06 : Pingsan

3.1K 451 77
                                        

Jam istirahat berbunyi, semua orang berlomba-lomba untuk keluar dari kelas.

Kecuali sang ketos. Ia masih menenggelaman kepalanya diatas lipatan tangan. Nampak tak bergairah sama sekali.

Yohan yang berada disampingnya dibikin bingung, pasalnya Dongpyo itu cerewet. Kalau tiba-tiba menjadi diam seperti ini pasti ada apa-apa.

Setelah berpikir sejenak, Yohan menyenggol-nyenggol lengan Dongpyo dengan lengannya.

"Pyo? Lo kenapa deh lemes banget keliatannya."

Dongpyo hanya menggelengkan kepalanya. "Serius. Lo kenapa? Lo sakit? Gue izinin ya?" ucap Yohan.

Mau ngga mau Dongpyo mengangkat kepalanya dan menatap kearah sahabatnya.

"Gue ngga papa kok. Sana deh mending lo kekantin." Dongpyo mendorong-dorong tubuh Yohan agar segera pergi dari sini.

"Ayo kekantin sama lo."

Dongpyo mendengus. "Ngga mau ish!"

Tapi Yohan tetaplah Yohan, ia akan terus memaksa kalau belum dituruti. Ia menarik tangan Dongpyo untuk berdiri.

"Ayo! Nanti lo sakit kalo ngga makan."

"Tadi pagi gue udah makan, Han."

Ingin sekali rasanya Yohan menggetok kepala Dongpyo pakai buku tebalnya. Jelas-jelas itu pagi dan sekarang sudah menjelang siang.

Tanpa babibu, Yohan menyeret-nyeret Dongpyo untuk kekantin.


[B e r a n d a l]

Di koridor, terlihat banyak orang melingkar dilapangan. Entah melihat siapa.

Yohan mengernyitkan alisnya. "Itu ada apaan deh dilapangan? Rame amat."

Dongpyo yang memang sedang malas ngomong, cuma diam tanpa menanggapi.

Ia masih memikirkan kejadian tadi pagi di ujung koridor bersama Seungwoo. Lalu ia menghukumnya untuk berdiri di tengah lapangan hingga bel pulang sekolah berbunyi.

Dan reflex Dongpyo langsung teringat dan berlari secepat mungkin ke arah lapangan meninggalkan Yohan yang sibuk bertanya-tanya. Ketika Dongpyo sudah lumayan jauh, baru lah Yohan sadar dan ikut mengejar Dongpyo ke arah lapangan.

Dongpyo menyelip-nyelip demi bisa masuk kebarisan paling depan, dengan keringat yang sudah mengucur dipelepisnya.

Karena ia belum makan dan ia mempunyai riwayat penyakit maagh. Makanya Dongpyo sedikit lemas.

Sudah berhasil berdiri dibarisan depan. Dongpyo mengangakan mulutnya, disana ada Seungwoo yang sedang berdiri dengan tegak sembari hormat ke tiang bendera.

Posisinya ini, Dongpyo ada dibarisan depan tepat dihadapan Seungwoo walaupun jaraknya tak terlalu dekat.

Dongpyo tidak percaya kalau si berandal itu menyanggupi hukumannya, ia kira Seungwoo akan mengabaikan hukuman darinya. Mengingat Dongpyo mengasih hukuman karena terbawa emosi pagi tadi.

Didepan sana, Seungwoo tersenyum kearahnya, membuat Dongpyo sedikit merasa bersalah.

Cuaca yang panas dan kumpulan orang-orang yang melingkar tanpa tujuan yang jelas membuat Dongpyo sesak nafas dan pusing.

Pandangannya berubah menjadi hitam, saat itu juga Dongpyo pingsan, Seungwoo reflex berlari menghampirinya.

"BUBAR LO SEMUA, NGAPAIN PADA DISINI?!" teriak Seungwoo dengan emosi yanh menggebu.

Berandal | SeungpyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang