Chapter 17 : My Hero

295 51 5
                                    

Gaza, Palestine, 00.12 AM.

DHUAR!

Siwon yang ada di dalam sebuah tank besar bersama dengan teman-temannya berjengit ketika sebuah ledakan terjadi di bagian atas tank. Namja itu mengumpat dalam hati. Mungkin itu bom. Atau granat –meski sedikit ganjil kalau melemparkan benda yang daya ledaknya kecil itu ke tubuh tank yang berbalut besi baja. Sangat mungkin ranjau darat.

Apapun itu –

“FIRE! FIRE! EVERYBODY GET OUT! GET OUT!” (“API! API! SEMUANYA KELUAR! KELUAR!”) sahut salah seorang bawahan Siwon kencang. Ledakan itu ternyata sukses membakar bagian luar tank sepenuhnya. Pantas saja suhu di dalam serasa seperti di neraka –panas sekali. Siwon sebagai yang bertugas sebagai Kapten di timnya segera keluar lewat tangga tank setelah memastikan seluruh anak buahnya sudah keluar.

Dan Siwon tercekat.

Api sudah mengkungkung badan kendaraan besar itu, termasuk di sekelilingnya. Gawat! Dari mana ia harus keluar? Siwon melirik ke bawah. Uh, kokpit tank sudah terbakar habis. Dan Siwon pasti akan langsung hangus kalau tidak segera keluar!

“Choi Siwon, cepat turun! Tank itu akan segera meledak!” teriak Hangeng keras.

DHUAR!

Sebuah ledakan mendarat di satu sisi tank, membuat api bergejolak semakin besar. Siwon tidak pikir panjang lagi. Ia segera melompat dan –

“AAAHH!”

Bagian belakang baju Siwon terbakar dan reflek, ia segera menggulingkan tubuhnya di tanah untuk memadamkan api itu. Astaga, rasanya seperti dipanggang hidup-hidup! Ototnya mengejang dan kulitnya serasa terbakar –meskipun ia menggunakan rompi anti peluru. Dengan sebuah teriakan keras, Siwon berhasil memadamkan api itu dengan satu sentakan keras di tanah.

Seluruh anak buah Siwon diam. Mereka hanya mengawasi sekeliling dengan senapan yang siap melontarkan ribuan peluru –kalau-kalau ada lawan atau kawan yang mendekat.

Hangeng membantu Siwon berdiri. Namja Choi itu menegakkan tubuhnya dengan nafas terengah-engah. Lalu Siwon berteriak dengan amat lantang –mengalahkan pekikan bom dan peluru di sekeliling mereka. Membuat semua anak buahnya menoleh.

“LISTEN! I BELIEVE, ALL OF YOU ARE THE GREATEST SOLDIER WITH HIGH SENSE OF HUMANITY, SO, WHAT ARE WE GOING TO DO NOW –DHUAR!– IS TO EVACUATE CIVILIAN INTO THE RELOCATION CAMP, ESPECIALLY –BLAR!– THE KIDS, THE WOMEN, AND THE OLD ONE!” (“Dengar! Aku yakin bahwa kalian semua adalah tentara paling baik dengan rasa kemanusiaan yang tinggi, jadi, yang akan kita lakukan sekarang adalah mengevakuasi penduduk sipil dan mengungsikan mereka ke kamp penampungan, terutama anak-anak, wanita, dan lanjut usia!”) teriakan Siwon menggelegar dan membahana. Suaranya yang tegas kadang terpotong oleh suara ledakan yang mendarat di sekeliling tim yang dipimpin Siwon saat berlari.

Suasana panas sekali. Mungkin, neraka malah tidak ada bedanya dengan ini. Siwon tidak memperdulikan seluruh tubuhnya yang bersimbah keringat. Hati kecilnya terusik melihat pemandangan di depannya. Miris. Apakah dengan berperang, mengacungkan senjata dan menembakkan bom seperti air hujan yang turun begitu deras akan mengurangi masalah?

Kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Perang apalagi. Hanya akan menambah penderitaan kedua belah pihak.

“BUT LIEUTENANT COLONEL, IT’S AGAINST ORDER –DORRR! –, AND I BELIEVE THAT THE COLONEL WILL GIVE US A REPRIMAND! HOWEVER OUR TASKS IS TO FIGHT THOSE TERRORISTS!” (“Tapi letnan kolonel, itu melanggar perintah! Dan saya yakin bahwa kolonel akan memberikan teguran keras! Bagaimanapun, tugas kita adalah melawan teroris-teroris itu!”) protes salah seorang anak buah Siwon kencang.

The Military Wife ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang