon ternyata sedang tertidur dengan lelapnya -yang belum memakai baju, dan setia memamerkan abs-nya.

Amarah Yoona langsung memuncak. Ia tidak punya waktu untuk mengagumi abs Siwon yang sempurna -Ia benci melihat rumahnya berantakan, dan tanpa basa-basi ia langsung membangunkan Siwon dengan sadis -dengan menjewer telinganya kencang.

Yoona tergelak semakin keras mengenang itu semua.

Namun, lamunan dan tawanya terhenti ketika ia mendengar suara aneh di pintu rumahnya. Ia cepat-cepat keluar setelah menyisir rambut hitamnya.

Kesan sepi tertangkap oleh Yoona ketika mata yeoja ramping itu menyusuri keseluruhan lantai bawah. Tidak ada Siwon yang duduk tenang di depan TV -menonton berita sambil menyesap kopinya. Ia tersenyum sedih dan menuruni tangga perlahan.

Aku merindukanmu, Siwon ..

Ketika ia membuka pintu depan, tampak Bugsy yang sedang menggigit koran dan menggoyangkan ekor di pekarangan. Yoona langsung menepukkan tangannya ke paha, "Bawa sini korannya, Bugsy!"

Anjing Samoyed itu langsung berlari kencang kearah Yoona. Bulu-bulunya yang hitam dan putih menyapu rumput hijau segar. Setelah sampai di hadapan majikannya, anjing menggemaskan itu menaruh korannya di kaki Yoona.

Guk! Guk!

Yoona tertawa. "Iya, anjing pintar, nanti kita main ya?" sahutnya sambil mengusap kepala Bugsy. Mendengar jawaban itu, Bugsy menjulurkan lidahnya dan menggonggong senang.

"Selamat pagi, Yoona-ah .. "

Yoona langsung menoleh ke kiri dan mendapati Donghae -tetangganya, tersenyum lembut kearahnya.

"Pagi, Donghae-ssi!" jawab Yoona semangat sambil memamerkan senyumnya. Donghae tertawa mendengar jawaban Yoona yang begitu lantang.

"Daddy, aku mau robot Gandam ya! Aku mau sekalian sama prajuritnya juga ~ " teriak seorang anak laki-laki berumur 5 tahun yang berlari dari dalam rumah dan memeluk kaki Donghae.

Dari balik pagar pembatas yang tidak terlalu tinggi, Yoona bisa melihat Donghae langsung melepas pelukan anaknya dari kakinya dan berjongkok, menyamakan tingginya dengan Dong Wook -anaknya.

"Iya, sayang, nilai rapotmu kan bagus!" jawabnya sambil mengacak rambut Joong Wook pelan.

"Horeee! Aku sayang Daddy ~ " teriak Doong Wook senang dan memeluk leher Donghae.

Donghae tertawa. "Nah, kalau nilai rapot kamu bisa lebih tinggi lagi, Daddy akan belikan pasukan robot Gandam dari seluruh dunia. Kamu mau?"

"MAU! AKU MAU!"

"Kalau begitu, belajar lebih rajin ya sayang!"

"Ya! Jangan menjanjikan yang tidak-tidak, Donghae!"

Bersamaan dengan itu, keluarlah seorang yeoja yang menenteng tas kerja suaminya. Jessica Jung. Donghae hanya tertawa dan berjalan mendekati istrinya.

"Aku berangkat ya chagi .. "

Donghae mengambil tas kerja dari tangan istrinya, dan dengan itu, Jessica mengencangkan ikatan di dasi Donghae, membuatnya tercekik. "Ugh, aku tidak bisa bernafas .."

Jessica tertawa dan melonggarkan dasi Donghae. "Ingatlah Lee Donghae, jangan coba-coba untuk selingkuh di kantor!"

Donghae terkekeh geli mendengar ucapan istrinya. Setelahnya ia langsung mengecup bibir Jessica sekilas. Mendapatkan energi tambahan untuk melewati satu hari melelahkan penuh beban. "Tidak akan. Tapi aku akan selingkuh kalau kamu tidak mandi setelah ini."

Blush ~

Rona merah langsung menjalar dipipi Jessica. "Y-Ya!"

Donghae kembali tertawa. Tak lama kemudian, ia masuk ke dalam mobilnya dan berteriak dari jendela, "Aku berangkat, chagi. Jangan nakal di sekolah, Doong Wook, ne? Dan Yoona-ah, semoga harimu menyenangkan!" Dan dengan itu, mobil Donghae meninggalkan pekarangannya.

Yoona tertawa geli. Ucapan Donghae persis seperti pelayan sebuah rumah makan ketika pelanggannya pergi. Jessica yang baru menyadari kehadiran Yoona langsung tersenyum cerah dan melambaikan tangannya, "Pagi Yongie!"

"Pagi, Sica eunni! Bagaimana keadaanmu?"

"Aku baik, Yongie! Apa kabar, Bugsy?" Tanya Jessica geli pada anjing yang sedang mengejar kupu-kupu di pekarangan luas tanpa pagar Yoonwon. Yoona tertawa pelan.

"Ah, aku harus memandikan Doong Wook, sudah jam 8 lewat. Sebentar lagi bus sekolah-nya datang. Annyeong, Yongie!" sambung Jessica sambil menggendong masuk Doong Wook yang meronta-ronta.

Beberapa saat setelah Jessica masuk, Yoona mengalihkan pandangannya pada pohon Buckwheat yang terletak persis di samping kotak pos-nya. Selagi menelusuri bunga yang mulai tumbuh dan mekar, mata Yoona berkilat sedih. Masih jelas terbayang olehnya, kebahagiaan, kemesraan dan keceriaan keluarga kecil tadi. Ia menggumam pelan,"Keluarga yang beruntung. Sangat beruntung .."

Dan tanpa sadar, Yoona menggigit bibir bawahnya.

TBC

Mau lanjut? ayo bikin authornya semangat buat ngelanjutin dengan RCV ^^

Yang udah baca komen dan vote  ya...

The Military Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang