Arki ditemukan tergeletak di pinggir jalan dengan luka tusuk di perut bagian kanannya. Wajahnya semakin pucat, Arki tak mampu berteriak meminta tolong karena luka yang terlalu sakit dan tubuhnya yang sudah semakin lemas. Malam itu, Arki bermaksud pergi ke rumah Ratih untuk mencoba menemuinya. Namun, di tengah jalan, Arki dihadang oleh dua orang tak dikenal setelah sebelumnya ditabrak dan akhirnya Arki jatuh tersungkur. Kedua orang itu langsung menghantam wajah Arki dengan pukulan yang berakibat rahang Arki bergeser. Setelah itu, salah seorang langsung menusukkan sebilah pisau ke perut bagian kanan Arki.
"Mati kau!" Bentak orang tersebut.
Sementara itu, Arki hanya bisa menahan sakit di rahang dan perutnya. Saat keadaan masih sunyi, Arki tergeletak dan tak tahu akan berbuat apa. Baju kaos abu-abu yang bertuliskan aku ini binatang jalang sudah berwarna merah karena darah yang masih dan terus mengalir dari luka tusuk di perutnya. Sambil menahan sakit, Arki mencoba untuk bangkit. Tangan kanannya menekan keras-keras luka tusuk tersebut agar tidak banyak lagi darah yang terbuang percuma. Tangan kiri Arki mencoba untuk mengembalikan posisi rahangnya yang bergeser akibat menerima pukulan keras dari dua orang yang menghadangnya.
"Aaarrrggghhhhh," teriak Arki menahan sakit setelah berhasil mengembalikan posisi rahangnya ke keadaan semula. Arki akhirnya meneteskan air mata, tak mampu menahan sakit. Karena hampir kehabisan banyak darah, Arki merasakan kepalanya pusing. Penglihatannya pun sudah tidak jelas, jalannya sempoyongan. Ia berusaha berjalan ke tempat terdekat yang bisa ditempatinya untuk meminta tolong. Namun, karena jalanan menuju rumah Ratih terbilang sepi, hal ini mengakibatkan Arki sulit untuk menemukan seseorang atau kesulitan mendapat pertolongan.
Arki pun ingat bahwa gawainya ada di dalam ransel, karena terlalu pusing dan penglihatannya sudah buram dari biasanya. Ia berjalan pelan-pelan kembali ke motor yang tergeletak di pinggir jalan dan terdapat beberapa bagian yang sudah pecah dan rusak akibat jatuh karena dirusak oleh dua orang yang menghadang Arki beberapa menit yang lalu.
Namun, hal yang diharapkan Arki pun sia-sia. Ransel yang dipakainya tadi telah hilang. Dengan keadaan tubuh yang sudah tidak mampu lagi bergerak, tetapi dipaksakan. Arki berusaha untuk mencari ransel hitam yang dipakainya di sekitar tempatnya jatuh. Ia mencarinya dengan bantuan cahaya lampu jalan seadanya sambil meraba rumput-rumput dan tanaman berharap ranselnya ketemu. Tetapi, sampai pada beberapa menit kemudian, Arki akhirnya tidak menemukan ranselnya tersebut.
Arki yang malam itu mencoba untuk mencari pertolongan dengan cara berteriak saat suasana jalan sudah semakin sepi karena malam yang tambah larut. Sambil tetap menahan perih di perut, Arki masih terus berusaha berteriak meminta tolong sambil berharap ada pengendara yang kebetulan lewat dan mendengar suaranya. Namun, sampai tiga puluh menit kemudian belum satu pun pengendara yang melewati jalan yang terletak di pinggiran kota Makassar.
Tubuh Arki semakin lemah karena darah yang sudah semakin banyak yang terbuang sia-sia. Wajah Arki pun semakin pucat, bibirnya kini berubah menjadi abu-abu dan langkah kakinya terhuyung. Ia semakin kehilangan keseimbangan hingga pada akhirnya Arki jatuh tersungkur untuk kedua kali.
Arki mencoba untuk membuka mata dan berusaha menyadarkan diri, tetapi karena sudah terlalu banyak kehilangan darah. Akhirnya Arki tidak mampu membuka mata dan kesadarannya pelan-pelan hilang. Sebelum kedua matanya tertutup, salah seorang laki-laki menghampirinya. Lelaki yang malam itu mengenakan kaos putih bertuliskan angka 4.20 segera saja menghampiri dan menolong Arki yang sebentar lagi tidak akan sadarkan diri untuk selamanya.
Lelaki itu segera mengeluarkan gawai dari dalam kantong celananya dan langsung menelepon rumah sakit dan meminta bantuan ambulans. Tak berselang lama, ambulans pun datang dan segera membawa Arki ke rumah pendidikan Universitas Hasanuddin. Lelaki itu pun segera mengikuti ambulans yang membawa Arki ke rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arah
Novela JuvenilArah, ke mana kau akan berlabuh untuk cinta yang belum meninggalkanmu? Masa depan atau masa lalu yang kau tinggalkan? Percayalah, cinta tidak akan tersesat.