" Ga selamanya aku bakal kuat, ga selamanya aku mau kayak gini. Terkadang kamu harus tau batasnya diriku. "
- lee ara---------- 🌿 ----------
[ jungkook's pov ]
Udah tiga hari, Ara ga masuk sekolah. Bendahara kelas yang biasa absensi murid, Tasya, juga bingung mau ngisi alasan ga masuknya gimana.
Jaemin juga tetap gamau ngasi tau kenapa Ara, dimana Ara dan semua tentang Ara. Dia cuma tetep ngejauh dan ngehindar dari gua.
"Kook! ikut ke kantin ga?" tanya Jiminie hyung, yang lain juga pada ngeliatin gua.
Gua cuma geleng kepala, mereka semua kaget karna ga biasa banget gua pendiem dan mager.
"Kalean duluan aja, gue diem disini dulu!" kata Taehyungie hyung sambil duduk di samping gua.
"Cerita deh, gue janji ga bakal bocor..."
Dia hyung gua, yakin gua dia bakal slalu ada buat gua dan memprioritaskan gua di manapun dia berada.
"Gua bingung, hyung. Ara udah ga masuk akhir-akhir ini, Jaemin juga gamau ngasi tau kenapa dan slalu ngejauh dari gua..." kata gua, suara udah melemah.
"Mu suka ama Ara?" gua sih ngira nya sih dia suaranya bakal kaget, tau-taunya kalem.
"Kok ga kaget? ga aneh kah? gua dulu ama Ghea, tiba-tiba ama anak yang sering gua bully?" tanya gua.
"Gini ya...hati itu lebih murni dibanding yang elu tau. Dia ngerti dulu pernah jadi sosok yang jelek, sekarang dia pengen menjadi lebih baik dengan orang yang dia sangat sakiti dulu."
"Apa yang salah dari mencintai Ara? ada yang salah..."
"Kamu ga dewasa mencintai dia, gua yakin elu bakal bermain dulu dengan di-" kata hyung tapi langsung gua potong.
"Kan gua bakal berubah hyung!" tegur gua, ga terima.
"Berubah menjadi seseorang yang baru itu ga gampang, kook. Kamu bakal mencoba memaksa orang untuk mengerti kamu sebelum kamu menjadi dewasa dan mengerti orang..." jelas Tae hyung.
Gua cuma bisa ngelihatin betapa baik dan murninya hati laki-laki di depan gua. Gua slalu, akan, dan tetap bersyukur karena ada dia. Makasih emaknya Taehyung!
"Ara itu anak baek-baek, kook. Kalo elu nyakitin dia lagi, ga ngerti sih gua. Tapi tenang, kalo ada apa-apa, cerita ya!" kata dia sambil mengacak-acakin rambut gua.
"Dah, sekarang ke kantin skuy!" ajak Tae dan gua ikut sama dia ke kantin.
[ jaemin's pov ]
Tangan gua berkeringat, masih khawatir berat sama Ara. Tapi dia ga bolehin gua buat jaga dia, gua harus sekolah tapi gua tetep khawatir jadi ga fokus.
Pesan baru dari : ' mami kedua '
mami kedua
Jaemin, tolong nak.
bangsat, bodo amat lah.
Gua langsung lari dari kantin ke parkiran. Mata gua nangkap Jungkook yang ngeliatin gua lari, gatau dia ngapain tapi gua ga peduli. Cuma Ara yang penting.
- rumah Ara
"Tante! tan! tante!" teriak gua sambil gedor-gedor pintu rumahnya Ara.
Beberapa menit kemudian, mamanya Ara membuka pintu dan suruh gua cepet-cepet ke kamarnya Ara. Gua lari ke kamarnya Ara, hati gua panik.
Ara yang cuma terlentang, terlihat begitu damai di tempat tidurnya. Bibirnya pucat, badannya sedingin es. Dengan cepat, gua angkat dia dan bawa ke mobil dia.
"Jaemin kamu yang nyetir, tante ga bisa nyetir!" kata mamanya Ara sambil megangin Ara dari gua dan suruh gua ambil mobil.
- rumah sakit
Ara langsung gua gendong di punggung dan gua bawa lari ke UGD. Mamanya langsung minta bantuan dan syukur, ada satu dokter yang cepet bantuin nidurin Ara di kasur rumah sakit.
"Kenapa dia?" tanya dokternya, suster berdiri di sampingnya nyodorin stetoskopnya.
"Dia tiba-tiba jatuh di kamar, badannya dingin dan bibirnya pucat, dok..." jelas tante, yang udah nangis.
"Udah tan..." gua mengelus sosok wanita tua disebelah gua ini.
"Baik, saya tangani dulu. Sus, tolong tulis biodatanya. Ibu, tolong ikut suster Ayu ya.." jelas dokternya.
"Tante duduk disini aja dulu, nemenin Ara. Saya aja yang ngisi formulirnya.." dan mamanya Ara ngangguk, sebelum gua ikut susternya.
Gua duduk di depan resepsionis UGD, ngisi semua biodata tentang Ara. Setelah selesai, gua sama mamanya Ara dipanggil ke ruangan dokter yang tadi nanganin Ara.
Ara udah duduk disana sama mamanya, badannya masih keliatan lemes dan pucat. Gua langsung usap usap kepalanya, gua ngasi dia jaket denim gua biar jagain dia biar tetep hangat juga.
"Anak ibu akan saya rujuk ke dokter THT, agar bisa lebih jelas untuk ini..ini bu, suratnya. Nanti tinggal di berikan ke suster di dokter THT ya.." jelas dokternya.
Gua bilang makasih dan nuntun Ara keluar, ke ruangan THT. Kita bertiga duduk di ruangan dokter itu. Ara di periksa berbagai macam hal sebelum akhirnya duduk dengan kita, lagi.
"Ara, kamu terkena penyakit hiperventilasi. Itu penyakit yang membuatmu menjadi cepat bernapas, dan minimnya kamu menarik napas. Ini bisa disebabkan kalau kamu panik, stres, atau bisa juga karna trauma..." jelas dokternya.
"Bisa disembuhin kan dok?" tanya mamanya Ara.
"Bisa, kalau Ara mau ikut meditasi, atau semacam latihan sederhana dan yoga.." jelas dokternya, tersenyum ramah.
"Tapi, harus benar-benar di jaga. Bukan berarti kalo Ara sudah bisa bernapas lega tanpa hiperventilasi terus menerus, tidak ada pingsan, boleh memikirkan banyak hal. Jangan! itu sama aja membuat balik penyakitnya..." dokter melanjutkan penjelasannya.
"Atau, bisa juga kamu terkena vertigo. Keadaan dimana semua berputar, pernah?" tanya dokter.
"Cuma beberapa kali, dok." jawab Ara dengan suara yang kecil.
"Oh, untung. Jangan mikir banyak hal, jangan paksa dirinya untuk ngelakuin semua hal, bernapas pelan dan coba slalu tenang." jelas dokternya.
[ ara's pov ]
Gua cuma senyum ke dokter dan kita keluar, ambil obat dan blablabla, dan pulang.
Ketahuilah, ga selamanya aku kuat.
-----------------------🖇
🧞♀️voment pliss [ngemis banget duh]
🐾aduadu, jelek adu
KAMU SEDANG MEMBACA
berandalan ; jungkook ✔️
FanfictionBagaimana jika seorang berandalan jatuh cinta pada gadis yang pernah ia sakiti? ; 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑑𝑎ℎ 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑐𝑎𝑟𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑎𝑛𝑒ℎ. side notes ⚠️ ; mengandung kata nonbaku dan kasar. selamat membaca :)