'Satu hal lagi yang sedari tadi mengganjal di pikiran saya. Jika emang benar perkataan Taeyong tadi, apa perasaan kamu untuk saya itu... murni hanya candaan?'
{}
Lucas menatap wajah damai Jungwoo yang baru saja tertidur. Ia menghela napasnya dan beranjak dari posisinya untuk keluar dari kamar. Ia berjalan ke arah balkon apartemennya dengan segelas kopi di tangan yang sebelumnya sempat ia seduh di dapur. Ia menghirup aroma kopi tersebut yang ternyata cukup bisa menenangkan pikirannya walau tidak seberapa.
"Haaah... nggak usah mikir yang aneh-aneh, Lucas." Gumamnya pelan.
Lucas menyesap kopinya sembari memandang ke arah pemandangan kota Jakarta di malam hari. Gedung-gedung tinggi menjulang dengan gemerlap cahaya lampu yang indah serta angin sepoi-sepoi yang terasa membelai wajahnya membuat dirinya kembali rileks. Aroma kopi arabika yang begitu menenangkan ikut membantu menjernihkan pikirannya.
Tidak lama kemudian, terdengar suara ponselnya yang berbunyi. Ia sontak merogoh kantong celananya dan mengambil ponselnya lalu meletakkannya di kuping tanpa melihat caller id-nya terlebih dahulu.
"Ya, halo?"
"Lucas..." Lucas tersenyum ketika mendengar suara yang cukup familiar baginya.
"Mama?"
"Sibuk banget ya sampe-sampe lupa telpon mama?" Lucas terkekeh pelan.
"Nggak, ma. Lucas capek ngajar, setiap sampe rumah langsung tidur."
Berbohong sedikit gapapa lah ya?
Yakali Lucas harus jujur jika ia sering membawa muridnya ke rumah dan 'meniduri'nya hampir setiap malam ia menginap? Jika muridnya adalah perempuan, mungkin paling parah ibunya hanya akan murka. Tapi jika beliau mengetahui bahwa yang ditidurinya itu adalah laki-laki, bisa-bisa kena serangan jantung ibunya nanti.
"Ihs, anak mama satu ini. Bilangin abang kamu suruh telpon mama, hm?"
"Iya-iyaa."
"Lucas, gimana kamu udah punya calon belum? Mama pengen punya cucu, abis mama ditanyain terus sama tetangga kapan punya cucu soalnya anak mama udah pada gede-gede. Tinggal si adek Nancy doang yang masih sma." Lucas sontak terdiam mendengar perkataan ibunya.
Inilah yang selalu dihindari dirinya dan juga Johnny, kakaknya. Johnny bahkan belum siap untuk mengenalkan calon pendampingnya pada sang ibu, apalagi Lucas.
Memang siapa calon yang akan menjadi pendampingnya nanti?
Masa depannya saja masih terlihat buram di pandangannya.
"Belum ada, Lucas sibuk ngajar." Balasnya datar.
"Emangnya anak mama ini nggak kecantol sama siapa-siapa?" Lucas terdiam. Kali ini cukup lama.
Satu nama yang terlintas di pikirannya.
'Jungwoo.'
"Hei, halooooo? Kok diem? Hayooo, kasih tau mama dong."
"Nggak ada, ma. Lucas abis minum kopi."
"Ih, pokoknya cerita ya sama mama. Jangan diem-diem melenceng kayak tetangga sebelah!" Ucap ibunya sedikit ketus.
"Hm? Siapa? Jaehyun?"
"Iya! Emangnya kamu nggak tau dia sekarang jadi gay? Gak nyangka juga mama. Kasian deh bu RT, jadi bahan omongan ibu-ibu. Jangan ikut-ikutan kayak Jaehyun ya kamu."
"Tapi ma..."
"Jangan mentang-mentang Jaehyun itu temen kecil kamu, makanya kamu belain dia ya. Kalau salah ya tetap salah. Pilihan Jaehyun itu salah dan menentang agama. Bikin malu lagi, pokoknya mama gak mau tau, gak usah kamu main-main lagi sama Jaehyun ya. Bisa-bisa ketularan jadi gay lagi." Ucap ibunya yang membuat Lucas mengernyitkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher | Caswoo [✔]
Fanfiction"Nah, setelah limitnya selesai maka ketemu kan hasilnya 10, terus dikali 52 jadi sama dengan?" -wlc "I LOVE YOU PAK!" -kjw . . . . . [Completed] Comedy, romance, mature. ©Jungsushii 2019 #1 in Luwoo #1 in Lucaswong #1 in Wonglucas #1 in Huangxuxi #1...