[This FF does not mean to bring down any party. If there are similarities in names, places, etc, it is an accident.]
---
Siapa bilang menjadi petugas medis tidak sibuk?
Lihat saja, bahkan saat malam seperti ini, para anggota palang merah negara ini masih berkumpul di dalam ruangan mereka untuk melakukan serangkaian latihan.
"Oh, astaga, ini membosankan," keluh Zayn sambil meyangga dagunya dengan tangan kanannya. Raut wajahnya sangat menunjukkan rasa bosan yang teramat.
"Bahkan ini baru dimulai. Berhenti mendumal," desis perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Kau juga harus berhenti mendesis, Giselle," balas Zayn. Keduanya berbicara dengan sangat pelan, namun tatapan mereka tetap fokus pada pembina yang sibuk menjelaskan berbagai macam hal tentang medis yang sebenarnya sudah mereka kuasai.
Sekitar 15 menit terlewati, suara ketukan dari luar membuat pembina mereka berhenti bicara. Dan hal itu membuat Zayn sedikit lega karena tak harus berpura-pura fokus, walaupun hanya sejenak.
"Maaf mengganggu, Sir. Tapi ada yang ingin kusampaikan pada kalian semua," kata orang itu.
Sang pembina menatap orang itu bingung. "Baiklah, Jack, katakan saja."
Jack mengangguk dan berjalan ke tengah agar semua orang yang berada di dalam ruangan dapat memerhatikannya.
"Pertama-tama, kalian bisa cek ponsel kalian masing-masing, karena aku telah mengirimkan sebuah link." Jack memulai. Sontak semua orang membuka ponsel mereka dan membaca link yang berisikan sebuah artikel. Desas-desus mulai terdengar di ruangan itu.
"Oh my God. Kacau, para aparat kacau," gumam sang pembina. "Lalu apa, Jack?" tanyanya pada Jack.
"Dari pihak BEM KM telah mengirimkan surat ajuan pada sekjen sebanyak 3 kali, namun tak ada tanggapan sedikitpun. Dan saat mereka datang ke gedung dewan, para pengawal mengatakan bahwa mereka tak mengadakan perjanjian sebelumnya. Dan karena hal itu, hampir seluruh mahasiswa dari banyak kampus yang akan melaksanakan aksi menyuarakan aspirasi mereka dengan cara langsung turun ke lokasi besok. Kita bisa menyebutnya sebagai aksi demontrasi," jelas Jack panjang lebar.
Lelaki itu menarik napas sejenak. "Aku tak berharap adanya korban. Tetapi, mereka tetap membutuhkan tim medis, apapun keadaannya."
"Alright, aku mengerti. Kita harus turun ke lokasi juga," tutur Zayn, diangguki oleh yang lainnya.
"So guys, sepertinya malam ini akan menjadi malam yang sibuk," kata sang pembina. "Persiapkan semuanya. Kelompok, alat, dan perbekalan lainnya. Biar aku yang mengurus untuk ambulan," tambahnya, lalu keluar ruangan.
Ketua mereka mulai membagi kelompok. Dan, yeah, seperti biasa, dimana ada Zayn, maka selalu ada Giselle. Mereka selalu menempel seperti perangko. Tapi, setiap orang-orang menanyakan mengenai hubungan mereka, jawabannya selalu sama, "Kami hanya berteman."
"Well, aku bosan bersamamu terus menerus," ucap Zayn, namun tak serius. Justru ia senang bukan kepalang setiap bersama Giselle.
"Bahkan kau akan membutuhkanku, Malik," timpal Giselle.
"Baiklah, kita memang saling membutuhkan. Benar, kan, sayang?" Kini Zayn merangkul Giselle sembari tersenyum manis.
Giselle merotasikan kedua bola matanya. "Aku padamu, Sir."
"Ayolah, aku ingin kalian pacaran saja!" celetuk salah satu anggota di kelompok mereka.
Giselle mendelik ke arah orang itu. "Shut up. Kami tak akan pernah bisa lebih dari ini. Bukan begitu, Zayn?"
Senyum Zayn perlahan memudar, ia menatap Giselle dengan lekat. Namun, tak ada satupun kata yang terucap.
"Zayn?" panggil Giselle. Mata gadis itu memberi kode pada Zayn untuk mengatakan 'ya' secepatnya.
Zayn tersenyum tipis, lalu melepas rangkulannya perlahan dan menatap teman-temannya. "Sebaiknya kita cepat-cepat menyiapkan alat-alatnya sekarang. Lebih cepat lebih baik, kan?"
Kelompok mereka yang beranggotakan lima orang mengangguk patuh dan saling berbagi tugas. Terutama Zayn, selaku koordinator.
Namun tidak dengan Giselle, gadis itu masih diam di tempatnya sambil menatap Zayn dengan heran.
"Ada apa dengannya?"
---
hampir lupa up :"
![](https://img.wattpad.com/cover/201809701-288-k164456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aspirations
FanfictionBukan tentang kisah perjuangan seorang pejuang negara. Bukan tentang negara yang merdeka atau pun sebaliknya karena pembelaan rakyat. Hanya tentang para mahasiswa dengan segala aspirasi mereka. Tentang sebuah arti kebersamaan yang sesungguhnya, ser...