"Om Senno apa-apaan!"
Teriakan Syua di pagi menjelang siang itu membuat Senno mengerjap dan bangun dari tidurnya. Pria itu beranjak bangkit dari tempat tidurnya sambil menguap santai. Sementara di sisinya, ada Miu yang tertidur pulas seperti bayi. Tak jauh dari ranjangnya, ada bra warna hitam yang dibiarkan jatuh begitu saja. Pastinya, itu milik Miu karena Senno tidak pakai bra. Pria itu hanya mengenakan celana boxernya saja, tanpa kaus atau apapun yang lainnya. Tentu saja hal itu membuat Syua panik setengah mati.
"Om ngapain Miu sih?" Syua memukul Senno keras dengan jengkel. "Kenapa pake di bawa ke kamar Om?"
Senno meregangkan tubuhnya, mengusap bagian tubuhnya yang dipukul Syua dan melirik Miu sekilas.
"Ya kamu sih, kenapa semalem nggak ditemenin ke dapur. Jadinya, Om bawa ke sini kan," balas Senno asal membuat Syua makin geram setengah mati.
"Om, yang serius! Om nggak apa-apain dia kan?" tanya Syua harap-harap cemas.
Senno sekali lagi melirik Miu yang mulai membuka matanya perlahan. Mungkin karena keributan yang dibuat Syua. Gadis itu tidur nyenyak semalam, bahkan sama sekali tidak bisa terbangun ketika Senno meraba tubuhnya.
"Yah, cuma digrepe dikit. Abisnya anaknya keburu tidur," ujar Senno enteng sambil tersenyum menatap Miu yang membuka matanya. Gadis itu menampakan ekspresi bingungnya yang mirip bayi. "Good morning, baby."
Miu mengerjap sesaat dengan bingung sembari mendudukan tubuhnya di ranjang, menatap Syua yang berdiri di samping ranjang dan Yuki yang lebih memilih bermain aman dengan berdiri di dekat pintu serta Senno yang satu ranjang dengannya. Seketika, Miu terjengkang, hampir jatuh terbanting ketika menyadari Senno berada di ranjang yang sama dengannya. Pria itu bahkan setengah telanjang. Untungnya Senno punya refleks yang baik dan juga tidak mau membiarkan Miu terbanting ke lantai yang keras, ia menangkap tubuh gadis itu hingga membuat tubuh mereka bertubrukan.
"Jangan grasak-grusuk, masih pagi," tegur Senno lembut yang malah membuat Miu salah tingkah.
Miu mendorongnya menjauh, mencoba melebarkan jarak di antara mereka. Ia melirik Syua sekilas, memeluk tubuhnya sebagai refleks untuk perlindungan diri dan menyadari satu hal. Mana branya? Miu kontan semakin melebarkan jaraknya dari Senno sambil mencoba menutup dadanya.
"Bra kamu saya lepas," kata Senno santai. "Nggak bagus tidur pake bra ketat gitu. Lagian, saya udah pegang kok. Buat apa ditutupi."
"Anjir," pekik Yuki kaget mendengar ucapan Senno tetapi buru-buru menutup mulutnya ketika pria itu melirik ke arahnya untuk sesaat.
Miu menatap Senno dan Syua bergantian dengan wajah kebingungan. Syua menghela napas panjang, mendelik marah pada Senno dan menarik Miu agar ia berdiri.
"Syua," bisik Miu seolah meminta penjelasan.
Syua menggeleng pelan, menarik napas dalam-dalam dan menyembunyikan Miu di balik tubuhnya. Ia kembali menatap Senno galak.
"Sekali lagi, Om kurang ajar sama Miu, aku laporin sama Papi!" ancamnya sambil beranjak pergi.
Namun, Syua salah perhitungan. Harusnya ia membiarkan Miu berjalan lebih dulu supaya Senno tak bisa menariknya. Pria itu menarik Miu ke pangkuannya, dengan kurang ajarnya mengecup bibir gadis dua puluhan itu menggoda.
"You need to start a day with sex, but seems your body not ready yet baby." Senno menyeringai membuat Miu menatapnya kaget. "But it's okay, morning kiss is good too."
"Om Senno!"
❣❣❣
"Anjir sih, Om lo itu," ujar Yuki sambil menggeleng tak habis pikir. "Gue tau dia emang nyebelin dan jahat, tapi ini udah kelewatan tau nggak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ma Chérie
General FictionFull Chapter on Karyakarsa! Link on bio. Ma Chérie {France} (n) honey Hidup di lingkungan orang kaya itu susah, tahu. Setidaknya, itu yang Miu rasakan. Ia bisa saja ditindas oleh orang kaya di Universitas Garuda Emas kalau saja Syua dan Yuki bukan s...