Miu mulai membaik setelah satu minggu. Ia sempat menghindari Syua, tetapi masih berusaha agar hubungan pertemanan mereka baik-baik saja. Senno sesekali muncul di kampusnya, tetapi dengan bantuan Syua dan Yuki, ia bisa menghindar. Walau kadang masih was-was, Miu sudah merasa lebih tenang dibanding beberapa hari sebelumnya.
"Masih ada kelas?" tanya Lucas ketika melihat Yuki keluar dari kelas sebelumnya bersama Miu dan Syua.
Yuki menggeleng. "Nggak. Mau nganter Miu pulang dulu."
Lucas mengangkat alisnya heran. Seingatnya, Senno sudah berada di depan kampus karena ia tadi melihat mobil Maserati hitam milik pria itu di area parkir.
"Kok?" Lucas menatap Yuki heran membuat Yuki menariknya agak menjauh dari Syua dan Miu.
"Miu lagi dikejar-kejar sama Omnya Syua. Lo tau kan, Susenno Aditaksa?" Yuki menatap Lucas dengan wajah serius.
Lucas memasang wajah kaget untuk sesaat, tetapi kemudian mengangguk.
"Nah, Om Senno itu kayaknya ada niat nggak baik sama Miu dari feelingnya kita-kita. Miu juga nggak terlalu nyaman sama dia. Akhir-akhir ini, dia juga sering nongol di kampus kita," oceh Yuki cepat. "Tadi lo liat mobil Audi putih nggak?"
"Nggak."
"Kalo lo liat mobil Audi putih, lo bilangin gue aja. Itu mobilnya Om Senno," ujar Yuki lagi. "Miu nggak mau ketemu dia. Masih takut."
Lucas terdiam beberapa saat dan mengangguk. Mobil Audi putih kan? Kalau ia tidak melihat mobil itu, ia tidak perlu memberitahu Yuki. Yah, artinya ia tak berbohong pada Yuki karena tidak ada Audi putih di parkiran. Ia tinggal memberitahu Senno supaya menggunakan Maserati hitamnya terus.
"Emangnya, Om Senno ngapain Miu?" tanya Lucas penasaran.
Yuki menghela napas. "Pokoknya sesuatu yang nggak bisa ditoleransi cewek-cewek. Semacam sexual harassment."
"Hah?" Lucas menatap Yuki dengan mata melotot kaget. "Tapi, Om Senno itu kan orang baik!"
"Tau dari mana dia baik?" balas Yuki tak suka.
Lucas kelabakan. Ia menggaruk tengkuknya sebelum menyahut berbohong, "yah, gue kan sering liat dia masuk di berita internet. Kayaknya baik kok."
"Alah, berita di internet bisa aja dilebih-lebihkan. Cuma Syua yang tau kelakuan minus Omnya gimana," ujar Yuki tak suka. "Lagian, nggak sadar umur juga kalo dia itu nggak sepantaran sama Miu."
Lucas menggaruk tengkuknya lagi. Ia bingung. Satria, kakak sepupunya jelas-jelas bersahabat dengan Senno, yang mana menjadi acuan bagi Lucas jika Senno adalah seorang pria baik-baik karena Satria adalah pria baik-baik. Orang baik berteman dengan orang baik. Rasanya, mustahil jika Senno begitu. Terlebih Lucas di posisi memihak Senno pada saat ini.
"Tapi, Om Senno nggak setua itu kan? Paling tiga puluh?"
"Bedanya sepuluh tahun tau, Cas! Lo aja mau apa nggak sama cewek beda segitu?"
Lucas menyeringai bodoh. Kebingungan mau berkata apa, ia akhirnya hanya bisa menyetujui dengan perasaan bersalah pada Senno.
"Iya sih. Ketuaan juga buat Miunya," kata Lucas pelan.
"Kan! Lo aja bisa bilang gitu, gimana nanti orang-orang yang liat? Bisa-bisa dikira simpanan Om-Om si Miu." Yuki melirik Miu dan Syua yang nampak sudah menunggunya. "Kalo gitu, gue balik duluan ya sama mereka. Lo masih ada kelas kan?"
Lucas mengangguk. "Mau pulang? Naik apa? Perasaan lo nggak bawa mobil."
Yuki mengiyakan. "Mobil gue parkir di belakang sekarang. Takut ketemu sama Om Senno. Miu sama Syua kan ikut gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Chérie
General FictionFull Chapter on Karyakarsa! Link on bio. Ma Chérie {France} (n) honey Hidup di lingkungan orang kaya itu susah, tahu. Setidaknya, itu yang Miu rasakan. Ia bisa saja ditindas oleh orang kaya di Universitas Garuda Emas kalau saja Syua dan Yuki bukan s...