Tekad

3.9K 575 64
                                    

Entah apa yang akan dilakukan Lucas setelah ini, yang terpenting adalah mama yang bisa menerima Jungwoo dan orientasi seksualnya sendiri. Hal-hal tersebut sudah cukup bagi Lucas untuk memperbaiki semuanya.

Memperbaiki sebuah hati yang sudah ia hancurkan dengan harapan agar hati tersebut akan kembali kepadanya dengan seutuh-utuhnya.


{}


Hari ini adalah hari senin dan hari ini adalah hari pertama Jungwoo masuk setelah seminggu kemarin menghiatuskan dirinya dari dunia sekolah. Well, sekalian menghindar dari Lucas sih sebenarnya. Hari ini ia diantar oleh kedua orang tuanya sekalian perpisahan karena mereka hendak berangkat ke luar kota.

Well, setelah acara menangisnya beberapa malam yang lalu, Jungwoo merasa lebih lega. Setidaknya ia merasa seberti bebannya telah terangkat setengah sehingga hari ini ia pun memutuskan untuk masuk. Hari pertama di minggu ini akan cukup berat sepertinya. Ada beberapa faktor yang berpotensi untuk membuat hari senin ini menjadi sangat berat bagi Jungwoo.

Yang pertama, upacara. Siapa sih yang suka upacara? Demi apapun Jungwoo sangat malas untuk mengikuti upacara. Panas, sesak, dan pegal. Yah meskipun di awal ia sangat semangat untuk upacara, tetapi itu hanya pencitraan saja di depan murid-murid baru. Harus kan?

Yang kedua, mata pelajaran pertama setelah upacara adalah matematika. Hal ini berarti ia harus bertemu dengan Lucas setelah kurang lebih seminggu menghindar dari wali kelasnya itu. Well, apakah ia siap? Tentu saja Jungwoo harus siap, secara fisik mungkin Jungwoo bisa dibilang siap. Tapi coba tanyakan pada hatinya, apakah hatinya itu sudah siap untuk melihat wajah seorang Bapak Lucas Mahesa yang sangat menawan itu? Atau apakah ia sudah siap bertemu dengan 'mantan' dari hubungan tanpa statusnya itu? Tidak tau.

Yang ketiga, sebagai seorang ketua kelas yang baik, ia memegang tanggung jawab untuk mengumpulkan tugas harian yang diberikan Lucas minggu lalu. Well, beruntung Taeyong duduk sebangku dengan Doyoung, jadi Jungwoo bisa dengan mudah mengerjakan tugas tersebut dengan menyalin seluruh jawaban Taeyong yang diberikan oleh Doyoung pastinya. Yah, mau tidak mau berarti ia harus bertegur sapa dengan Lucas. Padahal, untuk bertemu saja Jungwoo malas, apalagi tegur sapa? Huft.

Yang terakhir, karena absennya selama satu minggu kemarin hanya dengan modal surat sakit, ia pasti akan dibombardir berbagai macam pertanyaan. Bisa dari teman-temannya atau bisa saja dari Lucas. Apalagi saat teman-teman sekelasnya berinisiatif untuk menjenguk Jungwoo, ia dengan tegas menolak rencana kedatangan mereka di dalam group chat kelas 11 IPS 3 ini.

Yah, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang panjang.

Jungwoo sudah sampai di sekolah beberapa menit yang lalu, ia diantar sampai ujung jalan untuk menghindari kemacetan di depan gerbang sekolah. Jam menunjukkan pukul setengah tujuh lewat sepuluh menit. Di lapangan upacara, petugas tengah bersiap-siap dan mobilisasi ke lapangan upacara pun sudah dimulai. Jungwoo dengan santai menuju kelasnya sampai ia merasakan kehadiran seseorang di sampingnya.

"Selamat pagi, Jungwoo. Tugas dari saya udah selesai?"

Suara ini,

Jungwoo melotot kemudian menoleh dengan cepat. Ia pun menemukan sosok yang sangat ingin ia hindari tersebut kini tengah tersenyum simpul kepadanya. Bukan ini yang ia inginkan di pagi ini, Jungwoo tidak kuat. Ia pun sontak membuang pandangannya ke arah lain dan berjalan sedikit cepat meninggalkan Lucas yang kini tengah menatapnya tepat di depan pintu ruang guru dimana mereka berpisah. Jungwoo mempercepat langkahnya dengan tujuan agar ia segera sampai di kelasnya. Jantungnya berdetak dengan kencang dan cepat.

"Ah, shit. Diem jantung, tapi jangan berhenti nanti gue mati. Tenang... relax... tarik napas... hembuskan... hahhhh..." Ucapnya pelan.

Taeyong dan Mark yang bingung akan tingkah aneh Jungwoo di depan pintu itu pagi ini pun tengah terbingung ria.

Teacher | Caswoo [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang