Bab 6

21.9K 441 4
                                    

'Ting Tung !'

'Ting Tung !'

'Ting Tung !'

Tommy dan Azalia tersentak mendengar bel yang berbunyi berulang kali. Mereka saling menjauhkan diri seperti telah tersadar akan apa yang baru saja mereka perbuat. Bertatapan canggung seperti telah mengakui kesalahan fatal mereka masing-masing.

"Aku akan membuka pintu Dad." ucap Azalia sebelum berlari meninggalkan Tommy yang  terpejam frustrasi sambil mendekap dahinya sendiri.

Apa yang telah aku perbuat ??? Ini salah ! Tapi... Tak bisa memungkiri bahwa aku memang benar - benar menginginkannya.
Jika saja tadi bel tidak berbunyi pasti aku sudah...

Azalia berjalan cepat menuju pintu sambil merutuki dirinya sendiri.

Azalia... Kau bodoh !!! Bagaimana mungkin kau bisa bersikap sejalang itu kepada Ayah tirimu...?
Apa yang harus kulakukan saat berhadapan dengannya nanti ???
Tapi, sejujurnya aku memang tidak tahan melihat Daddy...

Dengan wajah yang kusut Azalia membuka pintu utama rumahnya.

Senyuman Azalia perlahan mengembang saat melihat siapa yang datang.

"Kakak Farel ? Mari masuklah..."
Tommy yang sudah mengganti pakaiannya keluar dari kamarnya untuk melihat siapa yang datang.
Rahang Tommy mengeras melihat Azalia yang terlihat sangat akrab dengan Farel.

"Selamat sore Om. Aku kesini untuk mengajak Azalia ke pasar malam yang baru dibuka di tengah kota."

Mata Azalia berbinar.

"Sungguh Kak ? Aku akan bersiap - si..."

"Tidak boleh !!!" Suara Tommy meninggi.

"Ta... Tapi Dad..."

"Sekali tidak ya tidak !?!!"

Azalia menunduk lesu karena bentakan dari Ayah tirinya.

Farel tersenyum pada Tommy.

"Aku sudah minta izin pada tante Wulan, Om."

Raut wajah Tommy seketika berubah menjadi tidak enak. Tommy pun berdehem lalu melunakkan suaranya.

"Maafkan Daddy, Azalia. Karena tidak baik jika wanita keluar dan pulang malam."

"Selama Azalia bersamaku tidak ada yang perlu di khawatirkan, Om..." Farel menyahut dengan sopan.

Tommy berdiri memaku di pintu melihat Azalia dan Farel pergi bersama dengan tertawa. Di tambah lagi Azalia yang memeluk Farel saat berboncengan motor membuat Tommy mengepalkan tangannya, kemudian masuk ke rumah dan membanting pintu.

Argh !
Apa yang terjadi padaku ??? Azalia dekat dengan siapa seharusnya itu bukanlah urusanku !!!
Tapi mengapa aku...?

Tommy mengacak rambutnya sendiri.


***


Hari sudah menunjukkan pukul 10.00pm. Azalia baru saja pulang selepas diantar oleh Farel.
Saat masuk ke rumah, Azalia celingak-celinguk melihat kesana-kemari, apa lagi kalau bukan mencari keberadaan Tommy.

Tumben Daddy tidak menungguku... ?
Mungkin Daddy sudah tidur.

Azalia berjalan menuju dapur untuk minum, ia mengernyit melihat pintu kamar orang tuanya terbuka dengan posisi lampunya yang masih menyala.

Apa Daddy belum tidur ? Lebih baik aku melihatnya.

Azalia pun tersenyum sambil berjalan perlahan mendekati kamar itu.

Senyuman kecil di bibirnya perlahan luntur melihat Wulan yang berdiri membelakanginya merangkul leher Tommy yang menyandar di lemari sambil berciuman mesra.

Tommy yang sedang berciuman dengan Wulan tak sengaja bertemu pandang dengan Azalia yang sedang berdiri dengan raut wajah memelas kemudian berbalik dan berlari.

Don't Say You Love Me, Daddy (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang