Approach

6.9K 872 123
                                    

"Pak, ih saya malu." Lucas terkekeh pelan dan akhirnya ikut menyelipkan kedua lengannya di antara kasur dan punggung Jungwoo untuk mempererat pelukan mereka sampai tak lama kemudian, tubuh Lucas membeku tiba-tiba.

"Jungwoo."

"Hng?"

"Saya tegang."

Flashback off


{}


"Jungwoo," panggil Lucas pelan yang dibalas dengan deheman kecil dari Jungwoo.

"Hm?"

"Nggak mau pulang?" Jungwoo menggeleng pelan.

'Mau tapi gak mau, gimana dong?'

Setelah pertanyaan yang ia lontarkan tadi, Lucas sama sekali tidak berkata apapun padanya. Ia hanya makan dalam diam yang membuat suasana di meja makan sedikit canggung. Hal tersebut membuat Jungwoo sedikit murung. Pasalnya, ia tidak bodoh. Ia tau bahwa yang selama ini dilakukannya dengan Lucas yang notabenenya adalah guru matematika dan malah sekarang adalah wali kelasnya sendiri itu tidak benar dan bersifat fatal. Sekali skandalnya menyebar, maka tidak hanya ia yang akan dikeluarkan dari sekolah, melainkan Lucas pun juga akan ikut dikeluarkan.

Anak di bawah umur mana yang segitu bodohnya mau menjajakan tubuhnya untuk dinikmati oleh gurunya sendiri? Meskipun di awal ia hanya mengikuti saran dari kedua sahabat dan teman-temannya yang lain untuk mendekati Lucas dan sukses, tetapi selebihnya juga adalah kemauannya sendiri. Tindakannya yang sudah sejauh ini juga atas kemauannya sendiri bukan? Bisa saja ia berhenti, tapi apa? Ia menolak untuk berhenti.

Bohong jika Jungwoo tidak berharap apapun setelah ia dengan sukarela membiarkan tubuhnya dijamah oleh gurunya saat ia mabuk waktu itu. Jungwoo ingat semuanya. Ia tidak bisa menyalahkan Lucas atas perbuatannya saat itu karena Jungwoo tau bahwa kata-kata yang keluar dari mulutnya saat mabuk adalah perkataan yang jujur apa adanya dan ia juga ingat ketika ia mengizinkan Lucas untuk menyetubuhinya saat lelaki itu meminta izin saat itu.

Jungwoo juga ingat kecupan selamat pagi pertama yang diberikan Lucas waktu itu dan setelahnya lelaki itu berkata,

"Kamu ingat tentang semalam? Saya harap kamu ingat karena saya akan bertanggung jawab atas apa yang sudah saya perbuat. Tetap berada di sisi saya dan rahasiakan ini, hm?" Ucapnya lembut sembari mengelus surai Jungwoo. Ia hanya tersenyum lalu mengangguk saat itu dan memutuskan untuk terus berada di sisi Lucas.

Bohong jika Jungwoo hanya berharap hubungannya cukup sebatas guru dan murid yang berbagi ranjang, tidak lebih. Ya, ia ingin lebih dari itu. Setidaknya, ia perlu status yang cukup jelas di antara mereka. Bukan hanya sekedar guru dan murid yang berbagi ranjang. Namun, harapannya itu mungkin hanya bisa jadi harapan semu sebab bahkan Lucas sama sekali tidak menjawab pertanyaannya tentang status mereka.

Parahnya, Lucas malah mendiami Jungwoo dan menganggap dirinya rumput bershaking dengan menyibukkan dirinya mengurus piring-piring kotor bekas makan malam mereka. Hal tersebut membuat Jungwoo bingung dan bertanya-tanya sehingga akhirnya, ia hanya melangkahkan kakinya dan membaringkan tubuhnya di sofa menghadap langit-langit apartemen Lucas.

'Emangnya ada yang salah apa dari pertanyaan gue? Dimana? Coba ngomong sini sama gue letak salah dari kalimat pertanyaan gue tadi. Kurang efektif gitu? Mesti pake titit koma? Yaelah, ngomong sini depan muka gue tapi jan sampe banjir, nanti muka gue jadi gak paripurna lagi, huffttttt.' Kesalnya dalam hati sembari mengajak bicara bantal-bantal sofa seakan-akan mereka adalah benda hidup.

Jungwoo terus mengungkapkan keluh kesahnya pada benda mati di sekitarnya. Cukup lama, hingga akhirnya Lucas muncul dari kamar dengan setelan piyama tidurnya lalu memanggil dirinya dan menanyakan apakah ia ingin pulang.

Teacher | Caswoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang